part 1.

6 0 0
                                    

"goyang mujaer Nang Ning nong Abi kesandung masuk kolam mujaer asekk !!" Teriakan indah itu menggema di sebuah rumah.

Siapa lagi kalau bukan gus akhsal dengan sifat sengklek nya alias bar-bar. Akhsal Hafidz Ibnu Fakri anak kedua dari pasangan kyai Ibnu dan ibu nyai Khadijah.

Entah mengapa sifat nya bisa seperti itu. Di dalam keluarga nya hanya ia yang memiliki sifat bar bar. Abi ?? Umi ?? Dan kakak nya memiliki sifat yang kalem dan lemah lembut.

Sedangkan seseorang yang biasa di sebut Abi oleh akhsal sedang menggerutu mendengarkan lirik Absurd sang anak.

"Kesurupan jin apa lagi ini anak. Setiap hari di ruqyah tetep kesurupan."  Gerutu Abi Ibnu.

"abi liat umi engga akhsal laper mau makan." Tanya akhsal

" Lagi di asrama ,  kalau mau makan ada di rak piring"balas Abi Ibnu.

"Umi Masak apa bi ??"

"Ya Ndak tau kok tanya saya , saya kan ikan." Canda Abi Ibnu.

"Ikan ?? Ikan mujaer kan Abi "

"Iya ikan mujaer , ikan mas , ikan lele "

"Wihh enak tuh , ayo ikut akhsal Abi." Ajak akhsal

"Ikut kemana ?? " Tanya Abi Ibnu.

Akhsal memutar malas matanya "Ke kolam ikan lah"

"Ngapain ke kolam ?? Kamu mau nangkap ikan ??"

"Iya , mau nangkep ikan. Masa mau shopping di kolam." Ucap ngaco akhsal.

"Ya udah sana cepet ke kolam." Suruh Abi.

"Abi ikutlah, Abi mau akhsal ceburin ke kolam terus di pancing habis itu suruh umi goreng Abi dimakan pake nasi anget sama sambel matah rasanya ahh mantap." Jelas akhsal.

Abi Ibnu melotot kan matanya " gundul mu , masa Abi ganteng kaya gini mau di goreng."

"Kan katanya ikan mujaer , ikan mas sama ikan lele." Polos akhsal.

"Terserah mu lah , pusing Abi di sini mending ke kamar." Abi Ibnu beranjak dari Sofa singelnya itu

"Ngapain ??"

"Bikin adek buat kamu." Ucap asal Abi.

"Dih engga mau , akshal mau jadi anak bungsu biar di sayang engga mau punya adek lagian abi mana bisa bikin adek buat akhsal kan udah tua." Sinis akhsal.

"Bisa !!! Nanti Abi bikin pake tepung terigu di campur telur." Teriak Abi Ibnu seraya menaiki tangga.

"Harus nya di tambah baking soda atau baking powder biar ngembang kan lucu kayak dedek nya anza." Gumam akhsal.

Kruyuk

Kruyuk

"Duh laper banget ini. Umi kira kira masak apa ?"ucap akhsal sambil mengelus perutnya.

Langkah kaki panjang akhsal  menuju ke dapur bernuansa putih-abu.

"Ohh umi engkau masak apa. Anak mu ini lapar sekali." Nyanyi absrud akhsal saat tidak menemukan makanan apapun.

"Apa umi belum masak ? Tapi umi tumben sekali belum masak jam segini." Gumam akhsal.

"Kata Abi umi masak di taro di samping rak piring. Tapi di samping rak piring ada makanan kucing. Dikira akhsal kucing apa ??" Gerutu akhsal

Jam menunjukkan pukul 10.30Wib biasanya uminya sudah memasak makanan yang bisa memanjakan lidah siapapun saat memakannya.

****

"Ustadz Naja !!" Panggil Akhsal terhadap salah satu ustadz muda di pondok pesantren itu.

Akhsal berlari menghampiri ustadz Naja yang berjarak sekitar 5 meter darinya.

"Assalamualaikum ustadz." Salam akhsal

"Wa'alaikumusalam Gus ,, Nggih Gus Enten nopo tumben manggil  ??" Jawab ustadz Naja seraya menundukkan kepala nya sebagai rasa hormat terhadap anak guru beliau.

Terjemahan: iya Gus ada apa ??

"Ustadz Naja liat umi mboten ""

Terjemahan: mboten = tidak

"Bu nyai di gazebo sebelah gerbang santriwati Gus tadi saya lihat beliau sedang membuat sesuatu." Jawab ustadz Naja.

"Ohh nggih pun ustad,, saya pergi dulu assalamualaikum." Pamit akhsal

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh."

Akhsal berjalan cepat menuju gerbang area Santriwati. Perut nya sudah tidak terkondisi Rasanya lapar sekali sampai melilit padahal ia tadi pagi sarapan dengan satu porsi nasi uduk.

"Umi !!" Panggil Akhsal saat sudah dekat dengan sang umi.

"Astaghfirullah akhsal ,, Salam dulu bukan nya teriak. Kamu ga malu apa sama santri kamu." Oceh sang umi.

"Iya umi Afwan ,, akhsal salah." Sesal akhsal.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Salam akhsal

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab semua orang.

"Tumben kamu kesini ?? Ada masalah salah satu Santriwati di sini ??" Tanya umi Khadijah.

"Engga ada yang bermasalah umi. Alhamdulillah semua Santriwati tertib." Jawab akhsal.

"Alhamdulillah." Jawab umi Khadijah dan semua Santriwati.

"Terus kamu ngapain di sini ??"

"Akhsal laper umi." Adu akhsal seraya mengelus perutnya yang membuat semua orang merasa gemas.

"Makan lah ,, masa ngadu ke umi. Mau umi suapi memang." Ujar umi Khadijah.

hela nafas panjang terdengar. " Bukan begitu umi ,, umi belum masak jadi akhsal
Kesini mau minta makan."

"Astaghfirullah,, ya Allah. Umi lupa belum masak." Ucap umi Khadijah.

"Faktor U gitu tuh." Lirih akhsal.

"Apa kamu bilang !!!" Seru umi Khadijah.

"Akhsal engga bilang apa apa kok umi. Akhsal bilang kalau umi sekarang tambah cantik gitu." Alibi akhsal.

Sedangkan para santriwati yang mendengar ibu dan anak itu hanya geleng-geleng kepala.

"Dih ,, kamu kira umi engga dengar apa."


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

halal tersembunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang