[3]

87 19 0
                                    

Malam ini kota di guyur hujan membuat Minju dibuat gelisah karena suara hujan dan petir menjadi satu malam ini. Tubuhnya dibalut selimut tebal agar suara menakutkan itu tidak terdengar namun usaha itu percuma, derasnya hujan membuat Minju terus gelisah. Merasa ini tidak akan berhasil, Minju membuka selimutnya dengan cepat, turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Niatnya sekarang adalah pergi ke kamar Yujin. Minju berharap jika dia bisa tidur bersama Yujin, rasa takutnya sedikit hilang.


Demi apapun sekarang Minju bukan berniat modus atau apapun itu, tapi dia memang sangat ketakutan sekarang.


Kakinya berjalan cepat menuju lantai dua, setibanya di depan kamar Yujin, Minju perlahan mengetuk-ngetuk pintu itu sambil memanggil nama Yujin. " Yujin.... bangun dong" wajah Minju terlihat pucat karena takut. " Yuj-"


Suara Minju terputus ketika pintu terbuka menampilkan Yujin dengan penampilan rambut yang acak-acakan. Dia menguap cukup lebar. " Kenapa sih, kak? Ganggu tidur aja"


Melihat keberadaan Yujin membuat Minju bernapas lega. " Kakak boleh tidur sama kamu gak? Kakak takut tidur sendirian" pinta Minju langsung yang di balas tatapan bingung dari Yujin.


"Takut? Takut apa?" Tanya Yujin bingung.


"Takut suara hujan sama petir" jawab Minju pelan.


Mata yang tadi belum sepenuhnya terbuka karena masih mengantuk, sekarang sudah terbuka sepenuhnya. Yujin menatap wajah Minju yang pucat. berarti Minju benar-benar ketakutan sekarang pikir Yujin. Tidak tega melihat Minju, tanpa aba-aba Yujin langsung menarik tangan Minju untuk masuk kedalam kamar. Tentu perlakuan tiba-tiba itu membuat Minju sedikit terkejut namun dia senang karena Yujin tidak menolaknya untuk tidur bersama.


"Yaudah, malam ini lo tidur sama gue... " Kata Yujin yang langsung dibalas anggukan semangat dari Minju. Keduanya segera naik ke ranjang, menarik selimut dan berusaha kembali tidur.


"Jin..."


Yujin yang sudah mulai menutup mata kembali terbuka, dia menoleh dan mendapati Minju tengah menatapnya." Apalagi sih, kak....gue mau tidur ini...gue gak mau telat lagi nanti pagi, yang ada nanti gue di omelin Doyoung karena telat bangun lagi" gerutu Yujin kesal.


"Ehehe...sorry tapi, boleh deketan gak tidurnya? kakak masih takut Jin.." pinta Minju yang tidak dipikirkan dua kali oleh Yujin. Gadis itu segera bergeser seperti yang Minju pinta. Tidak sadar saja sekarang Minju tengah menahan senyum dan detak jantungnya kembali berdegup kencang dengan hal kecil yang dilakukan Yujin. " Jangan jauh-jauh ya sampai pagi"


"Iya" jawab malas karena dia benar-benar mengantuk. Jika tadi bukan Minju yang mengetuk-ngetuk pintu kamarnya, Yujin mungkin sekarang masih tertidur pulas sampai pagi nanti. Karena Yujin yang punya pendengaran tajam meksipun sedang tidur, saat suara Minju terdengar dia langsung bangun saat itu juga.


Ketika Yujin mulai kembali tidur, Minju masih asik menatap wajah Yujin yang kebetulan menghadap kearahnya. Minju memperbaiki posisi tidurnya agar dia bisa melihat Yujin lebih jelas, wajah yang ketakutan  sekarang berubah menjadi seperti semula namun sekarang dibarengi oleh senyum hangat. " Seandainya aja kamu tau perasaan kakak,Jin. Pasti kamu gak mau deket-deket kakak kaya gini" Minju berubah murung.


"Kakak seneng kalau kita itu saudara, tapi perasaan kakak buat kamu itu lebih dari saudara" Minju menghela napasnya berat. "Jangan sedih Minju, perjuangin Yujin terus meksipun itu mustahil..." Minju tersenyum  " selamat malam, Jin" dengan hati-hati Minju mengusap kepala Yujin dengan sayang sebelum dia ikut tertidur bersama Yujin hingga pagi datang.

11:30 PMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang