#1

430 22 0
                                    

Langkah kaki itu terdengar terburu buru, sesekali di tengok pula gerombolan orang di belakang sana. Panik, khawatir, dan ketakutan, terlihat kentara di wajah pemuda kelahiran 99 itu. Jalanan itu ramai sebenar nya lampu jalan pun bersinar terang, namun itu tak memudar kan sama sekali perasaan resah yang tengah melanda.

Di tengok pula gang-gang gelap dipinggiran jalan mencari tempat yang sekira nya bisa menyembunyikan tubuh nya. Keringat mulai di rasa menuruni pelipis dan mengalir bagai anak sungai di punggung , tangan nya tak henti mengetik pesan atau mencoba menelfon salah satu kakak yang sekira nya bisa membantu.

Secepat yang dia bisa tubuh banjir keringat itu di bawa memasuki gang sempit dengan beberapa lampu redup di ujung jalan sebelum persimpangan. Kaki nya tak berhenti melangkah, tangan nya pun masih berusaha menghubungi siapapun yang bisa di hubungi malam ini juga.

"Oii....kepala besar!" seketika langkah nya berhenti, terpaku di tempat bahkan nafas nya pun sempat tertahan beberapa menit bahkan pergerakan tangan nya pun tertahan sebelum sempat menekan layar hijau panggilan.
Tamat sudah riwayat nya, niat hati ingin kabur lebih cepat yang ada malah menggali kuburan sendiri.

"Yak... apakah sekarang kau mulai tuli kepala besar? Kau tak dengar aku memanggil ha..." segerombol manusia bertubuh tegap itu berhasil memenuhi gang, sedang pemimpin nya berdiri paling depan dangan jaket kulit kebanggaan berlapis sombong yang menembus langit.

Perlahan, pemuda itu membalikan tubuh nya mulai memungut keberanian yang tercecer entah di mana. Di tatap nya pemuda itu dengan pandangan gemetar kentara.

"Apa mau mu?, Bukan kah urusan kita sudah selesai?".
"Wah wah....santai lah... aku hanya ingin menyapa idol jalanan seperti mu LEE CHAN. Bagaimana kabar grup mu itu ? kudengar kalian telah sukses besar ya?, Wahh pasti kini kau punya banyak koneksi kan, bagai mana jika kita jalan kan bisnis lama lagi." Bukan, itu bukan lah sebuah tawaran bisnis yang baik. Chan tau betul kemana arah pembicaraan ini.

Sial nya sedari dulu Chan tetap lah kucing penakut jika bertemu dengan bajingan satu ini, Chan benar-benar akan mati kutu jika berhadapan begini. Asik berargumen dengan diri nya chan justru tak sadar seekor rubah tengah mendekati nya siap untuk menerkam kapan saja.

"Heyhey...aku tau kau sudah kaya sekarang jadi tak memikir kan lagi masalah uang dan bayaran yang perlu kau dapat. Tapi apa kau sadar bahwa aku bisa saja menghancur kan itu semua dengan opini publik yang ku buat berdasar kan masa lalu mu?" alis nya nampak naik turun mencoba ngancam bayi kesayangan seventeen ini.

" Eyy sudah lah, kau tinggal bilang iya lalu datang kemarkas dan karir mu akan tetap aman. Kau pasti masih ingat betul kan semua tugas tugas mu?" entah sejak kapan pundak nya sudah di rangkul begitu erat, terlalu erat bahkan.
"A-aku.a-ku ti..




































Ps*segini dulu ya, gak pinter buat bikin awalan kisah soal nya hihihi

Happy reading🐣

SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang