Chapter || Feeling Lonely
🐚🐚🐚
Pukul sepuluh pagi waktu setempat, gadis kecil berpakaian lusuh berjalan dengan lemas tak bertenaga. Sebuah tas kecil yang berada di gendongan nya menambah beban berat di pundak nya.
Di tangan anak itu ada sebuah boneka anjing yang sudah dekil namun di peluk nya erat.
"Lapal" Lirih nya kecil.
Mata nya menoleh kesana-kemari dengan tangan memegang perut nya.
Mata nya berbinar melihat sebuah kotak bekas makanan di dekat pembuangan sampah.
Dengan sedikit berlari, gadis kecil itu memungut nya dengan tangan bergetar membuka kotak itu berharap ada sedikit makanan.
Harapan nya pun terkabul, dalam kotak putih itu tersisa sedikit nasi dengan lauk yang sudah bercampur aduk.
Dengan gembira anak itu menyuap makanan itu dengan tangan kecil nya. Dia pergi dari rumah tanpa membawa apapun, hanya tas kecil berisi foto keluarga yang tanpa ada dirinya dan boneka anjing saja.
"Telimakacih makanan na" lirih nya bersyukur senang.
Usai mengelap tangan nya di baju, anak itu kembali melanjutkan perjalanan nya yang entah akan kemana. Yang pasti dirinya ingin pergi sejauh mungkin agar keluarga nya tak kesusahan lagi menggurus nya.
Lalu lintas hari ini sangat ramai, kendaraan berlalu lalang kesana-kemari dengan cepat. Begitu lampu merah menyala, gadis kecil itu berlari menyebrang jalan menuju sebuah taman yang terlihat ramai oleh pengunjung.
Namun nampak nya kehadiran anak itu dilihat seseorang yang langsung melaporkan nya pada orang tua nya.
"Mommy itu kan Miya, dia mau temana?" Ujar Mila kembaran Miya yang sedang berada di mobil bersama kedua orangtuanya. Mereka sekeluarga akan pergi berlibur ke Jepang.
Dimas Pradipta dan Amirah Pradipta, pasangan suami-istri itu menatap arah tunjuk putri nya. Disana mereka melihat putri sulung nya tengah berdiri menatap keramaian.
"Apa-apaan anak itu mas? Kenapa dia bisa disini!" Ucap Amirah menahan geram.
"Bukannya bagus? Inang pergi maka Mila akan sembuh" sahut Ningsih--Ibu dari Dimas denga nada lega. Wanita tua dengan rambut disanggul itu mengelus sayang surai cucu nya, Mila.
Sementara Dimas diam dengan tangan terkepal. "Maafkan Daddy Miya"
"Biarkan! Seperti yang mamah bilang, semakin dia jauh semakin sehatlah Mila. Sebaiknya biarkan dia pergi!" Dimas berkata datar. Mata nya menatap lurus tubuh kurus putri nya yang berbeda dengan Mila yang tumbuh dalam pengawasan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMIYA (END)
Fanfic[ Pentalogi Brothership ] Semiya, pemilik senyuman penuh luka. Gadis kecil yang aktif dan bar-bar demi menutupi sakit hati nya. Dia masih kecil tapi dia tau jika kehadiran nya tak di inginkan. "Tenapa Mila Telus Mommy? Miya juga mau" Dia tersingkir...