• 05 •

2.2K 255 13
                                    

Millan terus tertawa melihat kelakuan anak anak seusianya dilapangan, namun tawa itu langsung dihentikan lantaran perutnya mulai sedikit sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Millan terus tertawa melihat kelakuan anak anak seusianya dilapangan, namun tawa itu langsung dihentikan lantaran perutnya mulai sedikit sakit. Dia menyandarkan tubuh nya dibawah rindangnya pohon dengan dada yang naik turun.

Lapangan tempat biasa bermain memang hampir di kelilingi pepohonan, bahkan rumput rumput disekitar lapangan sangat mirip seperti rumput di taman kota.

"Itu hidungnya aman gak fi? Kasian juga liat nya." Millan menyesap es dawet melalui sedotan. Panas panas gini emang cocok minum yang dingin dingin.

Sebelum menjawab pertanyaan sahabat nya, filo menelan tahu gejrot yang masih ada dimulut, "Aman. kalo engga, bisa berabe."

"Woi cecunguk!" Sebuah teriakan mengalihkan atensi filo dan Millan, disana Ishan berlari menuju mereka dengan wajah yang di tekuk.

"Dasar tidak setia kawan, pergi gak ngajak ngajak. Puqi!" Ishan menunjuk nunjuk Filo dan millan dengan wajah sebal.

"Tidak ramah." Millan menggelengkan kepalanya dengan muka membuat ishan ingin sekali menenggelamkan pemuda manis itu.

"Jejelin aja mulutnya pake cabe."

"Ide bagus." Kedua pemuda manis itu tersenyum penuh makna membuat ishan menatap dua sahabatnya dengan was-was.

"Eh eh, mau apa lo!" Ishan memberontak saat filo menahan tubuh nya.

"Ayo mil, jejelin mulutnya pake cabe."

Wajah ishan langsung panik ketika millan mengambil cabai yang ada di kantong plastik milik anak anak lain. "Eh asu, jangan macem macem lo!"

"Kimakk!" Ishan dengan brutal memberontak sehingga tubuh filo sedikit terdorong. Ishan langsung berlari menghindari millan yang juga mengejarnya dengan tangan menggenggam banyak cabai.

"Ahahaha.. Sini kamu!" Filo ikutan mengejar ishan, kedua tangan nya memegang katak entah dari mana membuat ishan kalang kabut berusaha mempercepat lari nya agar tidak ditangkap kedua sahabatnya.

"Yak!! Sana jauh jauh ihh!" Ishan bergidik ngeri ketika katak itu hampir hinggap dikepalanya saat filo melemparkan katak itu.

Millan berhenti berlari, dia mengantongi cabai ke kantong celana yang ada disamping kemudian berjongkok, millan benar-benar kelelahan! Pemuda manis itu jadi heran bagaimana ishan bisa kuat berlari dalam waktu agak Lama.

Sedangkan Filo melotot saat ishan melompati penghalang jalan yang lumayan tinggi, "buset!"

Filo sedikit menunduk untuk melewati penghalang itu lalu kembali mengejar ishan yang kini jaraknya lumayan jauh. Disisi Millan, pemuda manis itu memilih mampir ke penjual baklor dari pada mengejar kedua sahabatnya.

"Mang, beli tiga yang pedes, telor nya banyakin juga." Pesan millan seraya memberikan selembar uang 20 ribu kepada si penjual.

Sang Penjual mengangguk setelah menerima uang dari millan. Simanis duduk di pos ronda yang dekat dengan penjual baklor lalu mengayunkan kakinya sambil melihat sekitar.

Enter the Figuran BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang