cp 06

16 5 0
                                    

Dayyan tak mengetahui kalau rizam mendengar ucapannya. Akhirnya setelah bertegur sapa dengan rizam Dayyan bergegas untuk pergi karna tidak ingin menggangu Reyhan yang sedang menunggui sang istri.

************

Keesokan harinya seperti biasa dayyan selalu menangani pasien pasiennya termasuk mengecek kondisi Mia.

Karna hari ini jadwalnya tidak terlalu padat Dayyan memutuskan untuk berjalan jalan di taman rumah sakit, sesekali dia menyapa pasien lain yang sedang berjemur atau hanya sekedar melepas jenuh karna terus menerus berada di ruangan.

Ekspresi datar selalu menghiasi wajah tampan  berkulit putih pucat tersebut.setelah cukup berjalan jalan Dayyan duduk di sebuah kursi sambil dirinya meminum air putih yang sedari tadi dia bawa.

Baru saja dirinya menenggak air putih tersebut dirinya di kejutkan dengan suara adik sepupunya yaitu rizam.

"Mas!!" Teriakan rizam membuat beberapa orang pasien beserta para keluarga pasien yang kebetulan berada di taman rumah sakit tersebut menoleh.

"Uhukk"dayyan tersedak air yang di minumnya membuat rizam berlari kecil dan menepuk punggungnya.

"Mas, mas gak papa kan"tanya rizam sembari menepuk nepuk punggungnya.

Dayyan menoleh sambil mengangkat sebelah alisnya dan berujar.

"Kenapa kau berteriak, ini rumah sakit bukan hutan"rizam hanya cengengesan mendengar teguran dayyan.

"Mas sedang apa disini, biasanya mas kan sibuk"tanya rizam.

"Jadwal mas sedikit hari ini, jadi mas bisa santai sebentar"

"Tapi nanti paman nyariin"

"Tidak ayah tau kalau hari ini jadwalku sedikit, jadi tidak apa apa"

"Mas, aku mau tanya sesuatu boleh"dayyan menatap Rizam heran biasanya sepupunya ini tidak pernah meminta izin darinya.

"Apa memang?"

"Mas pernah tidak menyukai seseorang"dayyan diam. Dia tidak tau harus menjawab apa pada adiknya.

"Untuk apa kau bertanya seperti itu"

"Aku hanya penasaran, karna selama ini mas hanya sibuk di rumah sakit"

"Entahlah, mas bingung"

"Kenapa? Apa yang membuat mas bingung"rizam terus bertanya pada dayyan.

"Coba kamu bayangkan, jika wanita yang kamu cintai kini telah menjadi milik orang lain, apa yang ingin kamu lakukan, merebutnya apa mengikhlaskan nya?"

Rizam tau arah pembicaraan sepupunya.

"Menurutku aku akan mengikhlaskan"ujar rizam.

Dayyan diam, dirinya masih mencerna ucapan adik sepupunya ini.

"Kau mungkin bilang akan mengikhlaskan nya tapi kenyataannya hatimu berat tuk melakukannya"ungkap Dayyan sambil tersenyum miris.

"Mas tau bukan kalau cinta itu tak harus memiliki"Balas rizam.

"Ya Allah adikku ini sudah dewasa ternyata"ucap dayyan sambil mengusak Surai rizam.

"Ih.. mas jangan begini rusak kan rambut adek"rizam menyisir rambutnya yang sedikit panjang dengan menggunakan jari jarinya.

"Hahaha, sepertinya mas harus tarik ucapan mas kalau kamu itu sudah dewasa"

"Kalau begitu, mas masuk dulu , mas harus kontrol pasien dulu"pamit dayyan.

"Ingat mas, cinta itu merelakan bukan memaksakan " dayyan tak menjawab dia hanya memberi acungan jempol pada rizam.

"Jujur aku kasihan padamu mas, semoga kelak kau di berikan pendamping hidup yang terbaik oleh Allah"ungkap rizam. Netranya sudah berkaca kaca memandang kepergian dayyan.

ketulusan dan keikhlasan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang