"Chan-ie..!! Apa itu kau?" lantang suara itu berseru bahkan sampai bergema di Lorong gang itu.
Serentak semua kepala menoleh pada ujung lain dari Lorong itu, sedikit sulit namun tetap jelas sosok matahari pembawa kebahagiaan.
"Hyung. Dokyeom hyung." sebuah pelangi yang tuhan kirim di tengah gelap nya mendung langit biru mampu menggambar kan hadir nya Dokyeom.
"Kau kenal mereka Chan-ie?" Dokyeom segera bertanya saat melihat penampilan dari orang orang yang bergerombol memenuhi gang itu.
"Me-mereka..mereka adalah.." sumpah Dino itu cerdas dan aktif sekali sebenar nya tapi kenapa otak mendadak menjadi hilang fungsi begini, ayolah ini bukan saat yang tepat untuk banyak berfikir.
"Kami adalah TEMAN SMA nya hyung, kebetulan kami bertemu dan berbicara sebentar." chan dapat merasakan lirikan tajam itu menembus kepala nya saat kata teman meluncur.
"Ohh teman SMA ya. Salam kenal ya, siapa nama mu?" Dokyeom bertanya dengan nada ramah namun mata nya tak kunjung berhenti menyelidiki laki-laki yang mengaku sebagai teman SMA dari adik nya ini.
"Yonghae, Han Yonghae. Kami sudah akrab dari awal masuk SMP, namun karena chan sekarang menjadi idol kesempatan kami untuk bertemu sangat lah sulit."
"Ya begitulah seorang idol harus nya bekerja, tapi kami sangat menikmati nya."
"Karena sudah malam seperti nya aku harus pulang kerumah, aku pamit hyung. Chan-ah aku akan menghubungi mu lagi nanti ya."
Tidak. Jangan hubungi aku. Aku tidak akan terjebak dalam permainan mu yang kali ini. Ingin sekali Chan mengucapkan nya, namun kata itu hanya sampai tenggorokan.
Chan menatap kosong gang di depan nya dengan nafas yang masih belum juga beraturan, keringat dingin pun masih terlihat sebesar biji jagung menuruni dahi. Menangkap gelagat aneh dari adik nya, Dokyeom dengan lembut menggenggam tangan Chan di samping nya.
"Chan-ie, kau tidak papa?," raut khawatir nampak jelas di wajah Dokyeom.
"Tangan mu dingin sekali, kau kedinginan kah? Bukan nya sudah ku bilang untuk membawa hotpocket. Pegang ini sebentar." Dokyeom menyerah kan plastik yang sedari tadi di tenteng nya, melepas jaket yang di gunakan dengan menyisakan sweater tipis dengan kaos pendek di dalam nya.Malam ini memang sedikit lebih dingin karena pergantian musim dan adik nya ini memang selalu saja melupakan jaket nya saat keluar drom. Dokyeom memakai kan pula topi dari jaket di kepala Chan yang masih membisu.
"Kita pulang ya?, Kau ingin membeli sesuatu dulu?" plastik itu di ambil alih lagi oleh Dokyeom lalu tangan kosong nya kembali di taut kan dengan tangan dingin Chan yang menggeleng kecil sebagai jawaban atas pertanyaan Dokyeom.
Sepi menemani kedua nya sampai di depan pintu apartemen,
"Mau tidur bersama hyung atau langsung kembali ke kamar mu sendiri huh?" Dokyeom masih belum menyerah untuk membuat bungsu seventeen itu bercerita."Hyung, maaf." kepala Chan masih setia menatap ke lantai yang di pijak, resah sangat nampak di wajah nya. Dokyeom pun hanya bisa maklum walaupun rasa penasaran yang sangat membuncah di hati nya, tapi mau bagaimana pun itu adalah privasi adik nya jadi dia tidak boleh memaksa nya.
"Istirahat lah, besok pagi kita akan ada jadwal yang padat."
Chan lebih dulu melangkah masuk ke dalam asrama yang menjadi tempat nya berlindung selama ini. Tubuh nya benar benar Lelah, pikiran nya tak karuan kini ditambah lagi satu pesan masuk.
010131***
Halo, dino-ya
Singkat, sangat singkat malah tapi dapat berpengaruh dengan sangat kuat dalam menyumbang pening. Helaan nafas kasar terdengar sangat penuh dengan beban, tubuh yang lengket dengan keringat dan pegal kaki nya sudah tak lagi di hiraukan. Sumpah malam ini dia hanya ingin tidur dan berharap hari esok tidak lebih buruk dari malam ini.
*******
"Dokyeom-ssi, seperti nya sedikit demam ya?"tanya seorang noona salon yang sedang memoles wajah Dokyeom ternyata sampai ketelinga sang leader.
"Kau demam Dokyeom-ah? Itu pasti karna kau pergi ke luar tadi malam." belum lagi Dokyeom memberi jawaban, suara Scoup lebih dulu masuk ketelinga nya.
"Chan yang pulang bersama ku saja tidak demam tuh. Lagipula aku ini kan kuat, minum obat dan makan yang banyak saja nanti pasti sembuh." ucapan Dokyeom memancing member lain untuk berceramah ternyata.
"Kau pasti melewat kan jadwal minum vitamin mu kan maka nya sekarang kau demam, semalam juga sudah tau dingin karena pergantian musim tapi malah tetap pergi keluar." Seungkwan di samping nya tidak bisa lagi menahan rasa gatal di mulut nya ternyata.
"Sudah lah aku tidak papa, nanti biar aku minta obat kepada manager Yoon dan juga aku sudah minum vitamin ku setiap hari tau."
"Ini minum lah, lama jika harus menunggu manager Yoon kemari." satu butir obat beserta air mineral yang sudah di buka tutup nya di sodor kan Mingyu kepada rekan satu line nya itu.
Dokyeom sendiri hanya pasrah, dia sadar hari ini akan banyak show dan acara-acara lain yang harus mereka hadiri dan Dokyeom tak ingin absen dari acara itu."Semua nya, apakah ada yang melihat Dino? Ini giliran nya." Joshua menatap kesemua rekan tim nya, namun hanya bingung yang menjadi jawaban.
"Bukan nya tadi tidur disini? Dia bahkan masih merusuh di samping ku tadi." Jun dari pojok ruangan menjawab.
"Biar coba ku telfon, Vernon cobalah cek toilet di lantai ini." Scoup selaku leader memberi solusi.
"Aku akan membantu Vernon,aku sudah selesai di make up." Dokyeom langsung berlari mengejar Vernon yang sudah keluar lebih dulu.
"Aku senang jika kalian sedang akur begitu." Jonghan berbisik menggoda Mingyu yang perhatian ke pada Dokyeom, maklum biasa nya mereka sudah seperti kucing dan tikus.
Ps*masih aman lah ya,, cerita nya gampang ketebak enggak sih?? Aku sangat butuh saran dari kalian
Happy reading🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE
Fanfic"hyung jangan...!!!! ini masalah ku biar aku yang selesai kan, kau tak perlu mengorbankan diri mu hyung" "kau terlalu dewasa maknae-ya, bersandarlah pada ku jika kau segan pada yang lain. aku akan membuka tangan ku lebar saat kau minta pelukan damai...