1: Waktu Yang Tepat!

18 3 0
                                    


| Aku hamil om.

Meskipun sempat gamang, pesan singkat itu akhirnya berhasil Raya kirimkan kepada Fandy, bersama dengan foto surat keterangan dari rumah sakit yang menyatakan bahwa kehamilannya sudah berjalan tujuh pekan.

Fandy Anggara adalah lelaki pertama yang berhasil wanita itu pertahankan lebih dari setahun diantara dua lelaki lainnya sejak ia terjerumus dalam ikatan terlarang. Perbedaan usia mereka terpaut dua puluh lima tahun, tapi tidak menjadi penghalang hubungan yang mulanya terjalin hanya demi kesenangan.

Umur Raya bahkan baru genap tujuh belas tahun saat ia memutuskan untuk mencari penghasilan sebagai peliharaan para lelaki mapan berdompet tebal. Sugar daddy, begitu mungkin orang-orang sekarang menyebutnya, ketika seorang gadis remaja menjalin hubungan dengan lelaki yang berumur jauh diatasnya demi seonggok materi.

Fandy berbeda dari dua lelaki yang pernah memelihara Raya sebelumnya yang masih lajang atau tidak memiliki pasangan. Ya, lelaki yang kini membersamainya itu memiliki istri. Dan dengan janin yang ada diperutnya ini, Raya berencana untuk merebut posisi sang istri.

Sangat tidak tahu diri, bukan?

Namun percayalah, Raya punya alasan. Alasan yang bahkan mungkin tidak akan bisa dimengerti jika kalian belum merasakannya sendiri.

Keadaanlah yang memaksanya tumbuh menjadi seorang jalang sejak dini. Wanita itu sudah genap berusia dua puluh tahun sekarang.

Raya sekali lagi menatap layar ponselnya, masih menunggu balasan dari lelaki dewasa yang sudah lebih dari setahun belakangan membiayai segala kebutuhannya.

Akhirnya tanda ceklis dua pada pesan tadi berubah menjadi biru, menandakan orang diseberang sana telah membaca pesannya. Namun, sampai lima menit berlalu pun tidak ada tanda-tanda balasan.

Raya mematikan ponselnya dengan perasaan kesal. Lalu selang beberapa menit muncul sebuah notifikasi, wanita itu buru-buru melihatnya, siapa tahu itu adalah balasan pesan dari Fandy. Ternyata tidak, itu adalah notifikasi dari mobile banking, uang senilai sepuluh juta rupiah masuk ke rekeningnya dengan nama pengirim Fandy Anggara.

Raya tersenyum remeh saat membaca note yang tertera pada bukti transfer itu.

Gugurin. Lupain semua yang pernah terjadi antara kita.

Lihat? Semua laki-laki itu sama. Mau enaknya tapi tidak mau anaknya. Padahal dia yang memaksa dan berjanji akan mempertanggung jawabkan semuanya.

Omong kosong.

Setelah itu Raya mencoba untuk kembali menghubungi lelaki itu, dan ternyata nomornya sudah diblokir.

Pengecut!

Lupakan semua yang terjadi katanya? Ayolah, wanita bodoh mana yang mau dibungkam hanya dengan uang sepuluh juta?

Ternyata lelaki itu lupa tengah berhadapan dengan siapa.

Dia adalah Arraya, wanita yang telah rela mengorbankan segalanya demi ambisi yang kapan saja bisa membuatnya mati. Wanita yang telah melempar wajahnya sendiri dengan kotoran ketika ia memutuskan menjadi mainan para lelaki hidung belang.

Raya menjerat Fandy dan dua lelaki yang pernah memeliharanya sebelumnya bukan hanya demi uang, alasan sebenarnya dia berada diposisi ini adalah untuk memberi orang-orang kejam itu balasan yang setimpal atas apa yang pernah mereka perbuat dimasa lalu.

••••

Di depan gerbang yang menjulang, Raya berdiri sembari merapatkan jaket kulitnya. Seorang security terlihat menghampiri setelah melihat wanita itu mondar-mandir dan celingak-celinguk mencoba untuk melihat suasana dibalik gerbang itu.

BREATHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang