Setelah kesalahpahaman soal Mingyu dan Bunda kemarin, sekarang Jaeyun jadi malu sendiri, setiap Mingyu dateng ke rumah pasti Jaeyun semangat banget ngajak ngobrol laki-laki yang usianya sama kaya Ayah itu.
"Om Mingyu." Panggil Jaeyun. Keduanya sedang pergi keluar berdua untuk beli bahan tugas prakarya Jaeyun. Soalnya abang-abangnya lagi pada nggak di rumah, Bunda juga sibuk di butik, jadi cuma ada Mingyu yang bisa dia mintai bantuan.
"Iya?" Jawab Mingyu, masih dengan fokus menyetir.
"Om Mingyu pernah komunikasi sama Ayah?" Tanya Jaeyun.
Mingyu mengangguk. Jaeyun menatap dengan semangat. "Kapan Om?" Tanyanya.
"Kalo nggak salah sih seminggu yang lalu Ayah kamu sempet chat Om." Balas Mingyu.
"Chat soal apa?" Tanya Jaeyun lebih semangat.
"Sekedar tanya kabar sih, habis itu Ayah kamu nggak bales chat Om lagi, sampe sekarang."
Jaeyun cemberut. "Ayah itu susah banget buat dihubungi, Om! Biasanya yang hubungin Ayah itu Kak Jeno atau Kak Mark, tapi nggak ada yang dibales juga." Ucap Jaeyun lemas. "Aku jadi bingung kenapa Ayah nggak bales, apa Ayah udah nggak anggap kita anaknya ya."
"Nggak mungkin gitu, Jaeyun, Ayah kamu pasti masih sayang sama kalian semua. Om kenal Ayah kalian itu orang yang seperti apa." Ucap Mingyu berusaha menenangkan. "Kenapa kamu nggak coba untuk hubungin Ayah kamu sendiri aja?"
"Kakak nggak pernah kasih Jaeyun ijin." Ucap Jaeyun sedih.
"Just try it, Jaeyun." Ucap Mingyu.
"Should i?"
"Ya, coba dulu."
Jaeyun mengangguk, meraih ponselnya dan mencari kontak Ayah nya.
Setelah berhasil mengirim pesan kepada Ayahnya, Jaeyun memasukkan ponselnya ke dalam kantungnya. Dengan hati berdebar menunggu jawaban sang Ayah disana.
Berharap Ayah akan balas pesannya.
•••
"Bunda hati-hati ya!" Ucap Sungchan.
"Iya sayang." Balas Taeyong lembut.
"Bunda beneran nggak mau dianter sama kita aja? Kita juga bisa ikut Bunda kok, biar Bunda nggak sendirian." Ucap Mark, memegang lengan Taeyong.
"Nggak sayang, biar Bunda sendiri aja yang jemput." Balas Taeyong sembari tersenyum.
"Huh, yaudah. Hati-hati ya, Bun." Ucap Mark.
Jeno dan Jaeyun hanya menatap kepergian Bunda.
"Padahal aku mau ikut." Gumam Jaeyun.
"Halah, kamu ikut cuma mau beli jajan kan." Celetuk Jeno.
"Ish!" Gerutu si bungsu.
Taeyong tersenyum selama perjalanan menuju bandara, menyalakan musik di dalam mobilnya agar tidak terlalu sepi. Kakaknya yang tinggal di luar negeri itu akhirnya kembali ke Indonesia walau hanya untuk berlibur, Taeyong bahagia sekali.
Apalagi kakaknya akan segera punya anak!
Pukul sepuluh siang Taeyong tiba di Bandara untuk jemput kakaknya dan suami beserta anaknya.
Lama menunggu membuat Taeyong bosan, maka dia bersandar pada tembok disana sambil memainkan ponselnya.
Matanya menatap pada sepasang kaki dengan sepatu Converse putih, naik lagi menatap style casual, naik lagi Taeyong benar-benar dibuat tersedak ludah sendiri.
"Apa kabar, Taeyong?"
Rupanya penerbangan Baekhyun ke Indonesia diundur, sehingga pria cantik itu akan tiba di Indonesia pada keesokan harinya. Dan disinilah Taeyong sekarang, di kafe yang ada di bandara bersama dengan pria tinggi yang sedang menggendong bayi perempuan berusia sekitar dua tahun.
"Hey! Kenapa ngalamun?" Tanya Jaehyun dengan tawa kecil.
Taeyong gelagapan, "Kamu kok disini?"
Jaehyun menggeleng, "Aku dari Bangkok."
Taeyong mengangguk paham, "Naya mana?"
Jaehyun menaruh putrinya pada kursi dorong bayi. Menyelimuti malaikat kecilnya dengan selimut bermotif awan. Taeyong menatap sekilas pada kaki si bayi yang memakai sepatu rajut berwarna kuning. Itu milik Jeno.
"Panjang ceritanya, Taeyong."
Taeyong terdiam, menatap bayi perempuan itu lembut.
"Maaf untuk semuanya, maaf bikin kamu berada disituasi ini." Ucap Jaehyun.
Taeyong melirik ke si bayi, mengangguk kemudian. "Masa lalu biarlah berlalu, sekarang kita fokus aja sama hidup masing-masing."
"Taeyong."
"Ya?" Taeyong menatap Jaehyun penasaran.
"Helena bukan anak aku."
Taeyong menatap Jaehyun lama. "Maksud kamu?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Punakawan II : Search For Happiness
Fanfiction[ON GOING] Cerita kelanjutan dan menjadi akhir perjalanan Punakawan. Sebut saja babak terakhir ini adalah mencari bahagia untuk sang bunda. [⚠] BxB, Missgendering, Harsh words, Semi-baku.