BAGIAN DARI SEMUA CERITA INI ADALAH FIKSI, BERDASARKAN IMAJINASI!
•••••
Di tengah malam yang sama dengan Oni Maladewa. Ada Sita yang mengalami mimpi panjangnya, dia memimpikan sesuatu yang tak pernah dia lihat atau alami sebelumnya. Semua ini nampak asing baginya, terutama suasana aneh yang membawanya ke dalam sebuah hutan dengan pepohonan rindang.
Sita terus berjalan, melewati banyaknya pepohonan rindang, dan tanah basah yang ditapakinya. Semua itu terasa nyata, terlebih tanah basah yang dingin serta bertekstur licin, itu semakin nyata bagi Sita. Langkah panjang Sita membawanya memasuki hutan rindang, semakin masuk, maka semakin gelap, karena cahaya yang masuk akan sedikit.
Pepohonan rindang itu menutup akses sinar matahari yang masuk ke dalam hutan, itulah mengapa hutan semakin gelap, jika kita memasukinya terlalu dalam. Sita terus berjalan, mengikuti arah angin serta berjalan merayap, semua itu dilakukannya, karena keadaan di dalam hutan begitu gelap.
Di pertengahan jalan, tiba-tiba Sita menghentikan jalannya, lalu dia mulai mendengarkan sekitar. Awal-awal tak ada suara apa pun, hingga tak lama kemudian, ada suara tangisan yang samar-samar dari kejauhan.
“Ada orang …,” gumam Sita dengan gembira, akhirnya dia menemukan seseorang di dalam hutan yang sama dengannya.
Sita mengedarkan pandangan, mencari sumber suara itu dengan hati-hati, lalu mulai menentukannya. “Arah barat,” ujar Sita yang mulai berjalan ke arah barat.
Akhirnya Sita kembali berjalan, meski dia masih dibantu dengan benda-benda sekitar untuk merayap, agar tak salah melangkah. Dalam keadaan gelap, merayap adalah solusi agar tidak terjatuh ke jalan yang salah, itu yang dilakukan Sita juga. Suara tangisan itu, makin jelas, dan semakin jelas bersamaan dengan Sita yang berhasil menemukan titik cahaya.
Sita kembali berjalan normal, dia menatap jalan yang ada di depannya. “Aku di mana?” tanya Sita yang bingung dengan keberadaannya saat ini.
Bagaimana tidak bingung? Tembok setinggi dua meter, ada di ujung jalan yang harus Sita tempuh. Lebar dari tembok itu juga sangat panjang, ralat, lumayan panjang. Namun, Sita tiba-tiba teringat suara tangisan itu, setelah sadar bahwa dirinya terlalu lama memandangi tembok di depannya.
“Ke mana suara tangisan itu? Kok tiba-tiba hilang?” Suara tangisan yang tadinya samar-samar, lalu semakin jelas, kini menghilang begitu saja.
“Aneh.” Satu kata keluar dari bibir Sita dan itu mewakili semua yang terjadi padanya.
Sita membawa kebingungannya untuk terus berjalan, dia sampai mengelilingi sekitar tembok itu, berharap akan ada seseorang selain dirinya di sini. Selama setengah jam, akhirnya Sita menemukan sebuah pagar di samping tembok panjang dan tinggi itu. Namun, pagar itu dikelilingi oleh kawat berduri tajam, Sita tak bisa memaksa masuk ke dalam, karena jika memaksa dia malah akan terlukai.
Kini pilihannya hanya dua; Menunggu seseorang di pagar itu atau merusak kawat di pagar, jika memang tak ada orang di dalam. Dan pilihan itu harus ditentukan, selama lima belas menit mendatang. Sita terduduk di dekat pagar itu, dia sesekali menatap masuk ke dalam.
“Ada orang nggak ya?” tanya Sita pada dirinya sendiri.
“Kalau aku rusak, takutnya ada orang di dalam. Bukannya dibantu, malah aku yang kena marah,” gumam Sita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil's Gate
Horror[DILARANG PLAGIAT‼️] [GENRE; HOROR, THRILLER, MISTERI] Selama puluhan tahun, kisah lama terkubur dalam-dalam, tersimpan rapat, dan tak pernah muncul ke permukaan. Hingga suatu hari, Oni Maladewa membuka kembali gerbang yang tak seharusnya dibuka. De...