Chapter 6

563 45 2
                                    

[SETIAP CHAPTER ACAK. DIMOHON UNTUK LEBIH TELITI LAGI!]

Btw yg belum follow akun Ndew, buruan follow untuk info jadwal up yg tidak menentu + ayo mampir story baru ndew yg berjudul 'MALE LEADS'

•••

"Bagaimana?"

Sesaat terjadi keheningan beberapa detik. Tangan yang terdiam di atas meja perlahan bergerak mengetuk ngetuk meja

Melihat sekilas ponsel yang ia pegang. "Gue udah lakuin yang lo suruh"jawab nya enteng

Segera setelah mengatakan itu. Terdengar seruan antusias dari ponsel yang ia pegang

"Itu bagus. Lagi pula sampai kapan lo benci sama adik lo sendiri"

Melihat tangan nya yang ramping. Raisa mengangguk membenarkan. bagaimana pun tidak ada hubungan nya dengan Nesha

Nesha hanya lah korban keegoisan wanita itu. Tidak ada yang bisa memilih dari siapa Kita dilahirkan atau dari keluarga mana kita dilahirkan.

"Gue udah minta maaf."

Sebenarnya tidak mudah bagi Raisa untuk menjadi kakak yang baik untuk Nesha. Terlebih sejak kecil ia selalu jauh dibawah Nesha.

Iri? Tentu saja tidak. Raisa kecil sangat bangga dengan adik nya hanya saja sejak saat itu kerabat nya selalu memandang rendah Raisa bahkan merendah kan nya secara terang terangan.

Itu yang membuat raisa menghindari sang adik . bukan karena membenci nya tapi karena ia tahu bahwa ia tidak layak menjadi seorang kakak.

Dan orang orang selalu salah mengartikan sikapnya. Raisa juga tau bahwa sang adik sangat ingin dekat dengan nya tapi ia malah memilih mendorong nya pergi.

Jauh didalam lubuk hati nya. Raisa juga sangat ingin menjadi kakak yang selalu bisa diandalkan tapi apa yang ia pikirkan dan apa yang ia lakukan selalu berbanding terbalik.

'um' Raisa menjawab samar

"Terus... Perkembangan hubungan lo?"

Tanpa sadar ia melihat pantulan dirinya didepan cermin. Raisa mungkin sadar akan perasaan nya yang mulai menyukai Arkan.

Tapi dia tidak tahu perasaan Arkan terhadap dirinya. Mengingat kembali interaksi hingga percakapan dengan pria itu.

Perempuan itu tidak bisa tidak menghela nafas. Entah sampai kapan pondasi yang mereka bangun tanpa persiapan akan bertahan sampai kapan.

Seolah tahu apa yang dikatakan adalah sebuah pantangan. Orang diseberang ponsel nya itu kembali bersuara

"Jawaban nya cuma dua. Satu lo harus mundur dan yang kedua bertahan"

Raisa mengeringit bingung mendengar itu. Bahkan ia tak sempat menjawab atau pun bertanya

"Adek lo. Siapa yang tahu kalau kalau suami lo itu tertarik sama adek lo. Nesha."

•••

Orang yang dibicarakannya kini hanya bisa terdiam menunggu penjelasan Athaya.

Athaya tertawa melihat reaksi sahabat nya "gue bercanda soal party club. Sebenarnya party nya di hotel."

Penjelasan Athaya tentu Saja tidak membuat Nesha bereaksi. Dua dua nya menurut Nesha sama saja.

Hey! Nesha tidak begitu polos. Ia tahu sedikit tentang kenikmatan duniawi.

"Karena hotel ini milik keluarga nya. Orangtuanya mutusin ngadain party di properti milik keluarga. ini ga seperti yang lo pikirin"ungkap Athaya

Nesha tersentak mendengar apa yang dikatakan sahabat nya. Tak ayal membuat Nesha tersipu malu bagaimana pun ia berpikiran kotor

Melihat reaksi malu malu sahabat nya tentu saja tebakan nya benar yang membuat Athaya dibuat tertawa. Padahal ia hanya menebak

"Aku.. aku gak berpikiran kotor"

"Gue ga bilang lo berpikir ke arah sana" jawab Athaya. Semakin membuat Nesha malu

Kini keduanya telah sampai ditempat tujuan. Saat mereka datang semua pasang mata menatap keduanya dengan berbagai ekspresi

Nesha gugup. Dia tidak mempedulikan pandangan orang orang terhadap dirinya. Hanya saja ini pertama kalinya ia datang ke acara pesta seperti ini.

Athaya membawa Nesha masuk. Langsung ke tuan rumah pemilik acara. Itu membuat orang orang yang sedari tadi menunggu iri terhadap keduanya.

Semua tamu memiliki kartu akses party yang dikirim bersama undangan. Jadi sebelum masuk, mereka harus memperlihatkan kartu tersebut kepada penjaga di luar

Tapi kedua perempuan itu sepertinya sangat spesial jadi itu sebabnya mereka tidak dihentikan oleh penjaga dan itu juga yang menjadi alasan orang orang iri terhadap keduanya.

Kembali ke Athaya dan Nesha. Keduanya itu berjalan dan penjaga yang menjaga pintu ruangan segera membuka pintu untuk mempersilahkan masuk.

Ketika pintu itu terbuka orang orang dalam ruangan segera melihat kearah kedua nya. Entah kenapa mereka menjadi pusat perhatian.

Athaya melihat ke seluruh sudut ruangan dan tidak terlalu memikirkan orang orang yang melihat dirinya dan sahabat nya Nesha.

Melihat seseorang yang ia kenal, segera Athaya menarik Nesha. Membawa nya ke tempat orang orang yang dia kenal.

"Hi" sapa Athaya

Ketiga cowo yang tengah mengobrol itu seketika berhenti menatap keduanya.

"Oh? Athaya juga disini"ujar Luke, cowo itu tersenyum hangat menatap bergantian kearah Athaya, Nesha

Nesha terdiam kaku. Nesha tidak mengenal siapapun bahkan ia tidak cocok berada disini sekarang

Diam diam ia pergi ke sudut ruangan tempat yang cocok untuk nya duduk dan melihat interaksi orang orang itu sembari membawa makanan dan minuman yang disediakan

Hanya saja netra nya tanpa sengaja menatap seorang pria yang kebetulan menatap nya juga.
Tiba tiba saja ia menjadi merinding.

Mungkin itu karena pendingin ruangan ini ditambah gaun yang ia pakai memperlihatkan bahu ramping nya.

"Sebaiknya nanti minum obat agar tidak masuk angin"

•••

Next chapter 7? Vote harus lebih dari 20

Jangan lupa follow+ vote+ and comments ya baby 🐥

DITUNGGU NOTICE NYA! Ngomong ngomong jangan lupa mampir ke story baru ndew yg berjudul 'MALE LEADS'

Info spoiler 🙄

TRANSMIGRATION BECAME THE FAME LEADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang