CSR🍁 01

8 14 5
                                    


                                               🍁🍁

Pagi itu, matahari bersinar cerah. Angin berkesiur menarikan dedaunan sebagaimana mestinya. Suasana pagi tetap dingin seperti seharusnya.

Lena yang masih setia tertidur itu, terusik ketika cahaya matahari menyinari indra penglihatannya.

matanya menyipit.

bi Asri yang membuka gorden, berbalik menatap Nona kecilnya sembari tersenyum.

ia melangkah kearah Lena,

“non, bangun yuk, mandi terus sarapan”.

“hoaamm!” Lena mengangguk, lalu menuju ke-WC.

Lena yang segar bugar itu sedang menuruni tangga.

gadis kecil itu memakai bando pita berwarna merah muda, membuatnya terlihat cute.

melihat kedatangan Lena, bi Asri menyiapkan piring untuk sarapan.

semenjak kepergian ayah dan bundanya, Lena sarapan bersama bi Asri dan kang tarto, rasanya kurang jika ia makan sendirian.

ia bersyukur, masih ada bi Asri dan kang tarto yang menemaninya.

“ini non, bibi buatin sayur kangkung tumis kesukaan non Lena” ucap bi Asri sembari menuangkan sayur kangkung tumis itu ke piring Lena.

Lena tersenyum tipis, sudah lama ia tak makan sayur kesukaannya itu, karena bundanya yang biasa membuatkannya sayur kangkung tumis setiap hari.

kini Lena sedang duduk di ayunan teras depan rumah.

Minggu pagi ini, Reyna tampak bosan karena tak melakukan apa-apa, PR-nya pun sudah selesai semua.

“Acalamualaikum Lena!”.

tiba-tiba suara cempreng itu mengagetkan Lena yang sedang melamun.

ia mendongak, ternyata dia Rayyan.

Lena tak menjawab salam dari Rayyan.

“ck, kamu ini, kalo aku calam dijawab dong, nanti berdoca tauu.” kata Rayyan.

Rayyan membuang nafas kasar.

“yaudah, kita main yuk,” ajak Rayyan “aku dolongin sini” lanjutnya.

Rayyan kini tepat dibelakang Lena, ia mendorong pelan Lena yang berada di ayunan.

ayunan itu sedikit cepat seiring dorongan Rayyan, Lena tersenyum.

namun tak dilihat oleh Rayyan.

selesai bermain, Lena turun dari ayunan lalu mendekat kearah Rayyan.

gadis kecil itu tersenyum.

“telima kaci.”  ucap Lena lirih.

“cama-cama”.

                                               🍁🍁

di sebuah tempat bernuansa putih itu, terdapat Lena dan dua sosok lelaki dan wanita.

Lena mengerutkan keningnya.

lelaki dan wanita itu berjarak agak jauh didepannya.

Lena celingak-celinguk melihat keberadaan tempat itu.

ia bingung, ia tak tahu ini dimana, dan kenapa ia cuman seorang diri disini, kemana bi Asri dan kang tarto?.

namun, suara seseorang yang memanggilnya membuatnya terdiam.

“Lena sayang?”.

Lena mematung, tangannya mulai mendingin.

suara itu terasa familiar ditelinganya, bening kaca mulai menumpuk di bola matanya.

Cinta Suci Reyna!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang