Masih cerita kejadian menegangkan dikantor Jeno
Jeno melirik pintu lebih tepatnya kearah sang istri berseder di daun pintu dengan tangan bersedekap dada
Seperti menonton pertunjukan yang seru.
Mata Jeno sudah ngasih kode ke sang Istri biar sudahi saja drama ini, Jeno muak. Tapi liat, wajah Renjun sungguh tidak enak sekali dilihat —meski tetap manis mempesona— bertanda dia masih ingin melihat drama sialan ini yang bahkan Jeno sudah jijik.
"Pak Abdi, ahh ayok remas tetek ku"
Fuck!
Nia meremas sendiri payudara bak balon itu, mau Jeno remas kuat-kuat biar pecah sekalian. Kesel
"Yasudah, maju sini" Jeno menutup laptop dan menyingkirkan benda itu kesamping biar tidak menghalangi sekretaris genit itu untuk maju
Nia senang, pasti! Nia maju, semakin maju. Dengan cepat Jeno berdiri kesamping dan.....
Brakk
Nia tersungkur kedepan sedikit lagi dia jatoh kebawah dengan posisi kepala lebih dulu
"Maaf Nia, ada tamu. Silahkan masuk Tuan Juna yang terhormat"
Renjun bertepuk tangan sebagai apresiasi untuk suaminya yang sangat hebat dalam berekting "ekting kamu hebat ya, mas" bisik Renjun
Muka Jeno masam, ia balas berbisik "itu menjijikan, sayang" itu berhasil mengundang kekehan jahil dari Renjun
"Eh mbak, boleh berdiri dulu gak? Itu celana dalam pink-nya kelihatan silau" ujar Renjun sambil membantu berdiri sekretaris genit suaminya itu.
"Ekhem, ma-makasih pak"
Biarkan saja dia berkerja disini, dilihat dari kerjanya semingguan ini memang bagus dan memuaskan, sayang untuk di buang. Lagian jarang sekali ada yang berkemampuan bekerja seperti itu, meski minus akhlak
Sekretaris baru Jeno itu juga belum tau kalau Jeno sudah nikah, sebaiknya jangan kasih tau, sampai mana dia sanggup buat menggoda Jeno, atau dengan kejadian tadi dia berhenti?
"Kamu tau aku tadi tertekan banget, tapi malah nyuruh lanjutin" Jeno merengut
"Hahaha, yasudah sini aku kasih nenen" Renjun menaikan baju kaosnya hingga atas dada, terlihat nipel pink menggoda punya Renjun
Hap
Bukan di tangkap, tapi mulut Jeno secepat kilat melahap puting menggoda itu dan yang satunya dimainkan
"Liat, siapa yang tadi katanya gak suka nyusu karena bukan bayi?" Renjun mencubit hidung bangir Jeno
"Awk mas, iya iya gak aku godain lagi masnya, jangan di gigit lagi ya?"
Jeno mengangguk lalu beralih ke puting sebelahnya. Dan kue beserta kopi susu dingin tadi sudah tergeletak tak dihiraukan diatas meja, biarkan nanti saja Jeno melahap kue itu, sekarang saatnya melahap nipel menggoda istrinya, mumpung di kasih cuma-cuma tak perlu banyak rayuan dan rengekan
__________
Jadwal Jaemin sudah tidak ada lagi untuk hari ini tapi saat tiba dirumah, Renjun tidak ada padahal sudah jam 3 sore, apa Renjun sedang rapat atau banyak tugas yang harus diperiksa? Atau Renjun perlu di jemput? Lebih baik telpon saja
"Hallo sayang, kamu masih disekolah?"
"Aku di kantor mas Abdi, mas. Mas kesini aja"
"Nanti deh mas mau mandi dulu, sekalian langsung jemput kamu, ogah di kantor lama-lama, sumpek"
Terdengar kekehan dari sebrang sana "mas Abdi lagi nyusu nih, yakin mas Raka gak mau gabung? Untung mas Abdi dong sendirian gak perlu bagi-bagi"
Abdi bangsat!
"Otw sayang, suruh Abdi berhenti sampai aku datang"
Tut
Telpon di matikan sepihak oleh Jaemin, Jaemin langsung otw ke kantor Jeno.
Renjun mendorong kepala Jeno menjauh bikin Jeno merengut "dengerkan apa kata mas Raka tadi?"
"Tapi kan, kan—"
"Gausah tapi-tapi dulu mas, nyusu sama kopi aja sekalian makan kuenya. Lagian mas sudah nenen dari tadi"
Jeno menghela nafas kasar "huh, yasudahlah"
Renjun mengecup bibir Jeno "jangan cemberut terus, mas makin lucu. Jadi uke aja mas"
Jeno mendelik tajam, apa-apaan itu jadi uke?
•
•
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKUEL: Gemes-Gemes Galak (NoRenMin)
Short StoryLanjutkan cerita Gemes-Gemes Galak (✓) Lee Jeno : Abdi Darmawangsa Na Jaemin : Raka Pamungkas Huang Renjun : Juna Wilantara Mereka menikah seusai Jeno naik jabatan menjadi CEO sedangkan Jaemin lulus S2 dan menjadi dokter bedah Lalu...