BERDEBAR

484 210 479
                                    

Bulan Audreynia Donia yang kerap dipanggil Bulan perempuan cantik berambut panjang.

Bulan, sosok perempuan yang memiliki paras yang cantik. Pemilik wajah cute, serta rambut panjang se punggung membuatnya semakin cantik. Bulan masih duduk di bangku SMA kelas XI. SMA Airlangga School Jakarta Selatan, di situlah Bulan bersekolah.

Di kelas XI MIPA 2, Bulan yang sedang duduk di bangkunya dengan posisi menelungkupkan kepalanya di atas mejanya. Ia menatap ke arah pintu kelas melihat kehadiran Chevania Pisa Pricilla dan Fiorenza Gladys yang biasa dipanggil Nia dan Fio, baru datang ke kelas. Mereka pun berjalan menghampiri Bulan yang masih menelungkupkan kepalanya.

"Diam-diam bae lo," ujar Chevania ia pada Bulan, sambil duduk di samping Bulan dan Fiorenza duduk dibangku depan yang berdekatan dengan mereka berdua.

Bulan yang tengah menelungkupkan wajahnya. Ia mendongak, menatap Chevania dan Fiorenza yang sudah berada di depannya.

"Lo kenapa, Lan?" tanya Fiorenza pada Bulan yang kini sudah duduk di kursinya yang berada di depan bangku Bulan dan Chevania. Dia lantas menoleh ke arah belakang, menunggu jawaban dari temannya itu.

"Pasti karena Radit yaaa" tebak Chevania

Bulan hanya merespon dengan anggukan kepala.

"Si Radit jailin lo apa lagi nih? Sampai wajah lo kayak topeng monyet!" celetuk Fiorenza pada Bulan hingga dibalas dengan tatapan sinis dari Bulan yang tampak kesal.

"Mulut lo mau gue gorok, hah?!" Ketus Bulan.

"Ehhehe bercanda bestie, jangan marah-marah entar cepet tua loh, " Fiorenza tertawa. "Emangnya lo ada masalah apa sama Radit?"

"Lagi bertengkar sama Radit ya?" Timbal Chevania.

Bulan menatap mereka berdua lalu ia menghela nafas sejenak dan menyenderkan punggungnya di senderan kursi."Gue lagi kesel sama Radit," balas Bulan.

"Kalian tau nggak, kalau---"

"Nggak"

"Enggak tau dan nggak peduli"

Bulan menggembungkan pipinya kesal karena ucapannya langsung dipotong oleh kedua sahabatnya itu.

"Ihhh ... Jahat banget sih lo. Gue belum selesai cerita kenapa dipotong anjir."

Chevania dan Fiorenza terkekeh.

"Ya udah lanjutin ceritanya lan," ujar Chevania. Dari pada Bulan tambah kesal dan berakhir membuat telinganya sakit mendengar ocehan sahabatnya.

"Jadi gini, kemarin malam gue beli bubur ayam. Kalian tau 'kan kalau gue sama Radit udah temenan sejak lama dan orang tua gue sama orang tua Radit juga udah berteman sejak SMP? Jadi, udah lengket banget!"

Chevania dan Fiorenza menganggukkan kepalanya, mendengarkan Bulan yang mulai bercerita.

"Jadi gini, kemarin malam Radit datang ke rumah gue dan dia langsung masuk ke kamar gue. Habis itu, dia malah makan bubur ayam yang gue taruh di meja belajar. Gue kesel banget, padahal udah capek-capek beli, malah dia yang habisin! Ngeselin banget, 'kan?"

Chevania dan Fiorenza menjadi pendengar ocehan Bulan sepanjang waktu. Sampai mereka tidak sadar kalau seisi kelas sudah ramai akan siswa dan jam pertama mata pelajaran fisika akan dimulai.

"Bunda Alin ngidam apa sih punya anak kok ngeselin banget, pingin banget gue pites terus gue goreng sampai jadi tempe penyet."

Sepertinya ini bukan ocehan lagi, melainkan curhatan hati seorang gadis yang tekanan batin dengan teman kecilnya.

BULANRADIT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang