Seperti biasa ketika jam pelajaran selesai dan digantikan dengan jam istirahat Yaya akan pergi ke kantin untuk makan siang, ingat 'sendirian' sebab dirinya tak mempunyai teman.
Ketika Yaya selesai memesan makanan dan membawanya dengan nampan dirinya segera mencari tempat untuk duduk.
Namun Yaya tak melihat bahwa ada satu kaki yang sengaja di selonjorkan, akibat dari hal tersebut makanan yang dibawa oleh Yaya menjadi tumpah.
OMO!! Lihat lah, siapa yang berada di depan Yaya, dia Aurel dan baju nya... basah akibat tumpahan dari kuah bakso miliknya.
"Maksud lo apa sialan?!! " Sentak Aurel dengan reflek sambil berdiri.
"A-aku ga sengaja rel, a-aku tadi kesandung a--" Ucapan Yaya terpotong.
"Bodoamat mau lo kesandung, keserimpet, kejungkal, gue ga peduli. Yang penting sekarang, GANTI BAJU GUE SIALAN!!" Bentak Aurel.
"Uang aku habis rel, aku buat beli bakso tadi. "
"Inget ini! GUE GA PEDULI!!"
"INTINYA CEPET GAN--"
"Biar gue yang ganti. " Suara bariton menghentikan pertikaian mereka.
"Berapa butuhnya? " Tanya orang itu.
"Ga usah sok jadi pahlawan kesiangan, gue ga ada urusan sama lo! " Sewot Aurel.
"Lagian, emang lo ada duit ganti nih baju? Secara baju gue mahal mahal. " Sombong Aurel.
Pria tersebut merogoh saku seragamnya dan mengeluarkan dompet, dibukanya dompet tersebut lalu mengeluarkan kartu berwarna hitam.
"Lo ambil, gunain sepuas lo!!" Ucapnya lalu melemparkan kartu tersebut tepat di wajah Aurel.
Selesai urusannya pria tersebut menarik Yaya yang mematung pergi menjauh dari kantin.
"WOY SIALAN! BALIKIN SI CUPU!! " Teriak Aurel ketika tersadar.
"Ma-makasih." Ucap Yaya, gugup.
"Uang kamu, nanti aku ganti ya? " Tanya Yaya was was.
"Ga usah, gapapa. Lain kali kalau dia ganggu lawan aja. " Jawab pria tersebut yang dari tag name nya bertuliskan Muhammad Farizal A.
"Mau ngelawan juga percuma. " Gumam Yaya lirih.
"Oh ya, kamu Fariz ketua OSIS itu kan? " Tanya Yaya agak sedikit antusias.
"Iya, udah pada tau ternyata. "
Sedikit info kenapa Yaya bertanya, itu karena Fariz baru mencalonkan diri sebagai ketua OSIS baru baru ini. Sebab, ketua OSIS yang lama pindah sekolah, alasannya? Biarlah jadi urusan mereka.
"Siapa sih yang ga tau, kenalin aku Yaya gadis korban bully. "
Melihat tatapan sendu dari Yaya sebenarnya hati Fariz sedikit teriris, "Ada saatnya orang yang kaya gitu bakal dapat balasannya. "
"Gue ke kelas dulu ya, udah mau bel. "
"Oh, ya. Silahkan."
"Lo orang pertama yang mau bantu gue. " Gumam Yaya.
"Apakah gue harus bergantung terus sama lo Zal? " Lanjutnya.
Yaya berjalan disepanjang koridor sekolah untuk menuju kelasnya, setelah sampai baru saja duduk bel sudah berbunyi.
Waktu pulang sekolah tiba, Yaya keluar setelah semua siswa-siswi keluar dari kelas.
Di depan gerbang Yaya celingak celinguk, keningnya mengerut membaca tulisan pada sebuah butik yang memang ada tak jauh dari tempat sekolah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Me Yaya
General FictionSeorang anak harus menelan pil pahit dalam hidupnya, tak dianggap, diabaikan, dibenci, dimaki, itu menjadi makanan sehari harinya. Bahkan teman-teman nya sekali pun, ah bisakah mereka disebut teman? Sepertinya tidak. Bagaimana ada teman yang membua...