chapter 6

63 50 1
                                    

"Apa ini waktunya?"

Xyna dan Sonia berjanji sesaat pulang kampus akan bertemu, malamnya Sonia sedang membeli minuman kaleng, tetapi saat membukanya tangan Sonia tidak sengaja berdarah karena tergores pinggiran kaleng yang tajam "Aduh darah".

Saat Xyna menghampirinya, Xyna mencium bau darah milik Sonia, mata Xyna berubah berwarna merah, Xyna perlahan mundur dan langsung pergi.

Sonia yang menyadarinya langsung menghampiri Xyna, ternyata Xyna berhenti di depan dinding perumahan tidak jauh dari Sonia. Xyna tampak pusing.

Sonia berjalan ke arahnya dengan mengatakan "minumlah"

"Apa?" jawab Xyna heran

"Bukankah ini karena bau darahku? Di sini tidak ada siapapun, minumlah" ucap Sonia

"Apa kamu sedang bercanda sekarang?" Tanya Xyna

"Tidak. Aku sedang serius, aku bisa memberi berapapun kepadamu. Kemari lah" ucap sonia memegang kepala Xyna dengan memaksa Xyna untuk mengambil darahnya.

Xyna mendorong Sonia pelan lalu mengatakan "Inilah kenapa aku membencimu, apa semuanya kamu anggap gampang? Jangan kekanak-kanakan" ucap Xyna marah lalu meninggalkan Sonia

Ternyata Jordy melihat kejadian itu.

Disisi lain Quenvam juga merasa pusing karena ucapan Jordy tadi siang "Jika kita menunggu terlalu lama, aku bisa membunuhnya kan?"

"Aku bisa gila!!" Teriak Quenvam frustasi.

Mungkin dia khawatir kepada adiknya. Xyna sekarang sedang sekarat, dia takut jika Xyna menghilang nasib dia selanjutnya bagaimana?

Keesokkannya Sonia menunggu Xyna didepan toko sambil duduk.

Jordy yang melihatnya sendirian menghampirinya "Hai" sapa Jordy dari belakang

Sonia menoleh dan langsung berdiri "Aku datang menemui mu" ucap Jordy lalu memegang pipi Sonia sedikit kasar dan melepasnya perlahan.

"Sekarang aku tahu bagaimana selera Xyna" ucap Jordy

"Apa yang sedang kamu bicarakan?" Tanya Sonia

"Katanya darahmu sangat enak" lanjut Jordy

"Apa yang kamu katakan, apa Xyna juga tahu tentang ini?" Tanya Sonia lagi

"Apa?" Ucap Jordy

"Hubungannya denganmu terlihat tidak baik, apa kamu boleh berbuat seperti ini?" lanjut Sonia

"Ini menyenangkan" jawab Jordy

"Apa maksudmu" ucap Sonia.

"Kamu tahu? Xyna memang bodoh terperangkap dalam cinta manusia, apa lagi dia pemilik darah suci, aku akan membuat darah suci itu hilang" ucap Jordy

"Oh hanya itu? Jika sudah selesai aku akan pergi" ucap Sonia tidak takut

"Kamu salah paham, kamu pikir dia menyukaimu? Sepertinya kamu salah paham. Bagi vampir darah suci hanyalah makanan, dan itu hanyalah makanan yang sangat enak, bagi vampir darah suci jika di makan dia akan berubah menjadi manusia. Maka dari itu Xyna menyimpannya dengan baik, kalau kamu mengira itu karena cinta, aku kasian padamu" ucap Jordy dengan muka sombong.

"Kamu juga seorang vampir?" tanya Sonia takut

Jordy memegang kepala Sonia dan mendekatkannya "Aku sangat suka melihat manusia ketakutan, orang sepertimu membuatku ingin melahapnya" ucap Jordy dengan ketawa pelan lalu mendorong Sonia

"Aku ada di sisi Xyna selama ratusan tahun begitu juga seterusnya, karena hanya aku yang bisa mengerti dirinya, bukan orang seperti dirimu yang baru bertemu" lanjut Jordy

"Ini bukan tentang waktu berapa lama bersama, bukan tentang berapa tahun atau berapa hari tapi tentang hati Xyna" jawab sonia berani

"Lalu?"

"Aku menyukai Xyna, sekarang yang ada di sampingnya adalah aku bukan kamu" ucap Sonia lalu pergi meninggalkan Jordy

Sonia pergi ke markas Xyna diam-diam, ternyata tidak ada Xyna di markas, Sonia menunggu Xyna dengan bertiduran hingga larut malam di sofa

Saat Xyna sudah datang Xyna melihat Sonia sudah tertidur nyenyak, Xyna akhirnya membangunkan Sonia "Sonia bangun".

Saat Sonia sudah terbangun "Kak, kamu baik-baik saja?" tanya Sonia

"Itu tidak penting, kenapa kamu ada di sini?" Tanya Xyna

"Bagaimana bisa aku pergi saat ada orang yang sakit di depanku? Hanya aku yang memperhatikanmu" lanjut sonia dengan senyuman

"Aku tidak sakit, sekarang kamu harus segera pergi kalau kakakmu tahu kamu pasti akan dimarahi" ucap Xyna

"Kak, apa aku boleh pergi setelah memakan sesuatu?" jawab Sonia dengan cengirannya.

Keesokannya Jordy menunggu seseorang di kampus dan saat ada yang lewat dia mencegah dan bertanya pada orang tersebut "Apa kamu kenal Sonia?"

Orang itu menjawab "Iya kita satu jurusan" Jordy tersenyum

"Jika kamu menemuinya beritahu, jika Xyna ingin menemuinya di atap" ucap Jordy

Ternyata Jordy membuat rencana untuk memancing Sonia.

Saat Sonia di atap dia kira disitu ada Xyna tetapi melainkan Jordy yang sudah menunggunya

"Kamu yang memanggilku?" tanya Sonia

"Aku tahu ini cara kekanak-kanakan, tapi ini cara yang paling mudah" jawab Jordy

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Sonia takut

"Aku tidak menginginkan apapun, aku tidak ingin kehilangan jejakmu" lanjut Jordy

"Sebelumnya kamu bilang ini hanya salah paham, aku rasa kamu yang salah paham. Selama ini Xyna bukan milikmu" ucap Sonia

Saat Xyna sedang di jalan, Xyna bertemu dengan orang yang di temui Jordy tadi "Kamu baru datang?" ucap orang itu

"Iya" jawab Xyna.

"Tadi kamu meminta Sonia pergi ke atap, aku kira kamu sudah ada disana" lanjut orang tersebut

"Aku? Siapa yang bilang?"

"Entahlah ada yang bilang kamu meminta Sonia untuk datang ke atap" lanjut orang itu.

Xyna kaget dan langsung lari menuju lantai atas dengan cepat.

Di sana dia melihat Sonia yang ketakutan "Apa yang kamu lakukan? Sonia kemarilah" ucap Xyna menarik tangan Sonia.

"Kenapa kamu bisa disini?" Tanya Sonia.

"Aku hanya ingin bermain-main dengannya, apakah tidak boleh" ucap Jordy.

"Kamu seharusnya tidak datang kesini, aku sudah pasti akan kenyang sendirian" lanjut Jordy

"Aku tidak akan membiarkanmu" jawab Xyna.

"Kamu sedang sekarat, mari kita minum darah suci itu bersamaku, kita akan menjadi manusia bersama" lanjut Jordy

"Kamu gila!" Ucap Xyna lalu menghampiri Jordy "Ingat batasannya"

"Batasan? Kita sesama vampir tidak memiliki batasan, kamu seharusnya tidak bergaul dengan dia" ucap Jordy menunjuk jarinya ke arah Sonia.

Sonia tampak kebingungan dan hanya diam di tempat.

"Ini urusanku, kamu tidak perlu ikut campur" jawab Xyna

Setelahnya Xyna langsung berjalan ke arah Sonia lalu menarik tangan kanan Sonia "Kita pergi".

"Ini tidak akan terjadi"

Vampire | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang