• Prolog •

5.8K 404 13
                                    

Mika Raynard Rellyn, atau yang akrab dipanggil Mika oleh teman-teman dan orang-orang terdekatnya, adalah remaja manis berusia 16 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mika Raynard Rellyn, atau yang akrab dipanggil Mika oleh teman-teman dan orang-orang terdekatnya, adalah remaja manis berusia 16 tahun. Di usianya yang muda, ia telah lulus sekolah lebih awal dan memilih untuk mengembangkan toko roti peninggalan almarhum ibunya.

Banyak orang menawarkan pekerjaan kepadanya, namun Mika lebih memilih untuk fokus mengelola toko roti tersebut. Hidup tanpa keluarga selama bertahun-tahun, Mika berhasil membuat toko roti itu terkenal berkat kerja keras dan inovasinya dalam menciptakan beragam jenis roti yang selalu memanjakan lidah pelanggannya.

Kesuksesan Mika tidak lepas dari dukungan sahabat masa kecilnya, Vallen Joseon Agaskara, yang selalu setia membantu dan mendukung Mika, terutama di saat-saat sulit.

Sehelai kertas yang penuh dengan gambar abstrak tampak di atas meja Mika. Tinta hitam sedikit mengotori kertas tersebut saat Mika termenung dan terus menggambar sambil bergumam.

"Apa bentuk yang bisa menarik perhatian orang-orang ya?" gumamnya sambil terus sibuk menggambar. Tiba-tiba pintu ruangan pribadi Mika terbuka.

Ceklek...

"Mika, istirahat dulu saja." ujar Vallen sambil masuk dengan totebag di tangannya.

"Nih, aku bawain kukis coklat dan sebuah novel. Siapa tahu kau dapat ide dari membaca novel ini." katanya sambil meletakkan totebag di meja kerja Mika yang penuh dengan buku-buku berserakan.

Mika tersenyum tipis sambil membereskan beberapa buku dan memasukkannya ke dalam laci. "Yang ada, aku malah makin pusing sama alur cerita novelnya. Tapi, makasih untuk kukisnya." ucapnya.

"Sama-sama. Baca dulu saja, kan kamu belum tahu bagaimana ceritanya." bujuk Vallen.

Mika mendesah pelan sambil menerima novel dari Vallen. "Baiklah... nanti aku baca di rumah saja. Oh ya, bolehkah kamu membantu memantau para pegawai sementara aku beres-beres di rumah?"

"Tentu saja, serahkan semuanya padaku. Kamu juga sekalian istirahat, ya." jawab Vallen dengan yakin.

Mika tersenyum lega. "Iya, aku bakal istirahat kok. Kalau ada kesulitan, jangan sungkan minta bantuan ke Kakak Deon."

Vallen mengangguk sambil bergumam. Mika lalu membereskan kertas-kertas di mejanya dan mengambil totebag pemberian Vallen.

"Aku pergi dulu, Val." pamitnya.

"Iya, hati-hati, Mi!" seru Vallen sedikit lebih keras karena Mika sudah berada di luar ruangan.

"Iyaa!" balas Mika dari kejauhan.

🐰

Sesampainya di rumah, Mika meregangkan tubuhnya di sofa panjang. "Capek banget!" keluhnya sambil menghela napas lega. Ia memutuskan untuk membaca novel yang diberikan Vallen.

Setelah mengambil novel dari dalam totebag, Mika melihat cover-nya dengan mata berbinar. "Wah, cover-nya bagus! Pasti ceritanya juga menarik," gumamnya.

Judul novel tersebut adalah Compete for Rara, yang berkisah tentang percintaan remaja dan persahabatan. Cerita dalam novel 'Compete for Rara' berfokus pada dua sahabat pria yang sama-sama jatuh cinta pada seorang gadis bernama Rara. Mereka bersaing dengan sehat, berharap bisa memenangkan hati Rara, yang juga tampak menyayangi mereka. Namun, masalah mulai muncul ketika

seorang antagonis wanita, yang juga menyukai salah satu dari dua protagonis, melakukan tindakan jahat. Pada akhirnya, Rara justru tewas akibat ulah antagonis tersebut, meninggalkan kedua sahabat itu dengan hati yang hancur. Semua perjuangan dan pengorbanan mereka terasa sia-sia, dan persahabatan mereka pun terancam retak. Mika membaca dengan serius tmelanjutkan hingga ke bab-bab berikutnya. Dalam beberapa jam ia sudah sampai di halaman terakhir.

ekspresinya berubah setelah membaca epilog. Ia meletakkan novel itu di meja sambil menghela napas panjang. "Kukira ending-nya happy, ternyata malah sad."

Ia merasa kecewa karena kedua protagonis pria yang berjuang untuk mendapatkan cinta sejati mereka harus gagal. Mereka telah berusaha mati-matian, namun sang tokoh wanita, Rara, yang menjadi pusat konflik cinta mereka, tewas akibat ulah antagonis yang kejam. Semua usaha mereka menjadi sia-sia.

"Hah... kenapa juga aku jadi pusing hanya karena cerita fiksi," keluh Mika sambil memijat keningnya. Ia lalu membaringkan tubuhnya di sofa, merasa matanya mulai berat. "Ngantuk... bobo dulu ah." katanya sambil menguap.

Saat ia mulai terlelap, tiba-tiba pusaran cahaya muncul di sekeliling tubuhnya. Cahaya tersebut perlahan-lahan menarik jiwa Mika hingga seluruh tubuhnya diselimuti oleh pusaran terang, dan dalam sekejap, Mika lenyap bersama cahaya itu.



•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


💃

Enter the Figuran BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang