3. Perubahan

12.8K 515 9
                                    

"Tante, Ririn koma." Kata Ian.

"Ko..Koma?!"

"Kok bisa koma kak?" tanya Dimas.

"Ririn kehabisan nafas. Tadi dia tenggelam kan Dim?" tanya Ian ke Dimas.

"Iya kak." Jawab Dimas lesu.

"Apa? Tenggelam?? Kok bisa dia tenggelam? Ian! Kamu nggak jagain Ririn kan?! Kenapa sampe bisa Ririn tenggelam?!" tanya Bunda.

"Tante, ini bukan salah Kak Ian. Ini murni salahku. Tadi-"

"Tadi kita bertiga lagi main bareng, terus Ririn kepleset jatuh ke sungai tan. Pas itu Ian lagi pergi ke warung, tinggal Dimas sama Ririn. Dimas nggak tahu kalo Ririn nggak bisa berenang, makanya Dimas nggak langsung nolongin Ririn." jelas Ian.

"Kamu ini sudah berapa lama sih Dim temenan sama Ririn?? Masa sampe hal kecil gini aja kamu nggak tahu sih?? Udahlah, mulai besok, kalian berdua nggak boleh main lagi sama Ririn." kata Bunda tegas.

"Kita nggak boleh main lagi tante? Tapi tan-"

"Nggak ada tapi-tapian Dim. Ini karena kelalaian kamu, Ian. Dan juga kecerobohan kamu, Dimas. Tante nggak ijinin kalian berdua main sama Ririn lagi. Untung Ririn cuma koma, coba kalo Ririn titik, apa kalian mau ganti nyawa Ririn pake nyawa kalian?"

"Maafin kami tante. Kalo itu mau tante, ya gapapa. Kita nggak bakalan main lagi sama Ririn, tan." Ucap Ian.

"Yaudah, bagus kalo kamu sadar,Ian."

"Kami pamit ya tante. Ayo, Dim. Kita pulang." ajak Ian.

***

3 hari kemudian.

"Nd.. Nda.. Bun?"

"Ririn?! Kamu sudah sadar nak? Tunggu bentar, bunda panggilin perawat dulu ya."

Ririn telah koma selama 3 hari. Dia sadar tepat jam 4 pagi. Yang menjaganya selama ia di rumah sakit hanya bundanya.

"Diperiksa dulu ya dek.: Kata mbak perawat.

Ririn hanya menganggukkan kepala. Anggukannya lemas. Hingga tak terlihat seperti ia mengangguk. Setelah beberapa menit ia diperiksa, dia ingin kembali tidur. Selang oksigen masih terpasang di hidungnya.

"Ririn mau apa? Laper nggak? Haus?" tanya Bunda.

"Minum, bun." pinta Ririn. Bundanya segera mengambilkan minuman untuk Ririn.

"Ayah mana bun?"

"Ayah? Nggak tahu. Bunda kan udah nggak sama ayah."

"Berarti ayah jadi diambil sama tante itu?"

"Iya nak. Bunda kan udah pisah sama ayah, jadi bunda bakalan jarang ketemu kamu."

"Maksud bunda?"

"Kamu bakalan tinggal sama ayah, sama Tante Fita juga."

"Nggak mau bun! Aku nggak mau tinggal sama mereka."

"Jangan teriak-teriak dulu. Kamu belom pulih banget," bunda mengingatkan. "Kenapa emang Ririn nggak mau tinggal sama ayah?"

"Ririn nggak mau Ririn punya dua bunda. Ririn maunya cuma punya satu bunda sama satu ayah. Ririn malu bun kalo Ririn punya bunda dua." kata Ririn polos.

"Ya gimana lagi Rin? Tapi, Ririn nggak usah sedih. Kalo Ririn mau Ririn boleh kok tinggal sama Bunda."

Ririn hanya mengangguk. "Bun," panggil Ririn.

"Iya sayang. Kenapa?" tanya bunda

"Ririn kenapa ada di rumah sakit?"

"Ririn nggak inget apa-apa emangnya?"

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang