'‹ Hadiah Terakhir ›'
"Kakak gue kapan balik ya" tanya Rin kepada temannya yang berambut hitam campur kuning,yaitu Bachira meguru
"Doain aja biar cepet pulang,udah Lo makan tuh nasi goreng Lo,nanti keburu dingin" ucap bachira menenangkan Rin Karna Rin benar benar sangat rindu dengan kakaknya
"Kagak mau ah,buat Lo aja Lo belum makan,kan? buat Lo aja" jawab Rin sebab dia sudah tidak nafsu makan lagi,rasa kerinduannya menyelimuti tubuh nya,ia tak bisa menutupi rasa rindu
"Dih seriusan Lo? Nanti gue lagi yang bayar,males ah" jawab bachira tak percaya sebab sudah berkali kali Rin memberi makanannya pada Bachira dan selalu Bachira yang bayar
"Udah Lo tenang aja,gue yang bayar kok,sekarang gue bawa uang banyak nih" ucap Rin supaya Bachira memakan makanan miliknya
"Bener nih? Awas kalo boong,gue tagih janji lo" ucap bachira dan langsung melahap nasi goreng milik Rin
"Bu,nasi gorengnya berapaan?" Tanya Rin kepada ibu kantin disana
"Oh itu tiga belas ribu dek soalnya ada tomatnya" jawab ibu kantin
"Ih apa bedanya sama ada tomat sama ga ada? Perasaan sama aja" batin Rin yang ke heranan kenapa harganya naik hanya Karna ada tomatnya
"Ooh gitu ya Bu,yaudah nih Bu bayarnya" sambung Rin lalu ia mengeluarkan uang tiga belas ribu dari saku nya
"Cepetan habisin,gue tinggal juga Lo" ucap Rin mengomel pada Bachira sebab Bachira makan nasi goreng sambil bermain handphone
"Tinggalin aja,gue masih ada otoya, iya kan toy? Lo mau nungguin gue?" Tanya Bachira kepada otoya eita
"Idih ogah" jawab otoya menolak mentah mentah sang Bachira
"Dih jahat,tungguin Napa sih Rinn ah" ucap bachira yang malah merengek
"Yaelah iya gue tungguin,cepetan makanya" jawab Rin jengkel dengan temannya
Bachira pun selesai makan,dan mereka berdua pamit kepada teman yang lain untuk pergi duluan ke kelas
Setelah sampai kelas,Rin mengeluarkan ponsel dari tas nya,tak disangka sangka ia dapat notifikasi dari kakaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
' ‹ Hadiah Terakhir.. › ' || ITOSHI BROTHER
AcakKisah sang kakak dan adik yang Dulunya akrab dan perlahan menjauh, sang kakak yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tak punya waktu untuk berkunjung ke rumah sang adik.