~Bismillah~
*****
Keramaian menyambut rombongan peserta lomba dari PonPes Darul Karim saat tiba diPesantren Al Amanah. Hari yang ditunggu-tunggu setelah sekian minggu mereka mengikuti bimbingan.
"MasyaAllah, Lish! Rame banget ini umat!" Trisna terkagum-kagum melihat begitu ramainya santri yang hadir disini.
Jantung Alish sebenarnya sedang tak karuan kali ini. Mengingat saingannya banyak dari pesantren-pesantren ternama.
Setibanya diruang kumpul, Alish mengambil nafas lalu menghembuskan perlahan guna menenangkan pikirannya.
Dalam satu ruangan, terdapat beberapa peserta dari 3 pesantren. Rombongan Alish segera duduk melingkar. Sambutan pembukaan akan dimulai jam 7 pagi yang akan datang.Lomba kali ini diikuti oleh 19 Pesantren termasuk pesantren Darul Karim. Beberapa diantaranya terdapat pesantren yang Alish ketahui, "Ini kayak almamaternya pesantren Al Hidayah" gumam Alish kala melihat santri memakai almamater berwarna hijau army berlogo.
Salah satu teman Alish ketika SMP melanjutkan belajar di Pondok tersebut, Alish juga terkadang mengunjungi temannya di Pesantren Al Hidayah. Maka tak heran jika saat ini Alish tengah mengobrol dengan salah seorang pengurusnya.
"Iya kak, alhamdulillah Alish kepilih lagi buat ikut lomba. Kalo Pesantren Al Hidayah siapa yg ikut lomba Alfiyyah?"
"Eh serius ga tahu? Itu lho, besti kamu yg suka kamu jenguk"
"What?!! Serius? Alhamdulillah ada kemajuan, makasi ya kak udah bantu ngajarin dia. Emang ga salah aku titip dia ke kakak"
"Alhamdulillah, itu juga melalui kyai dan asatidz dan dari dia sendiri pastinya"
Selepas bercakap-cakap beberapa menit, Alish masuk ke dalam rombongannya lagi setelah tadi izin sebentar untuk menemui kenalannya itu.
"Alhamdulillah sarapannya udah dateng, langsung aja dimakan ya. Jangan lama juga, inget jam 7 pagi harus udah kumpul di aula utama" Pengumuman yang diberitahukan oleh ustadz Roni saat Alish baru saja tiba.
--------
"Waktu habis"
Seorang MC dalam lomba MQK Alfiyyah memberi tahu. Alish menjelaskan bab yang dibacanya dengan baik dan benar. Penjelasan terakhirnya hanya terpotong sedikit oleh MC tersebut. Ia menjelaskan secara garis besarnya dengan hati-hati untuk mempersingkat waktu.
Lomba MQK diadakan didalam masjid lantai satu. Diluar sana banyak penonton yang melihat dari balik jendela. Mulai dari santri-yang mungkin santri Al Amanah sendiri-yang tidak mengikuti lomba, terdapat pula beberapa orang tua santri, dua orang panitia yang menjaga disetiap pintu, serta peserta lomba MQK Alfiyyah dibelakang kedua juri yang ditutupi tirai atau hijab.
"Selanjutnya, pertanyaan dari juri"
Tak henti-hentinya Alish merapalkan doa didalam hatinya. Ia meremas bajunya menyalurkan rasa gugup yang sedari tadi menghinggapinya.
"Pertanyaan pertama, apa i'roban dari kalimat 'wafikhtiyarin'?" Juri pertama mengajukan pertanyaan
Alish menghela nafas sejenak. Mengedarkan pandangannya ke sekitar yang ramai. Semua orang menunggu jawabannya. Tatapan Alish terhenti pada sosok yang belum pernah ia lihat dari sosok tersebut, sorot mata itu seolah menyemangatinya disertai isyarat kedua tangan yang mengepal. Sempat tertegun dan bertanya-tanya, Alish menemukan kesadaran setelahnya.