01. Memasak

67 8 0
                                    

Allah menjadikanmu seorang muslimah karena Ia ingin melihatmu di surga, yang perlu kamu lakukan adalah kamu pantas untuk itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allah menjadikanmu seorang muslimah karena Ia ingin melihatmu di surga, yang perlu kamu lakukan adalah kamu pantas untuk itu.

~ Sayyidah Aisyah Radhiallahu anhu ~


🌻🌻🌻

Suasana dini hari yang sangat dingin karena semalaman dilanda hujan yang deras, tak menghalangi seorang gadis untuk bangun melaksanakan sholat tahajud nya.

Amyra Zulaikha, seorang gadis yang sholehah, cantik, baik hati dan tentunya juga ramah, walaupun dia tidak pernah duduk dibangku pesantren namun tidak menghalangi dia untuk bisa menjadi wanita sholehah dan paham agama. Menurut dia untuk menjadi wanita sholehah tidak selalu harus duduk di bangku pesantren.

Amyra bagun dari tidurnya dan langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu setelah melihat jam yang menunjukkan pukul 2 dini hari. Ia langsung melaksanakan rutinitas sholat sunnah tahajudnya dengan khusyuk dan dilanjutkan dengan membaca Al-Quran hingga adzan subuh tiba.

Saat adzan subuh berkumandang, Amyra menyudahi bacaan Al-Qur'an nya dan segera melaksanakan sholat subuh. Setelah sholah subuh Amyra langsung bergegas menuju dapur untuk memasak sarapan untuk keluarganya.

"Hmm masak apa ya?" gumam Amyra sambil melihat lihat isi kulkas yang berisikan sayuran.

Saat tengah asyik melihat isi kulkas, Amyra teringat jika nasi sisa tadi malam masih banyak dan akhirnya dia memutuskan untuk memasak nasi goreng saja. Amyra mengambil beberapa sayuran hijau yang sekiranya bisa untuk di goreng bersama dengan nasi.

Setalah itu Amyra langsung saja menyiapkan bahan-bahan dan alat untuk memasak nasi goreng dan mulai mengerjakannya. Agar acara memasaknya semangat dan tidak membosankan, Amyra memiliki ide yang menurutnya akan sangat bagus dan menyerukan.

"Pertama-tama, kita kupas bawang merah dan bawang putih terlebih dahulu," ujar Amyra seraya mengambil dua macam bawang yang sudah ia siapkan sebelumnya dan mulai mengupas kulitnya.

"Setelah selesai mengupasnya. Selanjutnya kita cuci terlebih dahulu bawang tersebut beserta dengan beberapa sayuran hijau ini hingga bersih." Lanjut Amyra yang mulai serius dengan aktingnya itu.

"Setelah dirasa sudah bersih, langsung saja kita potong bahan-bahannya tadi menjadi ukuran yang lebih kecil," lagi-lagi Amyra berbicara tanpa sadar bahwa dirinya tengah diperhatikan umi dan abangnya.

Dari pintu dapur umi Aisy melihat putrinya yang sedang memasak sambil berbicara itupun merasa penasaran dan langsung mendekati anaknya. "anak umi lagi apa?" tanya umi Aisy sambil mendekati Amyra.

"Ehh umi, ini Amyra lagi mau masak nasi goreng umi," jelas Amyra seraya terkekeh kecil berharap uminya itu tidak melihat tingkahnya tadi.

"Umi lihat tadi kamu seperti sedang berbicara deh. Ngapain emang?" tanya umi Aisy penasaran.

"Hehe, gapapa kok umi," ujar Amyra sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sepertinya sambil tutor masak, tapi umi lihat disini kok gak ada alat rekam, ya?" tanya umi Aisy mengulum senyumnya.

"Ehhh, eee itu umi," ucap Amyra terpotong karena tiba-tiba ada seseorang yang tertawa nyaring dari pintu dapur.

"Hahahaa, dia itu lagi memasak ala-ala Chef yang sedang diliput oleh saluran telivisi, Umi," ucap Hanan dengan tawanya yang nyaring karena ia juga melihat Amyra yang bertingkah seolah sedang melakukan perekaman.

"Abang ihh!!" kesal Amyra sekaligus malu. Umi Aisy hanya tertawa kecil melihat wajah Amyra yang sudah memerah seperti kepiting rebus karena malu.

"Sudah sudah, Amyra umi bantu masaknya ya," ucap umi Aisy menengahi keduanya.

"Boleh umi, tapi umi yang masak telur aja ya soalnya ini bahannya udah tinggal di goreng sama nasi nya aja," sahut Amyra dengan senang hati.

Setelah beberapa menit berkutat dengan alat dapur, akhirnya nasi goreng ala Amyra dan umi Aisy sudah matang dan siap dihidangkan.

"Alhamdulilah udah selesai, Umi," ujar Amyra sambil mematikan kompor.

"Alhamdulillah," balas umi Aisy.

"Waahhh wangi banget, masak apa nih sampe wangi aroma masakannya kecium hingga depan?" Tanya abi Manaf berjalan menuju meja makan dengan hidung yang mengendus-endus.

"Abi, Abi tau gak," ucap Hanan yang sengaja menggantung kalimatnya untuk memancing emosi Amyra.

"Kenapa?" tanya Abi Manaf sambil menarik kursi untuk dia duduki.

Amyra yang merasa dijahili pun langsung menatap Hanan dengan tajam penuh emosi. Merasa ditatap tajam oleh Amyra, Hanan hanya tertawa kecil dibuatnya. Bukannya merasa takut, Hanan malah makin menjadi untuk menjahili adiknya itu.

"Gini loh, Abi" ucap Hanan yang langsung di sela oleh Amyra. "Abi, ayo makan nanti dingin," sela Amyra untuk mengalihkan pembicaraan. Namun bukan Hanan namanya kalau berhenti sampai disitu untuk menjahili Amyra.

"Tadi ada yang memasak sambil me...."

"Abang ihh, diam gak!" ancam Amyra memperingati Hanan sambil mengangkat sendok yang dia ambil dimeja makan dan siap untuk melayangkannya ke wajah Hanan.

"Uuihhh, ada singa betina marah, Abi," ucap Hanan lalu dengan cepat bangkit dari duduknya dan berlari kebelakang abinya untuk bersembunyi.

Abi Manaf hanya menggelengkan keplanya melihat kelakuan Hanan yang sangat suka menjahili Amyra, sedangkan umi Aisy sudah tak dapat lagi menahan tawanya atas tingkah keduanya.

"Sudah-sudah, ayo kita makan. Abi sudah sangat lapar dan mau berangkat kerja." Lerai Abi Manaf.

Amyra langsung meletakkan sendok yang tadi ia pegang ke atas piring miliknya dan beralih mengambilkan nasi goreng untuk dihidangkan di piring Abinya juga Umi, Hanan dan miliknya.

Keadaan ruang makan itu sangat senyap, hanya terdengar suara dentingan sendok dan piring yang beradu karena prinsip abi Manaf yang melarang siapapun untuk berbicara saat sedang makan.

Setelah selesai sarapan pagi, Abi Manaf dan Hanan langsung pamit untuk berangkat kekantor. Sedangkan Amyra dan umi Aisy membereskan meja makan dan mencuci piring kotor yang dipakai saat sarapan tadi.

Hanan yang baru saja menyelesaikan masa kuliahnya itu diminta abi Manaf untuk membantunya mengurus kantor yang selama ini sudah ia kelola sendiri. Sedangkan Amyra sendiri yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atasnya itu memilih untuk meneruskan pendidikannya seperti Hanan dengan bidang yang berbeda. Amyra mendaftarkan dirinya di salah satu perguruan tinggi terkenal di Kalimantan yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin di fakultas Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir.

"Amyra, katanya adik kamu bentar lagi mau libur dari pesantrennya dan akan pulang lusa," ujar umi Aisy memberitahu Amyra.

"Benarkah umi?" tanya Amyra antusias dengan wajah yang berbinar karena bahagia.

"Iya sayang," jawab umi Aisy sembari tersenyum.

"Yeay, akhirnya Amyra akan bertemu dengan Nayla dan menghabiskan waktu dengannya," girang Amyra dengan sunyum yang terlihat jelas diwajahnya.

"Gak sabar banget mau ketemu," batin Amyra.

Setelah selesai melakukan rutinitas paginya yaitu membersihkan rumah, Amyra memutuskan akan membersihkan dirinya juga yang ia rasa sudah lengket dan bau.

🌻🌻🌻




















***

Jangan lupa tinggalin vote dan komennya ya. Thanks for reading and see you...



Tbc

Amyra ZulaikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang