Tolong.Fourth terlalu excited sekaligus overthinking sampai semalam ia tidak bisa tidur. Waktu malam ia habiskan untuk membaca komik homo bajakan dengan bahasa Inggris yang Fourth paham-paham sedikit, rekomendasi dari teman kampus. Setiap halamannya membikin Fourth mengerutkan kening heran. Hampir semua berisi adegan pergulatan panas, atau hukuman dari 'si seme' karena sudah membuatnya cemburu. Fourth menebak-nebak rupa author-nya. Apakah seorang lelaki nerd yang jago menggambar, atau fujoshi dibawah umur.
Sudah dua hari terlewat, lusa telah datang. Hari ini Gemini akan membawanya ke Bandung untuk bertemu ibu dan ayah Fourth sebelum liburan ke tempat-tempat indah yang Fourth tidak pernah datangi.
Tidak ada pagi yang dinantikan kecuali pagi ini. Fourth terbangun dengan cahaya mentari yang mencuat dari gorden putih kamar. Sedangkan Gemini disampingnya masih terlelap damai dengan posisi tengkurap. Ada suara dengkuran halus dari bibir tipis itu. Ah ternyata Fourth bangun kepagian, bahkan alarm di ponsel masih ada satu jam lagi sebelum berbunyi.
Fourth mengecek chat di ponselnya, dan seketika senyumnya hilang saat membaca pesan dari Allan. Cowok itu berkata tidak jadi ikut karena ibu dari ayah Pakin meninggal tadi malam.
Akhirnya jadwal berangkat dimundurin, Gemini dan Fourth menyempatkan diri mereka bertemu sang kakek untuk terakhir kali. Fourth mengingat saat pria tujuh puluh tahun lebih itu bercerita tentang kehidupannya saat kecil, penuh dengan kesenangan dengan hal-hal sederhana meskipun tanpa teknologi canggih seperti gadget. Fourth, Allan, Pakin, Dan Gemini selalu suka mendengarkan saat beliau sudah bercerita dengan tenang, seperti dongeng dikala mau tidur.
Tanpa seorang pun sadari Fourth menitihkan setitik air matanya. Meskipun dirinya lelaki, namun Fourth mengakui bahwa dirinya sensitif soal perasaan.
Sampai jumpa, Kek. Beristirahatlah dengan tenang.
"Hati-hati. Kabarin kalo udah sampe." Kata Pakin.
"Jangan lupa bawa oleh-oleh, hehe." Cengir Ford dengan nada bercandanya.
"Iya entar gue bawain. Makasih ya. Gue pergi dulu." Fourth memeluk Ford lalu bergantian Pakin.
"Semoga direstuin, Gem." Kata Pakin dengan nada bercanda namun ekspresi wajah serius saat ia bertos akrab dengan Gemini.
"Wkwkwk doain aja." Gemini tertawa pelan, namun dalam hati ia berharap sangat.
Mobil hitam itu perlahan melaju meninggalkan area perkarangan kediaman orang tua Pakin. Selepas melawat tadi mereka langsung berangkat ke Bandung, kata Gemini biar sekalian. Dan entah mengapa lelaki itu menolak ajakan untuk berangkat naik pesawat, lebih memilih menyetir mobil hingga tangannya pegal hampir mati rasa. Mereka berhenti dulu di rest area untuk segelas es kopi dan matcha latte, dan menikmatinya bersama di dalam mobil. Cuaca yang terik membuat nikmatnya dobel-dobel.
"Kamu laper gak? Aku tadi bikin sandwich." Kata Fourth. Tangannya meraih tote bag di jok belakang.
"Namanya sandwich alakadar. Hehe." Fourth membuka kotak bekal transparan berisi dua potong sandwich.
Sebelum Gemini menjawab, tiba-tiba ada mas-mas datang menawarkan nasi kotak lewat jendela mobil yang terbuka. Gemini membelinya, membuat Fourth menunduk menatap makanan buatannya. Ah cuma roti isi ala anak kosan yang tak layak dimakan, jelas nasi kotak isi ayam dan udang lebih enak. Perlahan ia tutup lagi kotak bekalnya.
"Loh kok ditutup lagi? Mana sandwich aku?" Tanya Gemini membuat Fourth mendongak terkejut.
"Gak usah, kamu makan-"
"Ini aku beli buat makan nanti, kasian juga mas-masnya. Sekarang aku mau makan sandwich dulu, sini." Gemini meraih lembut kotak bekal di atas pangkuan Fourth.
![](https://img.wattpad.com/cover/340412970-288-k412002.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY SERIBU! [ GEMINIFOURTH ]
Fanfiction- Cerita pendek ( < 10 chapter) - Alur dan konflik ringan - Bahasa sehari-hari (Gak sesuai KBBI) - Lime implisit (Penulis berharap pembaca berusia 17+) - Latar waktu dan tempat lokal (Masih di Indonesia)