Menjelang seminggu Regal diculik diam-diam, tidak ada tanda atau pengumuman apapun tentang penghuni di sini yang kehilangan kucingnya. Bagus, berarti Regal beneran cat from nowhere.
Perihal ini, Gavin telah memberitahu Maminya. Meski tidak suka hewan peliharaan, tapi sepertinya terlalu berlebihan jika menyuarakan pendapatnya pada Gavin yang bahkan tinggal terpisah dengan mereka. Apalagi saat melihat potret imut perdana Regal, hati Mami berdesir. Lantas sesederhana itu, Mami jadi lebih excited akan mahkluk berbulu yang tinggal di kondominium putranya.
Sabtu sore kali ini, Gavin melanjutkan kegiatannya dengan tenang. Ia sudah mendapatkan pekerjaan. Walau gajinya gak lebih banyak dari uang jajan yang dikasih Papi per bulan, tapi Puji Tuhan bisa beliin Regal sebungkus Royal Canin dan Indomie untuk dirinya sendiri.
"Miao~" merasa bosan dan terabaikan oleh Gavin yang tengah asik menonton The Little Mermaid sambil tengkurap di atas kasur, Regal meringkuk anggun dengan punggung pemuda itu berada di bawahnya.
"Sebenernya gue tuh lagi kecewa, dek." Si surai coklat membuka sesi curhat. Menutup laptopnya tiba-tiba, sementara netranya menatap Regal lamat.
"Huft, kalo gak bisa menjanjikan sesuatu, seharusnya gak usah ngeluarin kata-kata itu dari awal." Gavin menghela napas, wajahnya pahit, persis seperti manusia yang sedang dikhianati.
Entah pembicaraan ini mau dibawa kemana, sekarang tubuh Gavin berguling dan membawa Regal ke atas perutnya.
"GUE GAK BISA DIGINIIN, RE!" Ujarnya frustasi.
Regal melonjak ke depan akibat guncangan tangan Gyuvin yang tengah memeluk tubuhnya.
Mungkin merasakan emosi yang terpancar dari tuannya, ia mengusak kepalanya dengan lembut pada bagian yang paling bisa dijangkau, leher.
"Sh——ahh! Jangan ngajak gue desah dulu, dong."
"Gue kan jadi makin kecewa, ternyata Happy Meal yang kita order barusan gak bisa bikin konsumennya jadi se-happy itu. Mana sekarang akhir bulan, lagi." Gavin menghela napas untuk yang kesekian.
"Agaknya mereka kurang kreatif ngasih nama, nggak kayak gue. Iya, kan, Regal?" Kekehan kecil keluar dari bibir tebalnya. Tengil.
Tubuh atletis itu menyamankan posisi, lantas mendekap peliharaannya terlampau erat seolah mahkluk kecil itu akan hilang. Regal sih tidak berontak, tapi yang jelas, rengekan kencang terdengar di telinga Si Pelaku. Setelahnya, Regal berangsur lebih kalem tatkala dekapan Gavin mengendur, dan hidungnya mengendus kuat feromon (bau khas) yang ada pada pipi dan lehernya.
Kenapa feromon kucing sememabukkan ini? Kenapa dirinya baru tau selama 18 tahun hidup? Gavin menjauhkan hidungnya, digantikan dengan jari-jari besar yang menggelitiki pipi serta leher milik Regal.
Pada kucing, feromon berfungsi sebagai hormon perkawinan, penanda teritori, dan pertanda kepemilikan. Jadi saat ini Regal menyeret cakarnya ke bahu Gavin yang dilapisi kaos putih sambil menggaruk, memastikan feromonnya akan tersisip pada permukaan tersebut demi menunjukkan kepemilikan dan juga untuk mengusir kucing lain yang mungkin akan gatel pada tuannya.
Yah, tentu saja, nggak ada yang boleh dibelikan Royal Canin dan Happy Meals selain Regal!
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BITES || Kim Gyuvin × Ricky
FanfictionGawat! Gavin menemukan 𝘣𝘰𝘺 𝘧𝘳𝘰𝘮 𝘯𝘰𝘸𝘩𝘦𝘳𝘦 dirumahnya, tanpa busana pula! Dunia betulan sudah gila rupanya. Gavin harus bagaimana dengan laki-laki yang bahkan tak bisa berjalan dengan benar itu? • 귭맄 / 심콩즈 • #1 in shimkongz 01/29/24 #1 in...