Prolog

2 3 0
                                    

Aroma darah menyeruak memasuki indra penciuman, ruang sempit dan gelap ini dibanjiri orang-orang yang hampir tewas bahkan beberapa diantara mereka sudah tewas. 
Puluhan agensi terluka parah, terkapar tanpa daya upaya, seolah mengucap kata adalah hal yang susah.

Rasa gugup dan gemetaran yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, jantung yang berdetak dengan begitu hebat, masih bisa kah terselamatkan nyawa puluhan agensi itu?

Meski banyak hal yang memicu untuk mundur tetapi dengan perlahan dan terselip rasa takut, dia tetap maju melangkah menusuri ruang ini. Nihil! Sepertinya bukan di kamar ini pelakunya.

Kenta Kavindra menatap nanar ruangan ini, dan meyakinkan hatinya mereka akan menang. Dengan kekuatan telinganya yang dapat menangkap suara dari kejauhan meski suara itu hanya dentingan jarum, dia yakin gadisnya dalam bahaya.

DOR! AKH! 
DEG! Blos! Rasanya jantung Kenta berhenti berdetak, bahkan saat ini ia tengah memegangi dadanya! Sebisa mungkin dia menguatkan hatinya dan segera berlari menuju ruangan gadisnya.

"Ottawa!" Teriak Kenta mendapati gadisnya tertembak lengan

Kini Kenta berhadapan dengan orang yang dicarinya, niatnya untuk menyerang tempat ini menciut, seakan nyalinya bersembunyi di bulu kuduknya

Haruskah Kenta menghadapinya? Puluhan agensi saja sudah terluka parah ulahnya, adakah celah Kenta untuk mengalahkannya?

SRET! Mata Kenta melirik ke kiri dan ke kanan, dia mendengar suara anak panah dilayangkan, jujur saja dia takut panah itu menusuknya, siapa lagi yang akan melenyapkan tempat ini jika dia menjadi mangsa orang yang dihadapannya.

AKH! Teriak orang yang dihadapannya. Kenta terlonjak kaget ketika melihat laki-laki bertopeng itu tertusuk anak panah tepat didadanya.

"Ottawa kemarilah!" Teriak Kenta menyadarkan gadisnya yang masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat.
Ottawa yang berada di samping laki-laki bertopeng itu segera berlari sekencang-kencangnya menuju Kenta.

SRET! SRET! SRET! Puluhan anak panah menusuk laki-laki bertopeng tersebut.
Lampu merah menyala menghiasi ruangan tersebut, tanda darurat berdering memekakkan telinga. 

Zombie-zombie berdatangan dari arah belakang manusia bertopeng, siap menyerang Kenta.

Kenta melihat tingkat bahaya yang semakin tajam segera menduplikat drum air, mengangkatnya dan melempar drum air ke arah zombie-zombie.

Drum-drum air yang dilempar Kenta mampu menghalangi beberapa zombie. Namun jumlah zombie yang banyak membuat Kenta kewalahan.

Tap! Tap!

"Berhati-hatilah aku mendengar langkah kaki dari arah belakang" Bisik Kenta pada Ottawa

TAP! TAP! Derap langkah terdengar semakin dekat ke arah mereka. Spontan Kenta dan Ottawa menoleh ke belakang dan terlonjak kaget ketika mendapati Yuta berada di sini.

"Yuta kau di sini?"

"Shutt! Tidak begitu banyak waktu" Lafal Yuta

"Kenta duplikat lah sebanyak-banyaknya, aku akan memperbesar ukuran drum-drum ini, setelahnya Ottawa dapat melempar drum-drum ini ke mereka" Jelas Yuta yang baru saja sampai

"Lengan Ottawa tertembak" Ungkap Kenta

Yuta menutup mulutnya ketika melihat lengan Ottawa yang berlumuran darah, ketakutan itu kembali menyerang hatinya, apakah nasibnya akan sama dengan puluhan agensi yang berada di sini?

"Bukankah kita tidak punya banyak waktu? Lakukanlah! Aku masih bisa mengangkat benda-benda berat" Lafal Ottawa

"Kau yakin?" Tanya Kenta yang dibalas anggukan oleh Ottawa

Kenta segera menduplikat drum-drum tersebut dan dengan cepat Yuta memperbesar ukuran drum tersebut.

Puluhan drum berukuran besar menghantam para zombie tanpa terkecuali.

Kini hanya manusia bertopeng yang tersisa dengan puluhan anak panah yang melekat pada tubuhnya. 

Ottawa mengangkat drum yang paling besar dan berjalan ke arah manusia bertopeng.

BRUK! Drum itu menghantam manusia bertopeng bersamaan dengan jatuhnya Ottawa ke lantai.

"Ottawa!" Teriak Kenta dan Yuta bersamaan

2K (Kenta-Kento) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang