"Maaf"
Genta menuduk dalam. Ia kecewa mendengar ini semua.
Kenapa Gerald selalu egois? Kenapa lelaki itu tidak pernah menghargai Mikha yang selalu ada? Kenapa juga Gerald meminta nya meninggalkan Mikha lalu mempermainkan perasaan Mikha sesuka lelaki itu?!
Genta kecewa, ia marah pada dirinya sendiri. Kenapa ia harus— harus ke Kanada?! Kenapa Gerald yang sialnya berstatus kembaran nya itu begitu brengsek?
".. gue minta maaf" Genta mengambil lembut sebelah tangan Mikha. Yang heran nya Mikha tidak merasa asing dengan sentuhan Genta. Padahal ia masih sedikit ragu dengan Genta.
"Maaf banyak kasih luka ke lo, maaf karena ga becus jaga lo kayak janji gue Mik .. maaf—"
"Semua yang terjadi di hidup gue ga di atas kendali lo. Ga seharusnya lo nyalahin diri lo sendiri"
Walaupun Genta sedikit tersentil akibat kosa-kata yang dipakai Mikha, ia mengesampingkan itu dulu. Rasa sakit teramat besar di hati nya tidak bisa membuat nya berpaling.
Ia sangat kecewa.
"Lo lupain semua nya?"
".. iya"
"Mik? Boleh gue peluk bentar ga? Gue kangen banget sama lo" Melihat pandangan yang begitu sendu dari Genta membuat Mikha luluh.
Setelah mendapat izin dari Mikha, Genta langsung mendekap lembut tubuh kecil Mikha.
"Dulu lo suka pelukan. Tapi gue juga suka" gumam Genta pelan. Tapi masih dapat di dengar Mikha. Entah mengapa Mikha dapat begitu mempercayai lelaki yang mengaku 'kembaran Gerald' itu.
Seperti diri nya dapat mengetahui perbedaan kedua nya.
Sementara itu, di tempat lain, seorang lelaki berpakaian olahraga kini tengah duduk di pinggiran lapangan. Mengamati beberapa siswa-siswi yang sedang bermain basket, badminton, atau menghabiskan jam olahraga mereka dengan bergosip bagi para siswi.
"Ndra!"
Merasa punggung nya di tepuk, Gerald menoleh pada pemuda yang baru saja ikut duduk di samping nya. Menatap lurus ke arah lapangan.
"Dia ga datang. Gue denger sakit" ujar Arvino tanpa menoleh pada Gerald yang menatap nya, seakan menunggu Arvian mengucapkan sesuatu.
"Sakit?"
"Ck! Lo ini kenapa sih? Lo suka kan sama Mikha?"
Gerald membuang pandangan nya ke arah lain saat Arvino menoleh menatap nya.
Arvino merasa Gerald terlalu kekanak-kanakan. Kalau memang suka, kenapa tidak menerima Mikha dari dulu? Jika dibilang Gerald masih menyukai Mikha dari saat ini, itu mustahil.
Karena dari dulu, dirinya lah yang selalu dipercaya Gerald untuk melihat kabar Mikha setiap hari nya. Arvino heran dengan Gerald yang selalu bermain 'kucing-kucingan' seperti ini.
"Lo malu punya cewe kayak Mikha? Mikha cantik kok, pinter lagi"
"Lo ga tau Ar"
"Iya, gue selalu ga tau. Setiap gue bahas ini, gue memang selalu ga tau kan? Kenapa lo ga pernah kasih tau?"
Gerald hanya diam. Tidak membalas lagi kalimat Arvino.
"Kalo terus ngamat-ngamati gini, lo bakal nyesel Ndra"
"Gue udah nyesel dari awal" ujar Gerald pelan, yang samar-samar di dengar Arvino.
••••••
Tok .. tok ..
"I'm in?" Ijin seorang lelaki yang berada di luar ruangan. Tak ada yang menyahuti dari dalam ruangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit.
Novela JuvenilMemang benar cinta banyak tantangan. Tapi bukan berarti kita ga mampu?! Gerald dan Mikha hanya 2 remaja labil yang saling terjebak dengan banyak nya kondisi dan perasaan yang silih berganti. Spoiler : "A*jing" umpat Gerald. Davendra Gerald Alaskar...