"Hati-hati di jalan ya, Kak Mark." Ucap Jaeyun pada kakaknya.
"Iya, semangat sekolahnya ya. Nanti jam 4-an Kakak jemput." Ucap Mark.
"Siap pak bos!"
Jaeyun tersenyum menatap kepergian Kak Mark. Berjalan menuju kelasnya sembari bermain ponsel, Jaeyun tidak sadar kalau di depannya ada murid yang tengah berkumpul.
"Hayo! Hayo nabrak!" Ucap salah seorang pemuda yang tengah berkumpul dengan teman-temannya. Jaeyun langsung lihat kedepan dengan cengengesan.
"Maaf, maaf." Ucapnya kemudian pergi.
"Jung Jaeyun!" Panggil seseorang dari belakang.
Jaeyun berhenti, menoleh menatap kumpulan para pemuda itu.
Jaeyun menyipit ketika melihat sosok pemuda tinggi dengan kulit putih bersih. Rambutnya hitam legam dan postur yang gagah.
"Siapa ya?" Tanya Jaeyun. Rasanya dia tidak pernah tuh lihat cowo ini. Siapa?
"Lupa sama gue?" Tanya pemuda itu.
"Kamu siapa, ya?" Tanya Jaeyun sopan. Sebenarnya dia bener-bener nggak tau siapa cowo ini.
"Park Sunghoon." Ucap pemuda itu.
"HAH?!" Heboh Jaeyun. "Kok bisa disini? Kamu sekolah disini?" Tanya Jaeyun.
"Menurut lo aja." Balas Sunghoon ketus.
Jaeyun menatap Sunghoon kesal. "Nyebelinnya nggak sembuh-sembuh." Balas Jaeyun ketus.
"Galaknya juga nggak sembuh-sembuh." Ucap Sunghoon dengan senyum meremehkan.
"Aku galak cuma ke kamu, ya!" Balas Jaeyun kesal.
Sunghoon tertawa menatap sosok imut di depannya marah-marah dengan mata melotot, gemas sekali. "Oh ya? Berarti gue spesial banget dong buat lo?"
Jaeyun mendengus. "Orgil!" Pekik Jaeyun sebelum pergi meninggalkan Sunghoon yang tersenyum lebar.
"Kenal lo sama dia?" Tanya Jay.
Sunghoon mengangguk. "Temen SMK gue."
Jay ber-oh-ria menanggapi ucapan temannya.
"Ayo dah ke kantin, sarapan, laper gue." Ucap Jay.
•••
Jaeyun menatap jam tangannya, menunggu Kak Mark menjemput. Semoga saja pemuda satu itu tidak terlambat menjemputnya, ya.
"Jung Jaeyun." Panggil Sunghoon.
"Apalagi?" Balas Jaeyun super duper kesal.
Sunghoon tertawa kecil. "Apalagi? Orang baru ini gue manggil lo lagi. Belum dijemput?" Tanya Sunghoon. "Eh, masih dianter jemput, ya?"
Jaeyun melirik sekilas tanpa membalas ucapan pemuda menjengkelkan itu. LAGIAN YA, kenapa si Park Sunghoon ini bisa ada disini sih? Apa itu orang bisa membelah diri? Tiba-tiba ngilang, tiba-tiba lagi bisa satu sekolah LAGI sama Jaeyun. MANA NYEBELIN BANGET LAGI.
"Mau bareng gue aja?" Tanya Sunghoon.
"Nggak, makasih!" Balas Jaeyun ketus.
Sunghoon tersenyum lebar menatap Jaeyun. Pemuda pendek ini gemes banget deh.
"Keburu sore kalo nunggu abang lo."
"Biarin."
"Ya udah gue tunggu sampe abang lo dateng, ya." Ucap Sunghoon.
"Nggak usah, pulang aja sana." Ucap Jaeyun semakin kesal. Sumpah ya, dia males banget harus berdiri sebelahan sama Park Sunghoon ini.
"Lo nggak mau nanya sesuatu gitu ke gue?" Tanya Sunghoon.
"Nggak." Balas Jaeyun.
"Sabar, kenapa sih galak banget?" Tanya Sunghoon lembut.
"Karena ngomong sama kamu itu HARUS galak." Balas Jaeyun. Kenapa Kak Mark lama banget sih? batin Jaeyun.
"Tuh abang lo." Ucap Sunghoon tiba-tiba. Jaeyun yang sedang sibuk bermain ponsel langsung mengantongi ponselnya.
"Kak Mark kok lama bang-"
"Eh ini Sunghoon?" Tanya Mark tiba-tiba.
Jaeyun merengut menatap Kak Mark."Iya bang, saya Sunghoon." Balas Sunghoon sopan dengan senyum ramah. Jaeyun menatap pemuda itu sinis, sok ramah!
"Kuliah disini juga?" Tanya Mark.
Sunghoon mengangguk. "Iya bang hehe." Balas Sunghoon.
"Kok kebetulan banget satu sekolah lagi sama Jaeyun, ya." Ucap Mark.
Sunghoon tertawa kecil.
"Kak Mark, ayo pulang." Ucap si bontot lirih.
Mark tersenyum menatap si bungsu. "Iya, iya ayo pulang." Balas Mark lembut. "Hoon, gue duluan ya. Nitip adek gue kalo di sekolah, ya." Ucap Mark.
"Kak?-"
"Siap bang, saya jagain si bontot." Balas Sunghoon cepat.
"Anjing." Gumam Jaeyun. Sunghoon melirik si pendek jahil.
Selama perjalanan menuju rumah, Jaeyun hanya diam. Badmood banget sumpah!
"Kok bisa ya Sunghoon satu sekolah lagi sama kamu, Dek." Ucap Mark.
"Nggak tau tuh, nggak peduli juga." Balas Jaeyun.
"Sewot banget sih? Masih sebel sama Sunghoon?"tanya Mark.
"Biasa aja tuh." Balas Jaeyun.
"Awas nanti naksir loh." Goda Mark, tertawa melihat wajah cemberut si bungsu. Lucu banget emang adeknya satu ini.
Sampailah Mark dan Jaeyun di rumah. Keduanya menatap mobil hitam yang terparkir di halaman rumah. Dengan kebingungan Jaeyun berjalan masuk mendahului kakaknya. Ada tamu kah? batin Jaeyun.
Soalnya tumben banget ada tamu ke rumah. Biasanya tuh tamu pada ke kantornya Bunda. Kenapa bisa nebak tamunya Bunda? Soalnya dari mobilnya sih biasanya circle-nya Bunda. Hehe.
"Aku pulang!" Ucap Jaeyun.
"Nah itu anakku udah pulang."
Samar-samar Jaeyun mendengar suara Bundanya sedang berbicara dengan orang lain.
"Selamat datang." Ucap Taeyong, menyambut kedatangan anaknya seperti yang sudah-sudah.
"Temennya Bunda?" Tanya Jaeyun sembari berbisik.
Taeyong mengangguk kecil."Kenalin, ini temen Bunda, namanya Om Mingyu."
Jaeyun tersenyum sembari bersalaman dengan teman Bunda, disusul oleh Mark kemudian.
"Tumben ya temennya Bunda main ke rumah." Ucap Jaeyun pada Mark ketika keduanya sudah berada di lantai 2.
"Ganti suasana kali. Masa ketemuan di kantor terus." Balas Mark santai.
Jaeyun mengangguk paham. "Bisa jadi."
Jaeyun tidak terlalu peduli dan memilih masuk ke kamarnya untuk mandi. "Tapi tetep aja tumben banget." Gumam Jaeyun sebelum memasuki kamar mandi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Punakawan II : Search For Happiness
Fanfiction[ON GOING] Cerita kelanjutan dan menjadi akhir perjalanan Punakawan. Sebut saja babak terakhir ini adalah mencari bahagia untuk sang bunda. [⚠] BxB, Missgendering, Harsh words, Semi-baku.