TAK KENAL MAKA TA'ARUF

23 1 1
                                    

PENYAMBUTAN MAHASISWA/I BARU UNIVERSITAS AL-AZHAR INDONESIA 2022

Tulisan tersebut tertulis jelas di sebuah baliho dalam ruangan itu. Sebuah ruangan serba guna yang mereka sebut sebagai auditorium Arifin Panigoro, Universitas Al-Azhar Indonesia. Aku dan beberapa teman pertukaran lainnya duduk bersama dalam ruangan itu, menyaksikan secara hikmad bagaimana UAI menyambut kedatangan para mahasiswa barunya di universitas tersebut.

Ini adalah kali pertamanya aku datang ke UAI. Melihat keadaan kampus pilihanku secara langsung. Kami diminta datang menghadiri acara penyambutan Maba UAI, tujuannya untuk melihat ceremonial penyambutan maba dan tentu untuk diperkenalkan kepada semua Maba disitu. Salah satu kebanggaan bagi UAI yang berhasil menerima mahasiswa pertukaran dari berbagai daerah diluar pulau Jawa, dan tentu ini juga menjadi momentum paling membanggakan dan mengharukan untuk kami. Diperkenalkan sebagai mahasiswa pilihan, yang beruntung dapat mengikuti kegiatan tersebut. Dan untuk acara penyambutan kami sendiri, mahasiswa pertukaran, akan diadakan keesokan harinya ditempat yang sama.

Kampus Al-Azhar. Sebuah universitas yang terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Universitas swasta yang sudah berdiri sejak bulan Agustus tahun 2000 silam. Berarti sudah berdiri selama 22 tahun. Kampus Al-Azhar berada di lingkungan Mesjid Agung Al-Azhar. Mesjid yang memiliki banyak sejarah. Sebelum dinamakan masjid Agung Al-Azhar, dahulu Mesjid ini bernama Mesjid Agung Kebayoran Baru. Nama tersebut disematkan oleh Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal Buya Hamka sebagai penghormatan atas kunjungan rektor universitas Al-azhar Mesir, Prof. Dr. Mahmoud Syaltout pada tahun 1960. Selain itu, ternyata masjid ini juga pernah menjadi masjid terbesar di Indonesia yang bisa menampung sampe 10.000 jemaah sebelum masjid Istiqlal berdiri.

Lebih lengkapnya lagi tentang kampus Al-Azhar dan Mesjid Agung Al-Azhar akan diceritakan dilembar berikutnya. Dilembar ini aku hanya ingin bercerita tentang kegiatan-kegiatan yang berlangsung selama penyambutan mahasiswa baru dan penyambutan mahasiswa pertukaran keesokan harinya. Intinya, teman-teman harus tahu kalau kampus Al-Azhar itu sangatlah indah. Tempatnya estetik banget kalau kata temen PMM yang lain, hahahah. Sangat instragramable. Dengan bangunan gaya timur tengah yang dipadukan dengan konsep modern serta cat putihnya yang makin memberikan kesan mewah lagi islami. Kerenlah, pokoknya!

Acara penyambutan tersebut berlangsung sangat hikmad, berbagai prosesi kami saksikan bersama. Agak sedikit berbeda dengan penyambutan Maba di kampusku, yang biasanya diadakan di lapangan terbuka tidak dalam ruangan seperti ini. Menjadi hal baru, sehingga aku sangat bersemangat menyaksikan penyambutan ini. Aku tidak urutannya mulai dari mana-mana saja, tapi yang paling berkesan menurutku adalah saat kami semua yang ada dalam ruangan itu menyanyikan lagu Laskar Pelangi bersama dengan semangat. Di pandu oleh Prof. Asep Saefuddin-rektor UAI-kami bernyanyi bahagia. Entah kenapa, lagu Laskar Pelangi selalu berhasil membangkitkan rasa semangat dalam hatiku. Lagu itu selalu berhasil membuatku merasa selalu ada jalan untuk setiap masalah, entah karena lagu tersebut senantiasa menghiasi masa kecil dahulu sehingga setiap mendengarnya aku selalu mengingat masa kecil yang penuh dengan kebahagian dan kecerian.

Hampir lupa, dalam penyambutan itu juga sebenarnya ada penampilan orasi ilmiah dari Prof. Rhenald Khasali, Ph. D, seorang guru besar Fakultas Ekonomi dari Universitas Indonesia. Prof. Rhenald membawakan orasi ilmiah yang berjudul Agen Perubahan Melalui Kolaborasi dan Prestasi. Beliau membawakan materi tersebut dengan menyenangkan, maksudnya tidak penuh teori yang memusingkan, beliau sematkan beberapa gambar-gambar serta kalimat-kalimat yang cukup familiar ditelinga kami. Satu hal yang paling aku ingat dari orasi ilmiah Prof. Rhenald adalah sebuah kalimat penutup beliau yang secara tiba-tiba berhasil tersemat betul dipikiranku.

"Tak ada yang abadi di dunia ini, kecuali pengeluaran dan perubahan."

Aku terhenyak beberapa saat ketika mendengar kalimat itu. Tentu saja, tak ada yang abadi di dunia ini. Pengeluaran dan perubahan. Aku tersenyum, setiap saat kita selalu mengeluarkan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu, sederhananya pengorbanan. Jika ingin makan, kita terlebih harus merogoh kocek untuk membeli beberapa bahan masakan, oh iya bahkan ketika ingin mengikuti kegiatan ini aku juga merogoh kocek untuk fotocopy dan print persyaratan tertulis lainnya. Tenaga hingga pikiran.

BERTUKAR SEMENTARA BERMAKNA SELAMANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang