Bukan Kamu Lagi, Melainkan Orang Lain.

25 8 15
                                    

"Udah siapin 180 tiketnya? Dibagi dua kloter nanti ya, gak langsung sekali bagi."

"Oh, berarti rombongannya dibagi dua kelompok?"

"Iya, dua kloter nanti, masing-masing dipegang TO beda orang."

"Siap, Mbak Lunar!"

Lunar pun tersenyum sembari mengacungkan jempolnya pada Ajeng, petugas penjaga loket di area wisata Megaland. Selesai Lunar mengecek kesiapan tiket untuk rombongan wisatawan dari Jogja, ia bergegas menghubungi David menggunakan Handy Talkie yang saat ini sudah bersiap di pintu depan.

"David masuk. Tiket di semua loket sudah siap ya. Rombongan kloter satu bisa masuk dulu, sambil jalan, nanti rombongan kloter dua aku handle di belakang kalian."

Lalu terdengar suara David menjawab tak lama kemudian. "Siap, Mbak Lunar. Rombongan kloter satu masuk sekarang. Loket Dairyzoo be ready!"

Lunar tersenyum puas mendengarnya. Buru-buru ia melangkah melewati jalur exit untuk langsung menuju ke area shop, bermaksud menemui TO dari rombongan kloter dua.

Dalam langkahnya melewati jalur exit, Lunar bisa melihat rombongan kloter satu yang sudah mendapat tiket masuk masing-masing dan mulai melangkah menuju ke area wisata pertama di megaland dan dipandu oleh David di barisan paling depan.

Kini, giliran Lunar yang akan memandu rombongan kloter dua yang sudah mulai berdatangan dari arah parkir depan. Lunar meraih pengeras suara mini di meja informasi yang berada tepat di sampingnya. Sembari menunggu seluruh rombongan berkumpul, Lunar mulai menyapa dan menyambut mereka, juga mengarahkan para rombongan agar berdiri merapat di titik kumpul yang sudah disiapkan.

"Selamat pagi temen-temen Muda Mudi Hebat dari Jogja! Udah siap buat berkeliling santai di Dairy Village?"

Mendengar kalimat dari Lunar, sontak seluruh rombongan yang kini hampir semuanya telah berkumpul di lokasi serentak menjawab Siap! Bersama-sama.

"Mantap! Habis ini kita masuk ke loket satu persatu buat ambil tiketnya. Temen-temen semua santai aja jalannya ya, jangan saling dorong karena semua pasti dapet! Tiket masuk jangan sampai hilang karena di akhir kunjungan nanti bisa kalian tukarkan voucher-nya sama sebotol susu di tempat penukaran khusus nanti di akhir rute tour."

Lunar mulai memberikan penjelasan awal mengenai tiket masuk wisata dan voucher ketika dirasa rombongan kloter dua benar-benar sudah berkumpul seluruhnya di hadapannya.

"Oh ya, Kakak TO-nya mana nih, Kakak TO?"

Perempuan itu lantas memanggil Tour Operator dari rombongan kloter dua untuk membantunya mengondisikan rombongan selama nanti memasuki loket satu persatu.

"Siap! Di sini, Mbak!"

Sebuah suara menyahut dari arah belakang kerumunan rombongan wisatawan. Laki-laki tinggi dengan rambut sedikit panjang yang ditata rapi bergaya coma hair berlari menghampiri Lunar dengan tergesa-gesa.

Begitu ia sudah berdiri tepat di hadapan Lunar, segera suara siulan mulai bersahutan serta terdengar rengekan manja dari para perempuan dalam rombongan yang memuji ketampanan Tour Operator mereka.

Benar, TO tampan di hadapan Lunar saat ini adalah Janu.

Janu Danuarta yang dikenalnya setahun lalu ketika masih tinggal di kota Yogyakarta.

Janu Danuarta yang pernah Lunar tinggalkan bersama dengan sepucuk surat dan semangkuk nasi olahan.

Janu Danuarta yang dua kali menyelamatkan nyawanya dan sempat menyatakan perasaan sukanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dialog Bulan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang