• 08 •

1.2K 144 11
                                    

Setelah beberapa menit mengayuh sepeda, mereka tiba di tepi sungai yang tenang dan jernih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa menit mengayuh sepeda, mereka tiba di tepi sungai yang tenang dan jernih. Suara gemericik air dan hembusan angin sejuk membuat suasana semakin nyaman. Millan, Ishan, dan Filo meletakkan sepeda mereka di bawah pohon besar, lalu berlari menuju sungai dengan penuh semangat. Ngomong-ngomong mereka sudah berganti pakaian.

"Ayo, siapa yang paling cepat nyebur!" seru Filo sambil melepas sandalnya, diikuti oleh yang lain. Ishan dan Millan tertawa, kemudian berlomba menuju air.

Sesampainya di tepi sungai, mereka langsung merasakan kesegaran air yang mengalir di antara kaki mereka. Millan, yang semula masih tampak canggung karena memikirkan acara sekolah, perlahan mulai rileks.

"Lihat deh, airnya bening banget," ujar Millan sambil menengok ke dasar sungai, melihat ikan-ikan kecil berenang dengan bebas.

Ishan segera mengeluarkan pancing yang dibawanya, lalu bersiap mencari tempat yang pas untuk memancing. "Gue bakal dapat ikan gede buat bakar-bakar nanti malam!" katanya penuh percaya diri.

Filo yang masih bermain air di dekat Millan hanya tertawa. "Aku sih mending nyebur aja, nggak peduli soal pancing-memancing."

"Terserah deh, Filo. Yang penting nanti kita ada ikan buat dibakar!" balas Ishan dengan nada menggoda.

Sementara itu, Millan duduk di batu besar di tepi sungai, menikmati suasana. Perlahan, pikirannya mulai lepas dari kekhawatiran soal acara sekolah. Dia menatap langit biru yang cerah dan merasakan kedamaian di antara suara gemericik air dan tawa teman-temannya.

Tiba-tiba, Filo yang tengah bermain air dengan riang berseru, "Eh, lihat tuh! Ada ikan gede banget!" Dia menunjuk ke arah bayangan di air yang bergerak cepat.

Ishan langsung memfokuskan pandangannya dan mencoba melempar kail ke arah yang ditunjuk Filo. "Ini saatnya, gue bakal dapat yang gede!"

Namun, alih-alih tertangkap ikan, kail Ishan justru tersangkut di batu besar. "Ah, sial." keluhnya dengan nada kecewa, sementara Filo dan Millan tertawa melihatnya.

"Nggak apa-apa, Shan. Nanti kita cari cara lain. Yang penting kita bersenang-senang," kata Millan sambil tersenyum.

Mereka bertiga akhirnya sepakat untuk lebih dulu menikmati bermain air sebelum menangkap ikan. Matahari masih menyinari bumi, dan mereka tetap bercanda dan tertawa, tak mempedulikan waktu.

Suasana di tepi sungai begitu damai, dan ketiganya merasa benar-benar bebas—jauh dari beban sekolah maupun acara yang menanti. Ishan kembali melemparkan kailnya yang sudah diberi umpan cacing ke tengah sungai, kali ini dengan lebih hati-hati.

"Nah, sekarang gue yakin bakal dapet." gumamnya sambil menatap penuh harap ke permukaan air. Sementara itu, Millan dan Filo bermain air di dekatnya, saling mencipratkan air dan tertawa riang.

"Eh, Shan, jangan terlalu serius amat! Kita di sini buat santai-santai, bukan buat jadi nelayan," goda Filo sambil tersenyum lebar, sambil sesekali mencipratkan air ke arah Ishan.

Enter the Figuran BodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang