Blade X Caelus

5.2K 253 77
                                    

Udara dinginnya malam yang begitu menusuk tahan menembus permukaannya kulitnya, bulu kuduknya yang berdiri menandakan bahwa dia tidak tahan dengan udara yang begitu dinginnya.

Di malam hari seperti ini, di tambah dinginnya malam dia terpaksa harus terus berlari di tengah-tengah gelap gulitanya hutan yang mengelilinginya.

Ditambah lagi tapi hujan sempat mengguyur selama beberapa saat, seakan menambah suhu menjadi begitu sangat dingin dari yang seharusnya.

Tapi sampai kapan?

Sampai kapan dia harus terus diselimuti dengan udara yang begitu dinginnya ini?

Dirinya sudah berlari kurang lebih satu jam lamanya. Kakinya sangat pegal, seakan dia bisa lumpuh kapan saja.

Kulit wajahnya yang begitu memucat disertai banyaknya keringat yang dikeluarkan oleh tubuhnya yang kecil.

Jujur dirinya sudah tidak kuat lagi untuk terus berlari, dirinya hanya sempat beberapa kali istirahat dan juga...

/ Tak... /

" AKKHHH "

Teriaknya kencang dengan begitu keras. Sialan siapa yang menaruh perangkap beruang disini?!

Sialnya lagi ini di taruh hampir di dekat perbatasan hutan.

Sedikit lagi...

Padahal tinggal sedikit lagi dirinya akan segera terbebas dari penderitaan yang selama ini dialaminya.

Terkutuk lah orang yang menaruh perangkap ini sembarangan.

Darah mengucur deras di salah satu pergelangan kakinya, begitu menyakitkan.

Sepertinya benda itu menusuk sampai kedalam dagingnya. Kalau kondisi seperti ini, sangat memungkinkan bahwa dirinya tidak akan bisa lari lagi.

Tidak-tidak dia tidak boleh pupus harapan semudah itu, dengan hati-hati namun sedikit tergesa-gesa dia mencoba melepaskan perangkap itu.

Dirinya sudah mengobarkan banyak waktu dan tenaga, dia tidak boleh berakhir karena ini.

Bukannya lepas, perangkap itu malah menusuk lebih dalam kedalam dagingnya. Dia yakin bahwa ujung perangkap itu bisa menusuk tulangnya.

" Ughh sialan kenapa sangat sulit untuk dilepas "

/ Srak Srak /

/ Deg...Deg.../

Tiba-tiba terdengar suara semak-semak, entah dari mana asal suaranya tapi kini jantungnya berdetak sedikit kencang.

Dirinya dengan terburu-buru mencoba untuk melepaskan perangkapnya. Ugh kenapa ini sangat sulit untuk dilepaskan, sialan memang.

"Sudah puas main kejar-kerjarannya Sayang?"

/ Deg...Deg...Deg...Deg.../

Kali ini jantungnya berdetak lebih kencang. Dengan gemetar dirinya mencoba melihat sang lawan bicara, ini merupakan mimpi buruk terbesar didalam dirinya.

Orang itu berjongkok dan mengusap pelan air mata yang tidak sengaja meluncur dari mata cantiknya.

"Padahal aku sudah memberikan fasilitas yang terbaik untukmu. Apakah uang dan fasilitas yang aku berikan merasa kurang untukmu? Katakan Caelus..."

Caelus tubuhnya bergetar hebat, seakan enggan untuk menjawab dan menatap sang lawan bicaranya.

" KATAKAN PADAKU, CAELUS!! "

Ucap pria itu seakan menekankan kalimatnya, dan sebari mengangkat dagu kekasih nya itu agar mereka saling bertatapan.

"Aku...aku menginginkan kebebasan Blade hiks, aku tidak ingin dikurung didalam kamar hiks itu saja huaa"

Caelus HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang