Karius memperbaiki letak kacamata hitamnya tanpa menoleh. "Maafkan aku, Rosa. Mary. Aku terlambat," sesalnya.
"Tidak-" perkataan Rosa terputus kala pandangannya tidak sengaja melihat noda darah pada kemeja abu-abu Karius di balik jaketnya. Kedua matanya langsung membelalak ngeri setelah mengingat-ingat pesan Ashley sebelum pergi kemari. "Karius, lukamu...!"
Wanita berambut hitam bernama Mary segera melihat ke arah yang sama dengan ekspresi tak kalah panik. "Rosa, jangan bercanda-!"
Kedua tangan Kni mengepal marah kala pandangannya menangkap keberadaan sebuah logo yang tersulam di dada kiri jaket Karius. Membentuk sebilah pedang merah tua yang memiliki empat pasang sayap.
"Kau lagi?" tanya pemuda itu kesal. "Benar-benar keras kepala. Bukankah kau seharusnya sudah mati setelah Elendira melubangi perutmu?"
"Mary. Rosa. Segera tinggalkan tempat ini-" titah Karius yang harus kembali menangkis serangan sulur pisau Kni. "Hanya ini yang bisa kulakukan untuk membalas kebaikan kalian pada kami!"
"Kami?" Rosa terdiam menatap punggung Karius yang dengan lincahnya menangkis setiap serangan sulur pisau Kni.
"CEPAT PERGI!" teriak wanita bersurai putih itu menyadarkan Rosa dan Mary. Sulur pisau yang harus ditanganinya terus bertambah. "TINGGALKAN KOTA INI!"
"Ayo, Mary!" Rosa meraih tangan Mary dan bergegas melarikan diri bersama.
"Apa yang kalian bicarakan, huh?"
Suara Kni terdengar mengejek, sedetik sebelum seutas sulur pisau menangkap leher Karius dari belakang dan mencekiknya. Wanita itu meronta-ronta kesakitan, pedang di tangannya jatuh berkelontang di lantai saat dia berusaha melepaskan sulur pisau yang mencekik lehernya semakin kuat.
"Kalau begitu duduklah dengan tenang, dan terimalah kehancuranmu bersama kota ini, Wings of Gabriel!"
Sulur Kni mengangkat tubuh Karius ke udara sebelum melemparnya ke dinding. Tubuhnya terbanting sangat keras di dinding pabrik hingga memuntahkan darah saat itu juga. Seluruh tulang di tubuhnya terasa remuk. Dan di ujung kesadarannya, dia melihat sosok berjubah silver itu berhenti di depan tangga. Beberapa utas sulur pisaunya bergerak mendekati bagian atas bangunan pabrik, menembus kepulan asap.
"Disini ya?"
Bagian atas jubah Kni melebur hingga mencapai pinggangnya, menciptakan lebih banyak sulur pisau yang kemudian bergabung membentuk empat sulur yang lebih besar. Langsung menusuk bangunan pabrik. Ia pun melompat ke atas pabrik dan melayang di dekatnya. Beberapa sulur pisau kembali menyatu membentuk sisa jubahnya dan menutupi tubuhnya.
Beberapa sulur pisau tersebut melubangi atas pabrik dengan sekali tebasan, menariknya keluar dan menyingkirkannya hingga belasan pipa yang terhubung dengan tabung plant terputus semuanya. Kni cukup heran melihat plant yang ditarik naik oleh salah satu sulur pisaunya. Bukannya berwarna merah seperti informasi yang ia terima, plant itu telah berubah warna menjadi ungu kebiruan. Tapi itu justru lebih baik, terlihat dari senyumannya saat dia melirik ke arah Karius yang baru saja bangkit berdiri. Wanita itu balas menatap tajam kepada Kni dari balik kacamata hitamnya seakan tidak terjadi apa-apa pada tubuhnya.
"Benar-benar serangga yang menarik..."
"Kni!" terdengar suara Vash yang berlari menaiki tangga, langsung menodongkan revolvernya pada sang kakak. "Pergilah dari sana dan lepaskan plant-nya!"
Kni terkekeh. Sepasang bilah kehijauannya berkilau di balik bayangan jubahnya. "Sebenarnya kau berada di pihak siapa?" tanya pemuda itu, membuat sang adik terkejut.
***
"Yakin ke bawah?" tanya Meryl yang sedang menuruni sebuah pipa besar. Roberto berada tepat di bawahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/341936318-288-k681853.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CORRUPTED SUN [Trigun Stampede Ver.]
FanfictionSetelah menghancurkan dunia berserta dirinya sendiri karena kehilangan kendali atas diri dan kekuatannya, Karius terbangun di tempat yang tidak dikenalnya. Saat menatap dirinya di cermin, dia dengan cepat menyadari bahwa dirinya sedang berada di ken...