Accuser

169 17 5
                                    

Happy Reading, chingu 😁

Thanks vote and comment my fanfic,

BIRTHCARE CENTER FANFICTION

BAGIAN 3

🔆🔆🔆

Wanita mampu merasakan kondisi terlahir kembali, ketika dia bisa melewati masa kritisnya menghadapi sebuah takdir. Hampir tiada saat akan melahirkan seorang manusia lagi dalam tubuhnya. Layaknya seorang pejuang di medan perang, posisinya yang berada di atas meja operasi adalah antara hidup dan mati. Bahkan para dokter yang bekerja pun berdoa agar pekerjaan mereka berhasil dengan sangat baik tanpa ada kegagalan.

Disisi lain, keluarga pasien pun tak ada ubahnya ikut berjuang meski hanya merapalkan doa-doa yang terucap. Adalah Sehun, keluarga pasien yang telah merapalkan doa-doa permohonan agar wanita terkasihnya bisa selamat. Begitu juga bayinya.

Sehun menatapi Soeun yang telah tertidur pulas efek bius yang masih berbaur dalam tubuhnya. Ia sempat menangkap wajah kecewa Soeun ketika baru disadarkan oleh dokter bahwa bayi yang dilahirkannya adalah bayi laki-laki bukan bayi perempuan. Sehun berpikir mungkinkah Soeun berharap bayinya perempuan adalah agar bisa menebus kesalahan di masa lalu?

Ayahnya berkata semestinya tak perlu adanya penebusan kesalahan di masa lalu karena garis takdir umur Haru memang sangat pendek. Tidak ada yang perlu disesalkan dari keputusan Tuhan yang bekerja. Jika memang sudah takdirnya berumur pendek, Tuhan bisa memakai cara apapun untuk mencabut nyawa manusia yang dititipkan pada sebuah tubuh. Bahkan dalam keadaan tertidur pulas pun Tuhan bisa mencabut nyawa manusia yang dikehendakinya. Bagi ayahnya, cucu pertama yang terlahirkan dalam keluarga marga Kim dan Oh itu sudah dipersiapkan untuk menjadi bidadari di surga tanpa harus melewati kehidupan yang rumit di dunia.

Ikhlas adalah cara terbaik untuk mempercayai bahwa Haru lebih bahagia berada di sisi Tuhan. Hanya saja keikhlasan itu belum bisa dimiliki seorang Soeun yang telah kecewa pada gender manusia yang baru saja terlahir. Sehun menatapi bayinya yang malang juga tertidur pulas usai dibersihkan. Bayinya sudah mampu membuka mata sedikit seketika ia menangis saat ibunya berkata ragu soal ketampanan.

"Tenang saja, ibumu akan mencintaimu sepenuhnya seperti dia mencintai kakakmu." ucap Sehun lembut pada bayinya.

Sehun memilih tidur untuk merilekskan tubuhnya. Diletakkannya bayinya pada baby box. Ia tahu detik ini juga, ia tak bisa lagi bersantai untuk sekedar menikmati secangkir teh. Seperti pasca kelahiran Haru dulu, ia yang lebih banyak mengerjakan pekerjaan rumah agar Soeun tidak melibatkan diri. Soeun hanya dimintanya memulihkan diri dan mental serta menyusui buah hati mereka.

Banyak rekan kerja wanita memuji keberuntungan Soeun mendapatkan dirinya. Bisa mendapatkan suami yang mau terlibat dalam urusan berberes rumah. Namun Sehun membantah bahwa yang sebenarnya beruntung adalah dirinya yang mendapatkan Soeun dan juga mengenai pekerjaan rumah, ia merasa itu bukanlah sekedar pekerjaan seorang istri.

Sejak ditinggalkan begitu saja oleh ibunya, ia pernah mendapatkan cerita dari bibinya bahwa pasca kelahirannya, ibunya Sehun terpaksa mengerjakan apapun sendiri sementara ayahnya bekerja keras mencari uang. Itu pun salah ibunya sendiri yang menginginkan banyak barang-barang branded untuk dipamerkan ke tetangga dan kawan-kawan sosialnya. Hingga mengharuskan suami kerja dari pagi ketemu pagi hanya untuk memenuhi hasrat haus validasi dari sosmed. Lalu dikarenakan suami tak bisa membantu mengurus rumah dan bayi, ibunya semakin hari semakin stress dan lebih banyak mengomel.

Sehun tahu dan yakin istri yang dinikahinya, tak sedikit pun memiliki sifat buruk ibunya tapi mereka sama-sama bergender wanita. Ia paham rasa sakit pasca melahirkan bukanlah rasa sakit biasa seperti jika ia teriris pisau. Rasanya pasti jauh lebih menyakitkan dari sekedar luka pada umumnya.

Birthcare Center (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang