11

356 59 7
                                    

"Kamu mendapatkan ini dari Seunghwan-sunbaenim?" tanya Jiwoong setelah Matthew menunjukkan roti dan susu pisang pemberian Seunghwan tempo hari. Matthew tidak memakannya ataupun membuangnya.

"Iya. Tapi aku ragu kalau dia ternyata orang misterius itu. Sepertinya Seunghwan-sunbaenim bukan tipe orang seperti itu," terka Matthew.

"Lalu kenapa kamu masih menyimpan ini kalau menurutmu bukan dia pelakunya?"

"Entahlah. Aku juga tidak tahu kenapa aku malah menyimpan ini,"

"Kamu takut?"

"Yah...Sedikit. Ini mengangguku,"

Terganggu. Matthew hanya takut kalau ini adalah perbuatan salah satu orang yang selalu menggangunya dulu. Matthew benar-benar sudah tidak ingin berurusan lagi dengan mereka.

"Tidak usah takut. Aku akan melindungimu, Matthew," akhirnya Jiwoong bisa mengatakan salah satu hal yang sejak dulu ingin ia katakan pada Matthew.

"Eoh? Kamu? Tapi kenapa?"

"Tidak boleh?"

"Ba-bagaimana ya..."

"Aku akan senang jika kamu mau membiarkanku melindungimu," Jiwoong menangkup dan menggenggam kedua tangan Matthew dan mengusapnya lembut berusaha meyakinkan dan memberikan perasaan nyaman disana.

"Kalau itu membuatmu senang....Baiklah. Terimakasih, Jiwoong,"

Setelahnya Jiwoong tersenyum puas dan kembali memeluk Matthew. Matthew yang masih belum terbiasa diberi pelukan seperti itu dari orang lain hanya bisa tersenyum belum berani membalas pelukan itu. Hingga akhirnya Matthew melepaskan pelukan itu lebih dulu.

"Aku lupa mengatakannya tadi malam,"

"Mengatakan apa?" Jiwoong penuh harap.

"Minggu depan hari Sabtu dan Minggu kita akan ada Makrab untuk fakultas kita. Kamu ikut kan? Katanya ini wajib, ikut tidak ikut harus tetap membayar biayanya," tuturnya seperti yang di beritahukan kemarin. Sayang sekali, Jiwoong kira Matthew akan mengungkapkan cintanya.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Aku bisa minta izin pada atasanku, mudah diatur."

"Aku akan ikut kalau kamu ikut"

"Tentu saja."

***

Dalam perjalanan pulang dari pekerjaannya lagi-lagi Matthew merasa seperti ada yang mengikutinya lagi. Padahal beberapa hari lalu sudah tidak pernah. Tapi sepertinya orang itu kembali.

Matthew berusaha tenang dan berjalan dengan santai agar tidak terlihat kalau ia menyadari sosok yang mengikutinya itu. Meskipun sudah berusaha tenang sebenarnya Matthew benar-benar ketakutan apalagi saat ia mendengar suara kamera mengambil gambar namun ia tidak bisa menemukan sosok dibalik pelakunya.

Matthew ingin cepat-cepat sampai pada persimpangan jalan dimana Jiwoong sedang menunggunya. Karena setiap ia bersama Jiwoong bayang-bayang penguntit yang mengikutinya itu akan pergi. Jiwoong kini bukan saja sumber rasa nyaman dan bahagianya. Jiwoong benar-benar malaikat pelindung bagi Matthew.

"Matthew? Kamu tidak apa-apa?" tanya Jiwoong cemas saat melihat wajah pucat Matthew dan mendapatkan gelengan dari yang ditanya.

"A-ada yang mengikutiku. Aku rasa sejak kemarin ada yang mengikutiku," ucapnya lirih.

Jiwoong menyatukan alisnya. Matthew ini sedang diteror oleh seseorang atau apa? Jiwoong tampak melihat keadaan sekilas sambil memicingkan matanya tapi ia tidak menemukan apa-apa yang tampak mencurigakan. Tanpa basa-basi Jiwoong segera menggandeng tangan Matthew membawanya pergi dari sana.

[✓] Rose Blossom | WoongMatt/Ppusamz ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang