5. Overthinking

747 74 6
                                    

TW / BxB, Missgendering














"Kenapa ngelamun sih, Dek?" Tanya Jeno pada si bungsu yang duduk melamun di balkon kamarnya.

Jaeyun menatap Jeno sekilas, tanpa membalas, pemuda manis itu menghela napasnya.

"2 tahun itu lama atau sebentar, Kak?" Tanya Jaeyun.

"Tergantung." Balas Jeno.

"Tergantung apa?" Tanya Jaeyun bingung.

"2 tahun akan terasa sebentar kalau hidup kamu baik-baik aja, hidup kamu bahagia. Tapi 2 tahun akan terasa lama kalau kamu menderita, atau saat kamu harus kehilangan sesuatu di dalam hidup kamu. Itu waktu yang lama." Balas Jeno panjang lebar.

Jaeyun menghela napasnya. "Kalau menurut Kak Jeno, 2 tahun ini lama atau sebentar?" Tanya Jaeyun.

"Sebentar." Jawab Jeno lugas.

"2 tahun itu lama, Kak." Balas Jaeyun lirih.

Jeno tahu kemana arah pembicaraan ini.

"Waktu 2 tahun, apakah cukup untuk melupakan seseorang dalam hidup kita?" Tanya Jaeyun.

Jeno menatap langit malam. "Nggak tahu." Balas Jeno. "Dek, kadang ya, kita nggak harus melupakan seseorang yang ada di dalam hidup kita, kita cuma menempatkan dia di bagian lain dari hati, tapi nggak lupa. Cuma ya, kita harus terbiasa untuk nggak sama seseorang itu." Ucap Jeno. "Susah sih, tapi mau gimana lagi? Hidup ya gitu." Lanjutnya.

"Ternyata capek ya Kak, hidup jadi orang dewasa itu nggak mudah." Ucap Jaeyun.

Jeno mengangguk. "Apalagi hidup sebagai orang tua."

Jaeyun terdiam, menatap langit yang mulai gelap.

•••

"Selamat pagi!" Sapa Taeyong pada si bungsu.

Jaeyun tersenyum sembari memeluk Taeyong sejenak. "Bunda kok tumben masak, ini weekend lho." ucapnya.

Taeyong tertawa kecil. "Emang aneh banget ya liat Bunda masak weekend gini?"

"Ya... enggak sih, ada yang mau kesini kah?" Tanya Jaeyun penasaran.

"Om Mingyu mau kesini." Balas Taeyong.

Terdiam, Jaeyun menatap Taeyong dari belakang. "Om Mingyu temen Bunda yang kemarin itu?" Tanya Jaeyun memastikan.

"Huum." Balas Taeyong singkat.

Tumben sekali Bunda menerima tamu? Apalagi Om Mingyu ini sering sekali main ke rumah mereka, tapi tiba-tiba saja pria tinggi itu mau ikut sarapan bersama keluarganya? Dan Bunda mengijinkan? Sebenernya gapapa sih, cuma aneh aja.

"Sana mandi dulu dek, abang juga dibangunin ya." Suruh Taeyong.

"Iya." Balas Jaeyun sebelum meninggalkan dapur.

"Biasa aja lah wajahnya." Celetuk Sungchan pada si bungsu yang merengut.

Jaeyun melirik Sungchan, mendiami pemuda yang setahun lebih tua darinya itu.

"Yaelah ngambek." Gumam Sungchan.

Jeno menatap si bungsu. Jaeyun tuh kayanya lagi sebel, bukan kayanya lagi. Emang lagi sebel gara-gara kedatangan Om Mingyu.

Punakawan II : Search For HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang