Dayyan memacu kecepatan mobilnya lumayan tinggi guna menyusul sang ayah yang telah lebih dulu meninggalkan nya.
Di dalam mobil dayyan memutar sebuah lagu. Dia memang menyukai musik namun tidak berniat untuk menjadi seorang musisi. Niatnya adalah menolong orang agar semua bisa bahagia.
Sikapnya yang terkesan dingin dan masa bodoh membuat siapapun enggan menjalin hubungan bahkan hanya sebatas pertemanan tapi itu bukan apa apa bagi dayyan dia memilih tidak memiliki teman dari pada memiliki teman namun munafik, dia cukup trauma saat dirinya masih bersekolah dasar seseorang yang dia anggap teman tega mencelakai nya.
Sekitar tiga puluh menit dayyan berkendara akhirnya dirinya sampai pada mansion mewah bergaya klasik minimalis dengan tembok tinggi menjulang di area gerbang utama.
Dayyan membunyikan klakson tak lama pintu gerbang terbuka dengan sendirinya.
Dayyan melajukan mobilnya perlahan dan seorang penjaga memberi hormat padanya.
Saat tiba tepat di depan pintu utama dayyan turun dan menyerahkan alih mobilnya pada penjaga yang berjaga di depan pintu utama.
Dayyan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu di lihatnya sang ayah tengah duduk bersama ibu dan adiknya Khalid.
"Assalamualaikum" ucap dayyan pada semua orang ketiganya menjawab dengan serempak.
Dayyan mencium tangan kedua orang tuanya dan beralih pada Khalid yang mencium tangan dayyan.
"Langsung saja, ada apa ayah menyuruhku pulang disaat jam kerjaku"tanya dayyan tanpa basa basi.
"Bisakah kamu duduk dulu, apa kamu tidak lelah sayang"tanya sang bunda.
Dayyan duduk menuruti kata sang ibu.
"Jadi ada apa"tanya dayyan kembali
Tiba tiba seorang gadis cantik dan modis keluar dari arah dapur dengan membawa cangkir berisi teh hangat. Dayyan menatapnya sekilas lalu kembali menunduk karena pakaian yang sedikit terbuka.
"Kenapa ada dia disini"tanya dayyan.
"Apa ayah yang merencanakan semua ini, kalau benar maaf saya menolak"ucap dayyan tuan Rahman menghela nafas dengan cara apalagi dirinya membujuk sang putra sulung.
Khalid hanya diam, dia tau kalau kakaknya sama kerasnya dengan mendiang sang kakek.
"Sayang, kami tidak ada maksud untuk itu, dia kemari karena orang tuanya menitipkannya disini karena kedua orang tuanya sedang dalam perjalanan bisnis"jelas sang ibu.
"Kenapa harus disini? Rumahku bukan tempat penitipan"tanya dayyan.
"Mas, aku hanya beberapa hari saja disini, aku juga tidak akan mengganggumu "ujar gadis tersebut.
"Benar nak, Kania hanya beberapa hari disini"kini tuan Rahman yang angkat bicara.
"Terserah ayah, intinya aku tidak mau dia tinggal disini, saya permisi assalamualaikum" dayyan pergi meninggalkan ke empat orang tersebut.
Gadis tersebut merengut kesal.dalam hatinya dia berniat untuk membuat dayyan bertekuk lutut padanya.
"Khalid cepat susul kakakmu"ujar nyonya Rahman.
"Inilah yang bunda takutkan"ujar nyonya Rahman dia ingat betul ketika dayyan menghilang untuk waktu yang cukup lama karena keinginannya tak dituruti, alhasil sang ibu sakit dan kabar tersebut sampai pada telinga dayyan dan akhirnya dirinya memutuskan untuk pulang menemui sang ibu.
"Tante, aku akan berusaha membujuk mas dayyan untuk pulang"ujar gadis tersebut.
Nyonya Rahman nampak diam saja tidak menolak juga tidak mengiyakan. Nyonya Rahman berjalan menaiki tangga dan menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ketulusan dan keikhlasan
RandomBisakah aku melupakanmu, aku tau perasaan ini salah. Aku juga tau bahwa diriku sangat tidak pantas untuk bersama mu. Benar kata orang cinta itu harus merelakan bukan memaksakan.