"Cakra, rencana buat rute rombongan nanti dari arah mana ke mana?"
"Rencana rombongan nanti dikondisikan dahulu di pintu masuk antara area shop dan snackbar. Lalu mulai turun satu persatu ke loket VIP dan langsung diarahkan menuju ke wisata komplek bangunan bersejarah dunia di mega land. Dari situ setelah selesai nanti bisa langsung masuk lewat pintu loket selanjutnya untuk ke destinasi kedua menikmati wisata alam di dairy zoo. Selesai berkeliling, rombongan akan mengikuti jalur exit naik ke atas yang mengarah langsung ke shop dan snackbar untuk belanja oleh-oleh."
Mr.Hafka yang berdiri di samping Cakra saat ini terlihat mengangguk setuju dengan penjelasannya mengenai rencana rute perjalanan rombongan wisatawan. Mengingat hari ini proyek pembangunan mega land sudah 100% jadi, maka tim divisi tourism lebih dulu turun di lokasi wisata untuk bersiap dan menunggu karyawan lain yang akan ikut melakukan trial tour bersama.
Cakra tidak hanya bersama Mr.Hafka, ia ditemani Lunar yang siap siaga di belakangnya membawa notebook kecil serta sebuah kamera di tangan. Perempuan itu sedari tadi mengecek notifikasi di ponselnya dan melirik cemas ke arah loket VIP.
"David sama yang lainnya mana sih? Lama banget. Bisa-bisanya Bos Besar dibuat nunggu!"
Untungnya kecemasan itu tak berlangsung lama. Karena beberapa detik setelah Lunar mengumpat dalam hati, muncul sosok David di loket masuk VIP dengan seragam Dairy Tour-nya, yang entah bagaimana bisa membuat laki-laki itu terlihat sangat mempesona dalam balutan seragam kerja seperti itu.
David diikuti oleh beberapa karyawan dari divisi lain di belakangnya. Beberapa karyawan perempuan terlihat saling berebut untuk bisa berjalan beriringan di samping David. Itu merupakan hal biasa yang Lunar lihat selama hampir satu tahun bekerja di sana. David memang termasuk karyawan paling tampan di Dairy Village. Lunar mengakuinya.
"Mr.Hafka, Pak Cakra, David penanggung jawab Tour Guide bersama temen-temen karyawan divisi lain sudah siap. Kita bisa langsung mulai trial tour-nya sekarang."
Lunar melangkah maju menginterupsi obrolan dari kedua atasannya itu. Mr.Hafka terlihat tersenyum dan mengangguk setuju pada Lunar, sementara Cakra memberi kode pada David dan rombongannya agar mempercepat langkah mereka karena Bos Besar sudah cukup lama menunggu sedari tadi.
Siang menjelang sore yang cukup terik itu divisi tourism benar-benar dibuat kehabisan tenaga melakukan trial tour yang diawasi langsung oleh Mr.Hafka. Sebuah persiapan mengingat akhir bulan juni sudah memasuki musim liburan serta Dairy Village yang sudah mulai menerima rombongan wisatawan dengan sistem Tour Guide, atau dengan kata lain menggunakan jasa edukasi keliling dari si tampan David.
⁘
"Besok udah mulai full shift, sayang?"
"Iya nih, Buk. Kurang lebih dua mingguan aku masuk terus karena udah musim liburan."
Jumat pagi merupakan hari libur terakhir Lunar sebelum perempuan itu mulai pertempurannya dengan banyaknya wisatawan yang datang berkali-kali lipat dari hari biasanya.
Saat ini Lunar tengah bersantai di ruang tamu, duduk selonjoran di ubin lantai yang dingin ketika Ibuk menghampirinya membawakan sekaleng susu beruang dingin dari dalam kulkas.
"Makasih, Buk."
Ibuk mengangguk sekilas, lalu mulai sibuk sendiri dengan setumpuk kardus kemasan di pangkuannya. Tumpukan itu sendiri terlihat tidak membuat Ibuk kesusahan sama sekali, yang padahal perutnya sudah cukup berukuran besar.
Kesibukan dari Ibuk lantas mengganggu perhatian Lunar. Ia menoleh menatap memelas pada ibunya.
"Buk, masih terima jasa lipat kardus? Mau sampai kapan deh, Buk. Adek udah mau lahir loh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialog Bulan (HIATUS)
Fanfiction(KINDLY TO READ MESIN PENENUN HUJAN FIRST!) Janu, see you in another chance. And i want you to know, that i have fallin in love with you with all of my heart. -Lunar She love me, she said. But she left. -Janu Ini mungkin adalah kisah mereka kembal...