Welcome Baby

373 20 17
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

BIRTHCARE CENTER FANFICTION

BAGIAN 2

🔆🔆🔆

Cinta adalah emosi yang terbentuk dari tiga perasaan yaitu perhatian, kasih sayang, dan keintiman. Begitulah yang dikatakan pakar psikologi Zick Rubin. Sementara dalam konteks filosofi, cinta ialah kualitas baik yang mewarisi semua perasaan kebaikan, simpati dan kasih sayang.

Kata-kata manis itu pernah diungkapkan seorang Sehun ketika Soeun bertanya apa itu cinta. Sehun hanya mengungkapkan isi konteks buku yang pernah dibacanya tapi Soeun ingin tahu apa itu cinta bagi seorang Sehun.

"Cinta bagiku adalah, kau menjadi prioritas hidupku. Melalui dirimu, aku bisa mengenali bagaimana cara mencintai diriku sendiri, sebab, kau pun telah menjadi bagian dariku."

Soeun pun berasumsi, makna cinta yang diungkap Sehun begitu tulus, hingga akhirnya ia pun memutuskan mau berumah tangga dengan namja itu adalah, Sehun akan melakukan apapun untuknya, lalu, kenapa ia sekarang disuruh mengepel? Meski ini dikatakan untuk kebaikan fisiknya sendiri, tapi apa Sehun tak paham ia sekarang sedang mager alias malas bergerak.

"Gimana cara orang hamil pel lantai pakai tangan, suamiku yang gantengnya bikin sakit gigi?" Soeun masih menolak dengan menggeser ember memakai kakinya. Ia bersedekap tangan dengan mata menantang namja yang dulu ia pikir tak akan mungkin bisa menjadi suaminya. Tapi takdir telah mempersatukan mereka dalam pernikahan.

"Gimana, Samchon?" lanjutnya dengan senyum smirk. Soeun tahu telinga Sehun akan sakit jika namja itu dipanggil paman. Sehun melirik tajam dipanggil dengan cara usil istrinya. Jika sedang kesal Soeun memang menggodanya dengan panggilan itu.

Sehun pun berusaha untuk tidak terpancing marah atas panggilan tersebut. "Kau bisa melakukannya seperti ini," katanya sabar sambil membawa ember dan kain pel ke ruang tamu. Sehun memperagakan bagaimana cara jongkok perlahan khusus wanita hamil. Ia pernah mempelajarinya saat Soeun hamil pertama dan ia langsung mempraktekkannya didepan Soeun. Ketika itu Soeun sangat bahagia Sehun mau ikut kelas hamil demi wanita itu.

Sehun masih mengingat detail semua pelajaran-pelajaran yang ia pahami untuk ditransfer pada Soeun dan biasanya Soeun menyimak jika ada waktu luang. "Kau harus berpegangan dulu sama sesuatu, lalu perlahan tekuk kedua lututmu. Ambil napas panjang dan bernapaslah dengan teratur. Lalu perlahan, pel lantai dengan menungging sedikit, lalu mundur ke belakang,"

"Praktekkan dong,," ujar Soeun dengan kedua mata merayu.

Sehun mendelik sejenak istrinya yang meminta lebih ilmu yang diberikan. Tapi ia juga tak bisa meresponnya dengan marah mengingat ia tak ingin Soeun beranggapan bahwa ia telah berubah. Jujur saja, Sehun sudah melewati masa-masa perubahan mood selama hamil pertama yang dialami Soeun. Belum lagi selama hamil, Soeun mudah termakan isi konten negatif terutama isu perselingkuhan. Entah mungkin sudah lebih dari puluhan ribu kata keluar dari mulutnya. Bahwa ia tak selingkuh.

Sehun ingat bagaimana akhirnya ia menyita ponsel Soeun hanya sampai baby mereka lahir. Ia perlu berdebat panjang dengan keluarga mengenai Soeun tak boleh memegang ponsel pintar, agar pengaruh buruk di media sosial, tidak merusak isi otak wanitanya itu. Ia yang memang berjiwa penuh rasa adil, ikutan tidak memakai smartphone. Cukup lama mereka bertahan memakai ponsel jadul yang tidak memiliki aplikasi apapun kecuali untuk telepon dan sms saja.

Untuk memotret, mereka memakai kamera digital dan untuk bekerja Sehun memakai laptop. Masih segar diingatannya bagaimana rekan-rekan kerjanya mentertawakan dirinya yang kembali ke jaman dulu. Sehun tak masalah dengan ejekan tersebut. Baginya yang terpenting, istri tercintanya yang menggemaskan tapi juga menyebalkan itu tidak diberi pengaruh buruk oleh media sosial.

Birthcare Center (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang