VOTE AND KOMEN
JANGAN BACA DOANGDita menggigit bibirnya cemas.
Sudah hampir 2 Jam Tristan mengurung diri di kamar.
"Ck, ngapain si dia"Tak tahan menunggu, Dita akhirnya memilih menerobos masuk ke kamar dengan perasaan kesal. Namun sebuah pemandangan membuatnya tercengang.
Dilihatnya suaminya itu kini tengah memeluk tubuhnya sendiri dibilik lemari sambil mengigit jemarinya.
'I-tu... beneran Tristan?'"Bubu? Itu kamu?" Tanya Dita lembut namun yang ia terima justru brontakan kesal dari suaminya yang kini menutup pintu lemarinya.
'Jadi masih tristan?!'
Ternyata kepribadian Tristan bisa ngambek juga.
Dita yang merasa bersalah akhirnya menghela nafas tak tega dan memilih menghampirinya."Tristan..."
Dita membuka pintu lemari perlahan.Dan betapa terkejutnya Dita saat melihat tristan yang tengah terisak dalam keadaan menunduk.
'Dia... nangis?! Tristan? Tristan nangis'Dita menghela nafasnya pelan dan menarik suaminya keluar.
"Heii , kenapa nangis?" Tanya Dita lembut sambil mengelus surainya.Tristan hanya diam menunduk seperti anak kecil, lalu satu detik setelahnya menubruk tubuh Dita cepat dan memeluk nya erat.
"Lo nyuruh gue pergi? setelah gue mati-matian buat dia bertahan untuk gak bunuh diri?"
Entah kenapa, perasaan ngilu menyerang Dita saat itu juga.
"Kenapa orang-orang segitu jahatnya sama gue? Kenapa kalian segitu bencinya sama gue? Cuma lo yang gue punya"
"Cuma lo ,satu-satunya yang gue punya di masa sulit gue, lo satu-satunya yang kasih gue cinta sebanyak yang lo bisa, disaat semuanya terasa mati buat gue!"
"Kenapa untuk ngerasain bahagia sedikit aja gue gak bisa? Kenapa untuk hidup bahagia sama lo aja gue gak bisa?"
Air mata dita luruh saat itu juga, tatapan penuh sakit tristan seakan menggambarkan betapa pahitnya perjalanan suaminya.
"Tristan..." Lirih Dita pelan
"Iya" Jawab Tristan lebih lembut dari sebelumnya
"Semenyakitkan ini... yang kamu alamin?"
Tristan terdiam cukup lama setelahnya kembali memeluk Dita dan bersembunyi diceruk lehernya.
"Lo gak perlu tau seberat apa, lo cuma perlu disini, disisi gue, selamanya. Itu udah cukup buat gue"*****
Dita memandang lesu kearah tristan yang kini tengah sibuk berkutat didapurnya.
'Bubu kapan balik si' Batinnya