PROLOG
Sore ini hujan turun begitu deras membasahi seluruh ibu kota, termasuk SMA Alexa. Di tengah-tengah derasnya hujan, ada seorang gadis yang dengan sengaja berdiam diri membiarkan tubuhnya diguyur oleh hujan. Gadis dengan name tag Princessa Aqila itu sudah basah sepenuhnya, dia masih lengkap dengan seragam sekolahnya.
Cessa berdiri sendirian di depan gerbang SMA Alexa, tangannya terangkat menadah tetes demi tetes air yang jatuh kebumi. Tak terasa, sudah hampir satu jam Cessa diterpa oleh hujan. Bukan tanpa alasan gadis itu melakukannya, hal itu terjadi karena Cessa ingin menormalisirkan dirinya. Lebih tepatnya, perasaan.
Cessa kembali teringat dengan kejadian yang baru saja menimpanya di sekolah hari ini, kenangan yang menyakitkan.
"Kamu nampar aku Lang?" Kata Cessa seraya memegang pipinya yang masih memanas karena ulah seseorang.
"Itu buat Lo karena udah berani nuduh Zara yang enggak-enggak," sahut cowok bermata Elang seperti namanya, Erlangga Kresno Senopati yang biasa di panggil Elang.
Cessa tersenyum getir. "Jadi karena dia kamu nampar aku Lang?"
"Sebenarnya disini yang tunangan kamu itu siapa Erlanga? Aku atau Zara?" Cessa menyebut nama perempuan yang dibela oleh tunangannya sendiri.
"Ga usah pura-pura lupa Cessa, kita tunangan karena terpaksa," balas Erlangga menohok.
"Lang?" Cessa tidak menyangka bahwa Erlangga begitu kejam padanya.
"Satu hal yang perlu Lo ingat, gue ga akan pernah anggap Lo tunangan Cessa."
Gue ga akan pernah anggap Lo tunangan Cessa.
Bahkan sampai saat ini Kalimat itu masih bersarang di benak Cessa. Dia selalu terbayang-bayang dengan perkataan Erlangga, sangat susah untuk tidak memikirkannya.
Bersamaan dengan jatuhnya hujan, saat itu pula Cessa meneteskan air matanya untuk yang kesekian kalinya. Hari ini mungkin semesta sedang tidak berpihak padanya, tapi hari ini juga semesta tahu apa yang dia rasa. Mungkin itu sebabnya langit murka, ikut menangis bersamanya.
Cessa, hujan dan luka.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA: Hurt To Love
Teen Fiction"Kamu nampar aku Lang?" Cessa memegang pipinya yang baru saja di tampar oleh tunangannya. "Sebenarnya disini yang tunangan kamu itu siapa Erlangga? Aku atau Zara?" "Ga usah pura-pura lupa Cessa, kita tunangan karena terpaksa," balas Erlangga menoho...
