Sumpah, Dino kehabisan akal untuk menghindari pemuda bermarga Han itu, pikiran nya kalut bukan main. Dino tau pasti apa saja yang bisa dilakukan oleh penggelut dunia belakang, pun dengan resiko yang akan di hadapi nya, maklum bukan sebentar masa yang di habis kan Dino di dunia itu dan perlu waktu yang tak sebentar juga untuk nya keluar.Tidak ada sedikit pun rasa ingin kembali ke dunia itu di hati Dino, cukup, cukup sudah semua ingatan buruk itu memenuhi masa lalu nya.
Tepukan di pundak berhasil membuat Dino terjengit kaget, kepala nya sontak menoleh mengikuti asal tepukan itu.
"Apa yang kau lakukan Dino-ya...Semua mengkhawatir kan mu, kau ada masalah? Kau berbeda sejak kita pulang bersama kemarin" raut wajah khawatir tak dapat di sembunyikan Dokyeom.
"Ahh hyung, aku hanya sedang banyak fikiran saja, maaf sudah membuat khawatir." rasa bersalah nya berkalilipat mendapati bulir-bulir keringat di wajah hyung ke 10 nya.
"Jangan merasa sendiri Dino-ya, jangan memikir kan semua masalah mu sendiri an, kau punya kami. Percaya lah kami akan selalu mendukung semua keputusan, jangan pernah ragu untuk bercerita kepada kami, waktu yang kita habis kan bersama bukan kah sudah cukup membuktikan bahwa kita saudara." lembut tatapan Dokyeom coba meyakin kan Dino yang masih terus menunduk dalam.
bahu nya mulai bergetar dengan isak yang perlahan menggema.
"Hyung......aku harus bagaimana?? Mereka tak membiarkan ku sendiri an mereka selalu mengusik ku, aku Lelah hyung..." adu Dino dengan air mata yang mengalir deras dari mata nya.
"Aku sudah Lelah untuk menghadapi nya hyung, aku kehabisan akal untuk sekedar mencari alasan untuk menghindari mereka. Aku harus bagaimana lagi hyung, aku takut. Aku tidak ingin lagi herurusan dengan mereka."
Dokyeom dengan segera membawa adik nya kedalam pelukan hangat. Mencoba mencari-cari tujuan dari setiap kalimat yang adik nya sampai kan, usapan lembut di punggung dan kepala Chan juga tak henti di berikan sampai merasa nafas Chan mulai tenang.
"Tenang lah ya, aku akan bantu sampai kan ke perusahaan tentang masalah mu atau kita bisa bilang ke Scoup hyung dulu supaya bisa mencari pencegahan pertama nya" Dokyeom menangkup wajah Chan sambil mengapus sisa air mata yang tertinggal tanpa merusak riasan nya.
Chan tak menjawab, tubuh nya kembali masuk dalam dekapan Dokyeom tak peduli hyung nya harus ganti jas saat tampil nanti karena jas nya kini sudah basah dengan air mata nya. Chan hanya sedang mencari kenyamanan dan rasa aman yang terpancar dan bisa di rasakan oleh Chan dari pemilik senyum menawan ini. Kecupan-kecupan penenang juga bisa di rasakan puncak kepala nya hingga turun menenang kan pikiran yang berantakan.
"maaf hyung,maaf".
"Maaf tidak bisa menjelas kan maksud ku yang sebenar nya."
*****
"Begitulah hyung yang Chan ceritakan. Aku tidak bisa menangkap dengan pasti dari cerita nya tapi kurasa yang di maksud adalah saseang yang selalu mengikuti kita itu hyung" Seungcheol menghela nafas lelah sambil menatap langit kamar nya.
"Jadi maksdu mu, Chan sedang di serang saseang?" Dokyeom mengangguk mantap sebagai jawaban.
"Bukan nya sudah biasa kita menghadapi serangan seperti ini? Perusahaan juga tidak pernah main-main dengan saseang yang mengganggu kita." Joshua yang bersandar di dinding kamar itu mengingat berapa banyak serangan saseang yang sudah mereka hadapi sedari debut dulu.
"Apa perusahaan pusat kita yang sekarang tutup mata dengan serangan kapeda artis nya?" Jeonghan nampak kesal hingga meremat kapas bekas nya menghapus make up.
"Sudah lah, biar besok pagi aku sampai kan ke perusahaan biar mereka memperketat pengamanan dan mencari saseang itu," Seungcheol yang nampak Lelah itu mulai menyaman kan diri di atas kasur, "Kalian tidak mau kembali kekamar? Aku tidak sedang berniat pesta piyama."
pengusiran dari pemilik kamar menjadi tanda bahwa tiga kepala yang lain harus segera pergi dari sana.
"ddaddu-ya !" panggilan dari pintu depan pintu kamar membuat Scoup mengangkat kepala,
"Hmm"
"Kembali kan pelembab ku."
Ps*kritik nya kakak.....
Happy reading🐣
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE
أدب الهواة"hyung jangan...!!!! ini masalah ku biar aku yang selesai kan, kau tak perlu mengorbankan diri mu hyung" "kau terlalu dewasa maknae-ya, bersandarlah pada ku jika kau segan pada yang lain. aku akan membuka tangan ku lebar saat kau minta pelukan damai...