04

2.6K 315 101
                                    

Alooo~! Maaf ya aku telat upㅠㅠ baru bangun pingsan akibat gebrakan gopub gyuicky disetiap konten *akdnwskadf JK

Okee, sebagai gantinya, besok pagi aku up lagi^^

Oh iyyaa, makasii banyak untuk yang added Love Bites to your reading list! Selain rajin up dan mengucapkan banyak terima kasih, aku gak tau lagi harus apaaaㅠㅠ sayang banget sm kaliann♡

Also, votes n comments are really appreciated! Aku suka banget like or reply komennyaa.
Kalau gitu, selamat membaca part 4!!

________ ________

Sepertinya Gavin benar-benar harus mencari tahu penyebab kucingnya dapat berubah wujud. Apakah Regal siluman kucing? Atau skinwalker? Ah, tapi gak mungkin! Regal itu terlalu cantik dan imut.

Huft, ini semua terlalu gak masuk akal bagi Gavin. Fakta bahwa Regal hanya bisa mengeong sambil terus menjilat tangan dalam wujud manusianya saja sudah aneh.

Regal ... tidak berbahaya, kan?

Gavin terus memperhatikan sosok manis yang sedang duduk menyamping di atas sofa. Ia tidak berbohong jika Regal dalam wujud manusia (Ekhm, Gavin memang harus mengakui bahwa manusia ini merupakan Regalnya, kan?) berkali-kali lipat jauh lebih cantik dan manis. Wajahnya seperti dipahat saat Tuhan sedang tersenyum, surai putihnya yang halus itu panjang hingga menyentuh telinga, serta kulit putih bersih itu benar-benar mencerminkan bayi baru lahir yang polos tanpa dosa.

Gavin menelan ludah. Ia mengalihkan pandangannya pada ponsel yang menampilkan berita cuaca hari ini, 21 derajat celcius. Tunggu, tapi kenapa badannya terasa sepanas ini? Jangan bilang karena pikiran sialannya yang sempat membayangkan——

Bruk. Gavin oleng karena buru-buru turun dari meja dapur, tempatnya memerhatikan Regal dari jauh, ia berlari masuk ke dalam kamar.

"Meow!"

Persetan. Regal tidak mungkin mengerti cara membuka kenop pintu.

Soalnya Gavin malu kalau ia sampai dilihat si manis saat tengah berguling kesana-kemari diatas kasur sambil menutup wajahnya dengan bantal begini. Ditambah fakta memalukan, penyebab dari tingkah anehnya, yaitu karena memikirkan betapa manis bibir dan jemari pink itu ia gantikan untuk dijilati, pun kulit polosnya yang mengundang diberi noda.

Regal masih terus bersuara di balik pintu.

Jantungnya bergemuruh. Lantas dengan agak kencang, ia memukul kepalanya dengan bantal. Gak boleh, Regal itu patut dilindungi dan dicintai. Kalau seperti ini, bagaimana caranya Regal betah tinggal bersama Gavin yang punya pikiran mesum dan sifat pedofil? Regal kucingnya itu berusia sekitar lima bulan——ya walau dalam wujud manusia sih, sepertinya gak beda jauh dengan Gavin. Ah, tapi tetep gak boleh! Gavin gak boleh seperti ini lagi.

Gavin menyayangi Regal, dengan sangat. Katakanlah posesif, tapi demi apapun, ia gak mau Regalnya disayang maupun disakiti dengan manusia lain di luar sana. Regal kan sedari awal hanya milik Gavin. Maka ia akan membuatnya akan terus seperti itu. Sampai kapanpun.

Ia bahkan telah jatuh saat tenggelam dalam binar menggemaskan dan semua tentang Regal yang dapat menggetarkan hati.

Gavin menyukai Regal dalam bentuk apapun, seburuk apapun, dan selama apapun. Gavin hanya ingin Regalnya terus berada di sisi.

"Kecil?" Akhirnya, Gavin membuka pintu.

"Miao! Miao!"

Manusia yang saat jadi kucing ia sebut kecil itu lagi-lagi mengesot dengan mata berair sayu.

LOVE BITES || Kim Gyuvin × RickyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang