Di saat hujan

776 80 6
                                    

Siang hari ini suasana begitu damai diiringi suara hujan. Waktu yang tepat untuk sejenak merehatkan tubuh dan pikiran. Mungkin Yeonjun akan memilih tidur untuk mengembalikan tenaganya yang cukup terkuras untuk menghadapi ketiga anaknya.

Yeonjun merasa setelah berkeluarga dan memiliki anak, dirinya tak memiliki cukup banyak waktu senggang saat siang, meskipun sudah ada 2 orang yang membantunya, Mbak Lia dan Mbak Yuna. Saat malam hari pun tak jauh berbeda, jam tidurnya akan terganggu saat sang suami menagih jatah, ia terpaksa harus tetap terjaga. Belum lagi kalau salah satu dari ketiga anaknya sakit, atau bahkan ketiganya sedang sakit. Yeonjun harus berbesar hati melambaikan tangan pada hal yang biasa di sebut 'tidur'.

"Sayang? Ayo tidur di kamar aja." Ujar sang suami sembari mengusap lembut surainya. Saat ini mereka sedang berada di ruang tengah, dan posisi Yeonjun sedang menyandarkan kepala ke bahu sang suami sembari memeluk bantal.

"Aku males banget mau jalan ke kamar." Ujarnya sambil menguap hingga kedua matanya berair, mengantuk sekali.

"Ya udah, sini aku gendong." Yeonjun langsung mengalungkan kedua tangannya ke leher kokoh sang suami dan kembali menyandarkan kepala ke dada bidang favoritnya.

"Anak-anak beneran tidur gak nih?" Tanya Soobin saat berjalan melewati kamar ketiga anaknya.

"Kayanya sih beneran tidur, soalnya anteng banget." Yeonjun mantap mengatakan hal ini karena jika ketiga anaknya tidak tidur, suara gaduh ketiganya akan tetap terdengar dari luar kamar.

"Si Abang sama Ningning beneran tidur kan? Nanti malah main hujan-hujanan di luar." Yeonjun menggelengkan kepalanya.

"Abang sama Ningning tuh bilang ke aku kalau mau nyusul si adek tidur, kalau mereka main hujan-hujanan pun suaranya bakal kedengeran." Soobin mengangguki perkataan istrinya dan kembali melangkahkan kaki. Saat sedang hujan seperti ini memang cocok sekali untuk bermesraan dengan sang istri.

















"Mami..." lirih Taehyun, perlahan ia bangun dengan rambut yang mencuat-cuat lucu. Kedua mata bulatnya dengan teliti mengamati penjuru kamar, tak menemukam keberadaan kedua saudaranya.

"Abang? Ningning?" Panggilnya sembari mengucek kedua matanya. Rasa gatal dan panas di sekujur tubuhnya membuatnya menggembungkan pipi, hendak menangis.

"Gatal..." isakan lirih tersebut akhirnya lolos, dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, ia menuruni tempat tidur dan berjalan keluar dengan langkah sempoyongan.

"Mami..." panggilnya dengan cukup keras, saat ini ia sudah berdiri di samping tangga sembari menatap ke bawah barangkali Mami atau Papinya lewat.

"Adek? Kok udah bangun tidur?" Tanya Mbak Yuna yang kebetulan lewat, ia menyipitkan kedua matanya demi memastikan bahwa wajah Taehyun memang memerah.

"Adek sakit ya?" Balita itu menggelengkan kepala sembari memegang railing tangga, hendak turun sepertinya.

"Mami kemana?" Tanya Taehyun dengan suara bergetar, membuat sang lawan bicara yang berdiri di bawah tangga yakin jika ada sesuatu.

"Mami sama Papi di kamar, dek. Adek mau kemana?" Tanpa menjawab, Taehyun langsung berlari menuju kamar kedua orang tuanya, membuat Mbak Yuna semakin bingung.

Cleck!

"Mami... Papi..." Kepala bulat tersebut menyembul dari balik pintu, saat dilihat kedua orang tuanya tengah tertidur, Taehyun berjalan masuk dan menaiki tempat tidur.

"Mami..." lirihnya sambil menahan isakan, kedua tangan mungilnya berusaha menggoyang-goyangkan lengan sang Mami agar segera terbangun.

"Adek? Kenapa sayang." Yeonjun sempat terjingkat kaget saat membuka mata, wajah bulat sang anak berada tepat didepan mata.

Keluarga Bapak Soobin [2nd Book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang