Alarm mulai berbunyi tanda hari baru akan segera dimulai. Dasha, gadis itu mulai mengeliat dan bangun dari tidurnya, segera mematikan alarm, lalu memulai rutinitas paginya.
Usai melakukan rutinitas paginya Dasha segera menuju ruang makan untuk sarapan bersama. Di ruang makan tersebut sudah ada Ayah, dan Bunda, Hugo
"Pagi sayang" Sapa Bunda
"Pagi bun, yah!" Balas Dasha balas dasa semangat
"Saya gak disapa?" Tanya Hugo tidak Terima
"Selamat pagii mas Hugoooo" Kata Dasha yang setelah itu di sambut kekehan dari Hugo dan gelak tawa orang tuanya.
Sarapan yang diisi dengan sedikit obrolan ringan telah selesai, sekarang waktunya Dasha dan Hugo untuk pergi sekolah dan ke kantor. Dan sudah pasti Dasha diantarkan oleh Hugo.
•••
Bel pergantian jam telah berbunyi. Guru yang mengajar dikelas XI MIPA 1 segera mengakhiri pembelajarannya dan keluar dari kelas tersebut. Dasha gadis itu juga sedang sibuk mengeluarkan buku untuk jam berikutnya
"Selamat pagi anak-anak, maafkan bu Vani, hari ini bu Vani sakit sehingga tidak bisa mengajar kalian, oleh karena itu kalian hari ini belajar mandiri dulu ya, dan tolong jangan berisik karena akan mengganggu kelas lain. Terimakasih" Ujar salah siswa kelas itu
"Seriusan??" Tanya teman sebangku Dasha
"Hooh, ini gue baca chat nya bu Vani di grup" Jawab siswa yang membaca pesan dari bu Vani tadi.
Tentu saja pesan bu Vani bagian jangan berisik sama sekali tidak diindahkan oleh para murid. Bahkan mereka langsung menyalakan speaker dan menyetel musik, beberapa mulai mengeluarkan ponsel dan membuka game, ada juga yang mengeluarkan laptop untuk menonton film atau drakor.
"Sha, keluar yukkk" Ajak teman sebangku Dasha
"Boleh, mau kemana?" Balas Dasha
"Gue ajak ke lapangan indoor, gue mau ketemu mas pacar"
Walaupun ajakan tersebut mendapatkan respon malas dari Dasha, tetap saja Dasha menemani temannya untuk melihat pacarnya latihan. Buktinya ia sekarang sedang berada di perjalanan menuju lapangan indoor.
"Lo ngapain sih nemenin pacar lo? " Tanya Dasha
"Kenapa, ga boleh? Lo pasti iri kan? Lagian punya pacar jarak umur udah kaya om sama ponakan"
"Ngarang lo, Hugo ga setua itu ya. Lagian pacar lo juga udah ada temennya yaa, ngapain lo temenin"
"Halah ga setua itu apanya, ngomong sama pacar kok saya saya, kaku amat neng kaya kanebo kering"
"Dasar Dara kutukupret, lo nyebelin banget sih jadi orangg" Kata Dasha kesal, dan tentu saja tidak digubris oleh temannya yang bernama Dara itu. Dan tentu saja pada akhirnya mereka berdua tetap menonton latihan basket sampai selesai
•••
Waktu berlalu dengan sangat cepat. Tiba-tiba saja waktu istirahat kedua di mulai. Di jam jam seperti inilah biasanya kantin sangat penuh. Diantara banyaknya orang berdesak-desakan tersebut terdapat 2 gadis yang turut berdesak desakan untuk membeli makan, karena perut mereka sudah meronta-ronta meminta makanan.
"Aiiihh, sumpek banget" Keluh Dara
"Iya namanya juga banyak orang" Jawab Dasha
"Tapi kan gue laper"
"Ya lo kira mereka ga laper?"
"Ck, iya sih.. Tapi gue beneran laper njir"
"Ya sabar, namanya ngantri tu harus sabar" Jawab Dasha, yang dibalas dengan muka kesal Dara
KAMU SEDANG MEMBACA
Should It Be Like This?
Ficção GeralAku masih tidak percaya bahwa semua harus berakhir seperti ini. Ku kira kita bisa bertahan? Ku kira kamu bisa bertahan? Paling tidak sebentar saja. Terimakasih sudah memberikan ku sebuah kenangan.