Sungguh abad terakhir dari masa kehidupan dunia dengan planet yang penuh kehidupannya di bumi. Berawal dari cita-cita untuk tumbuh menjadi orang yang sukses dengan ilmu pengetahuannya. Amanda berupaya untuk terus belajar hingga akhirnya lulus di universitas impiannya di Belanda. Seperti yang diketahui, berpergian sendirian mengarungi banyak negara membutuhkan perlindungan yang baik. Amanda berhasil mengikuti program beasiswa hingga akhirnya sekarang menetap di Belanda.
Seperti bintang dilangit yang menyembunyikan pesona aslinya kemudian dikiaskan sebagai satu cahaya kecil. Amsterdan University College adalah pilihan Amanda untuk membuat hari-harinya berlangsung lebih bahagia. Amanda memilih jurusan social sciences untuk memiliki sedikit lebih banyak peran bagi lingkungan sekitarnya. Setelah mendapat izin oleh kedua orang tua yang merupakan faktor penghambat paling diseganinya. Kesibukan sebagai seorang mahasiswa menuntut Amanda untuk terus mencapai program dan akademisi kelasnya. Tentunya pelajaran tentang jalanan kota Amsterdam juga semua pola kehidupan sehari-hari.
"Amanda, ada meeting sepulang dari kelas mampir ke club mahasiswa Indonesia ya". Kata Budi memanggil Amanda tidak jauh dari tempat Amanda berlari di jalan.
"Eh, Budi. Pertengahan semester nih, meeting tentang apa ? Saya buru-buru menyusul waktu". Jawab Amanda terkejut kemudian berhenti tersentak dengan panggilan Budi.
"Datang saja, biar lebih mudah kuliahnya nanti". Jawab Budi melambaikan tangan tersenyum tetapi tidak bisa menyusul Amanda.
"Baik, terima kasih". Ujar Amanda kepada Budi sembari melambaikan tangan kemudian Amanda melanjutkan perjalanannya ke kelas.
Beberapa hari setelah turunnya salju di kota Amsterdam ini membuat Amanda bermalas-malasan untuk bertemu orang sekitarnya. Kali ini ia tidak sengaja menemui Budi yang datang untuk belanja sebelum pulang ke asrama kampus. Sapaan Budi tentu mengejutkan karena mereka juga baru berkenalan satu sama lain di dalam club mahasiswa Indonesia itu. Seolah terlalu menuntut untuk menghadapi keadaan, Amanda masih kesal dengan dinginnya salju yang turun hingga membuat badannya sakit disekujur tubuhnya.
"Apa di sini ada yang jualan koyo, seharusnya ada nih di supermarket". Gumamnya sendiri sembari berjalan cepat.
Tepat waktu ketika Amanda sampai di kelasnya. Professor belum berada di kelas namun seluruh ruangan sudah di isi oleh banyak pelajar. Hari ini seluruh mata kuliah diusung dengan tatanan komunikasi yang fakta secara berkelompok. Waktu yang ditentukan untuk menempuh mata kuliah berakhir sesuai yang di jadwalkan. Hari senin di negara lain menuntut Amanda pergi membawa diri bersama yang lain untuk terus belajar bahasa asing di sebuah tempat kursus di sana.
Kelas itu dibubarkan, semua murid di kelas itu membereskan barang-barang mereka untuk di bawa kembali seperti sedia kala. Amanda melihat ponselnya mendapati waktu dan sebuah pesan dari club mahasiswa Indonesia. Sebuah tangga besar dari gedung milik kampus yang dijejaki Amanda dituruninya setelah selesai dengan berbagai kegiatan di sana. Bangunan di sana begitu transparan, terbuat seolah-olah gelas kaca atau tembok yang di isi dengan aksesoris tertentu.
Ada beberapa hal yang terlintas bila nama kota tua ini disebutkan. Tidak lama sebelum Amanda memutuskan untuk datang ke Amsterdam. Sebuah iklan secara international diluncurkan oleh dewan kota Belanda. Bunyi iklan itu juga tak kalah membuat jantung semua orang siap berdegup kencang. Isi iklan itu adalah tentang "Stay Away to Turist". Makna besar iklan itu adalah untuk menuntaskan masalah seksual bebas begitu juga dengan narkoba yang marak terjadi di Belanda karena dunia malam dari club-club besar di sana. Iklan tersebut kemudian diperluas dengan kampanye digital internet yang menargetkan pria berusia 18 tahun hingga 35 tahun yang berasal dari Inggris.
Penawaran yang lebih hebat dalam kampanye iklan tersebut juga tak kalah mengejutkannya. Menyoroti risiko yang terkait dengan penggunaan obat-obatan terlarang, minuman keras akibat pesta bujang orang-orang inggris di hotel murah atau pub crawl Amsterdam. Beberapa video kerap di ambil dari jalan atau foto dengan pantauan polisi langsung di tempat. Beberapa istilah negatif lainnya juga ditawarkan oleh agen perjalanan inggris di akhir pecan dengan kapal pesiar kanal, minuman keras tak terbatas, malam 'steak and strip' dan penjelajah pub distrik lampu merah yang dapat ditemukan dengan harga murah bagi orang inggris.
Hampir satu dekade musim di kota Amsterdam, inisiatif resmi dilakukan oleh walikota Amsterdam untuk mengundang mitra dari London yaitu Boris Johnson. Saat pertemuan itu diliput media kemudian dapat kami sebagai warga untuk mengantisipasi keadaan kota tua itu. Digital komunikasi berita di channel swasta dengan situs resmi kota menyuguhkan liputan inisiatif resmi itu. Walikota Amsterdam bicara tentang kota itu sebagai kota kotor dan dapat dilihat dengan pandangan mata yang nyata. Sikap orang-orang inggris yang datang kemudian melakukan semua sesuka mereka.
"Mereka tidak mengenakan mantel saat mereka melakukan penghormatan untuk budaya 'slalom' melalui distrik lampu merah. Mereka bernyanyi 'Kamu tidak akan berjalan sendiri'. Pakaian mereka seperti kelinci atau pendeta dan terkadang tidak berpakaian sama sekali. Saya ingin mengundang dia untuk menyaksikannya". Kata Walikota Amsterdam Eberhard van der Laan di berita media digital internet kota.
"Mereka mungkin datang untuk rumput liar tetapi mereka tetap sebagai Van Gogh". Ujar Joachim Helms yang ikut dalam siaran berita sebagai pemilik kedai kopi Greenhouse, kepada tim BBC.
Walikota Amsterdam mengangguk kepada seorang wanita. Kemudian melanjutkan siaran berita tersebut di channel BBC. Tidak begitu mudah untuk dapat menghargai sebuah karya apalagi dengan harga mahal. Tentu sebuah penghormatan bagi orang-orang yang memahaminya."Warga Amsterdam adalah lapisan sosial dan ekonomi dengan alas an bahwa upaya untuk mengecualikan usia dan jenis kelamin mereka melanggar prinsip kebebasan, toleransi, dan kesetaraan yang dibanggakan Amsterdam". Pungkas walikota distrik lampu merah itu dengan jelas.
Jalanan kota Amsterdam dirundung dengan jubah merah yang menyisakan rahasia jejak kaki serigala. Ini berarti kenyataan akan mulai muncul ke permukaan yang mungkin akan terjadi bagi siapa saja. Hal inilah yang memicu para dewan dan distrik untuk berbicara. Terlebih Amsterdam merupakan salah satu kota yang paling banyak dikunjungi di dunia. Tapi over pariwisata sedang menguji toleransi penduduk setempat dan telah memaksa dewan untuk bertindak.
Keinginan untuk datang ke toko kopi dibatalkan Amanda setelah melihat beberapa hal tentang channel berita. Amanda menghubungi Karina dari ponselnya. Ia ingat ajakan Budi untuk datang ke club mahasiswa Indonesia untuk diskusi seputar kehidupan kampus.
"Hai Karina, kamu lagi dimana ?". Tanya Amanda ditelpon berbicara dengan nada ramah serta malu-malu.
"Hai Amanda, aku sedang di luar gedung kampus mau balik ke asrama". Kata Karina terdengar tergesa-gesa.
"Kamu mau ngak ikut ke diskusi club mahasiswa Indonesia hari ini ?". Ujar Amanda serius dan cepat.
"Aku lihat sih informasinya di grub, kalau gitu kita kesana yuk. Kamu lagi dimana?". Jawab Karina dengan nafas agak tenang namun perlahan kemudian setuju dengan ajakan Amanda.
"Kamu lagi dimana nih, kok kayak kecapekan gitu sih". Tanya Amanda penasaran dengan kondisi Karina.
"Aku baru dari kelas terus keperpustakaan untuk daftar anggota. Benar-benar kota yang luas". Kata Karina cepat berintonasi terbuka dengan kegiatannya.
"Hati-hati di jalan ya. Kita ketemu di depan taman". Jawab Amanda lirih.
"Terimakasih, Amanda". Jawab Karina singkat.
Kemegahan kota tua Amsterdam dengan arsitektur bangunan yang indah siap untuk dikunjungi Amanda. Cara yang lebih baik mulai dipelajari untuk mengungkap isi hati penduduk kota payung raja sejawat yang dicintai banyak orang walau hanya sebatas keriuhan kota itu. Amanda mengambil inisiatif pula mengikuti langkah kota tersebut. Berdamai dengan hal yang lebih dekat untuk menerima sesuatu yang lebih baik. Bertemu dengan teman yang berasal dari Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
49 ANDROMEDAE
Teen FictionSelamat datang di kota dengan penduduk paling bahagia sedunia.