Sejak kedatangan siwat kembali perth semakin jarang untuk menemui kekasihnya chimon, bahkan pesan dan telpon dari Chimon juga sering kali diabaikan oleh perth.
Seperti saat ini yang harusnya dimana perth memenuhi janjinya untuk menemani sang kekasih merayakan ulang tahun bersama namun ia beralasan sedang sibuk bekerja padahal ia sedang berkencan bersama mantan kekasihnya.
Chimon memang sedikit kecewa tapi ia sama sekali tak marah pada perth, rasa cinta pada kekasihnya itu jauh lebih besar hingga ia selalu menyampingkan rasa kecewa yang sering muncul dihati kecilnya. Terlalu percaya dan cinta hingga membuat ia bodoh mungkin seperti itu.
Hingga lagi-lagi sebuah notifikasi membuatnya tersenyum.
📩 apa kau sibuk?
✉️ tidak
📩 baguslah, bisa temani aku ke mall?
✉️ kapan?
📩 sekarang.
✉️ baiklah aku akan bersiap.
Setelah selesai bersiap pluem menjemput Chimon diapartemnya. Mereka pergi kesalah satu mall untuk mencari kado buat keponakan pluem.
Setelah berkeliling dan memilih-milih kado apa yang cocok kini Chimon dan pluem memutuskan untuk pergi makan malam. Mereka mampir disalah satu restoran Pavorit pluem, mereka makan malam disana sebelum kembali mengantarkan Chimon pulang.
Kini waktunya untuk mereka pulang, Chimon meminta pada pluem untuk mengantarkannya ke apartemen milik kekasihnya. Pluem dengan senang hati mengantarkan temannya itu ke alamat yang Chimon berikan.
Chimon melangkahkan kakinya menuju apartemen milik sang kekasih. Ia diberikan akses langsung oleh perth jadi dia bisa datang kapan saja ia mau. Ia sangat merindukan kekasihnya itu sehingga Chimon memutuskan malam ini akan menginap saja seperti biasa diapartem perth walau tak ada sang pemilik kamar.
Saat membuka pintu, Chimon sedikit bingung karena lampu diruang tamu menyalah. Biasanya lampu tak akan dinyalakan jika ta ada orang.
Apa perth sudah pulang? Tapi dia belum menghubungiku. Ucap chimon dalam hati.
Ia terus melangkahkan kakinya menuju kamar perth, saat hendak mencapai tangga terakhir dilantai dua tersebut chimon mendengar suara percakapan dan suara desahan.
Chimon cukup lama terdiam hampir 2 menit mencerna apa yang ia dengar, hingga ia memutuskan untuk menuju sumber suara berasal.
Pintu kamar perth tak ditutup jadi chimon tak perlu bersusah payah untuk membukanya. Rasa penasaran akhirnya terjawab. Begitu terkejutnya ia saat melihat sang kekasih tengah asik bercocok tanam bersama seseorang yang Chimon tak tau siapa dia.
Perth. Ucap chimon pelan
Walau suara chimon tak begitu keras namun masih bisa didengar jelas oleh Perth dan siwat. Perthpun menoleh kaget ke sumber suara, ia melihat chimon kini tengah berdiri diambang pintu kamarnya. Perth cepat-cepat memakai celananya dan menghampiri sang kekasih.
Perth hendak ingin membawa chimon pergi namun chimon lebih dulu menghempaskan genggaman Perth.
Siapa dia? Ucap chimon menahan tangisnya.
Belum sempat Perth menjawab namun siwat lebih dulu menjawab pertanyaannya dari Chimon.
Aku siwat. Ucap santai pemilik nama sambil memakai kemeja milik Perth dan turun dari ranjang.
Aah, kau mantan kekasih Perth yang sudah mencampakanya. Jadi rupanya kalian sudah kembali bersama. Selamat ya. Ucap chimon berusaha tersenyum menahan sakit.
Bukan tamparan yang diberikan chimon tapi sebuah pelukan yang ia berikan pada Perth.
Harusnya kau katakan padaku jika dia sudah kembali. Terimakasih untuk dua tahunmu dan mari berpisah. Ucap chimon melepas pelukannya dan bergegas pergi dari apartemen milik Perth.
Perth terdiam dengan ucapan chimon padanya. ia tak pernah menyangka jika ini adalah respon yang akan chimon berikan padanya. Ia ingin mengejar chimon tapi siwat lebih dulu menahannya.
Siwat memeluk Perth bergelayut manja mengambil perhatian mantannya itu. Namun Perth masih terus menatap kearah pintu.
Tidurlah, aku ingin mandi. Ucap perth sambil melepaskan pelukan siwat.
Siwat tampak kesal karena perth mengabaikannya tapi ia juga senang karena perth dan chimon berpisah, keinginan siwat terwujud tanpa perlu memikirkan cara untuk memisahkan keduanya.
•••
Biu kini berada dikantor kekasihnya karena akhir-akhir ini ta begitu sibuk hingga jarang untuk bisa mengunjungi dirinya.
Wajah Biu sejak makan siang tadi nampak tak naik-baik saja. Ia masih memikirkan tentang kejadian malam dimana dia dan bible berpelukan, ia tak enak hati pada ta.
Ada apa? Ucap ta menatap bingung pada Biu
Bukannya menjawab kini Biu malah menangis. Ta semakin dibuat bingung oleh kelakuan biu.
Jangan menangis sayangku, kau membuatku takut. Ucap ta selembut mungkin sambil memeluk biu.
Aku bingung harus mulai berbicara dari mana agar kau tak marah. Ucap Biu terbata-bata sambil menangis
Apa ini ada hubungannya dengan phiiku? Ucap ta menebak
Hanya anggukan yang Biu berikan.
Tentang phiiku dan kau yang tidur sambil pelukan? Jika itu aku sudah mendengar dari phiiku alasannya. Jadi kau tidak perlu khawatir. Ucap ta menghapus air mata Biu
Ta tidak marah? Ucap Biu menatap kekasihnya itu was-was
Marah? Hanya sedikit saja. Jika aku ada di sana pasti akan aku lakukan hal yang sama seperti apa yang phiiku lakukan padamu. Biu dengarkan baik-baik perkataanku ini, aku adalah kekasihmu dan aku percaya padamu. Kau juga adalah istri dari phiiku saat ini jadi phiiku lebih berhak atasmu sekarang. Sungguh aku mencintaimu Biu, teramat sangat mencintaimu jadi bertahanlah sebentar lagi, kita akan bisa kembali bersama. Ta berusaha menjelaskan selembut mungkin pada Biu agar kekasihnya itu bisa merasa lebih tenang.
Biu memeluk ta dengan erat, ia malah menangis kembali dipelukan sang kekasih. Ini cukup berat bagi biu, menjalani pernikahan dan pacaran dua hal yang berbeda jauh. Ia tak ingin perasaannya pada ta goyah. Diposisi Biu Situasi bisa mengubah apapun saat ini.
Bersambung