"Pakek!"titah Sabian pada Byna sambil menjulurkan jaketnya.
"Terus kamu pakek apa?"
"Gue masih ada sweater di tas."jawab Sabian. Byna mengangguk lalu menerima jaket yang di ulurkan Sabian.
Setelah melapisi seragam menggunakan jaket maupun sweater. Keduanya pun masuk ke Gramedia, Sabian dengan sabar menunggu Byna yang asik memilih buku di depannya.
"Bi, pengen semua. Bagus bagus banget jadi pengen borong."
"Yaudah borong aja."
"Uangnya nggak cukup,"
"Gue bayarin."
"Nggak mau."
"Yaudah gue tambahin."putus Sabian pada akhirnya.
"Tapi kalo diganti mau ya?"
"Iyaaaaa."jawab Sabian pasrah.
"Oke,"Byna mengambil beberapa buku ke dalam pelukannya. Lalu berkeliling lagi dan memilih lagi.
"Bi,"
"Hm?"sahut Sabian yang juga sibuk melihat dan membaca sinopsis buku di sekitarnya.
"Boleh bawain beberapa nggak bi? Tangan aku nggak muat."
"Sini,"
Byna mengembangkan senyumnya, lalu memberi beberapa buku untuk cowok itu bawa.
"Banyak banget, Byn. Emang bisa baca sebanyak ini?"
"Bisa,"
"Awas kalo gara-gara baca buku ini Lo ngacangin gue. Gue buang semuanya."ancam Sabian serius.
"Enggak, Biiiiii."
"Balikin ah. Beli tiga atau nggak empat aja. Ntar mata Lo rusak."
"Jangan, Bi. Aku pengen ngoleksi novel tauuu!"
"Halah, Lo beli ginian biar bisa banding-bandingin gue sama karakter fiksi kan?"
"Enggak, Bi. Ya Allah. Masa kamu cemburu sama karakter fiksi sih? Ya walaupun ganteng-ganteng sih, hehehe...."
Sabian memutar bola mata malas, lalu membolak balik buku di genggamannya. "Apa sih kelebihannya. Ganteng jug gantengan gue. Gue tuh kurang apa, Byn? Ganteng iya, real iya, bisa dipeluk lagi."cerocos Sabian yang membuat Byna malah ingin tertawa karenanya.
"Kamu kalau sama orang lain irit ngomong, tapi kalo sama aku cerewet banget ya?"
"Ya harus dong. Kita kan harus menjalin komunikasi yang baik,"jawab Sabian.
"Oh gitu."
"Ya iyalah."jawab Sabian ngegas. Byna cekikikan, kemudian fokus pada buku bukunya lagi.
"Bin, kaki gue capek ngliter Mulu,"adu Sabian yang mulai berhenti berjalan.
"Sebentar lagi, Bi. Biar genap sepuluh."
"Gue lebih rela ngajak Lo keliling Indonesia dari pada keliling rak buku. Mata gue sepet lihat buku. Buku sekolah gue aja nganggur noh dirumah. Lo doyan banget ginian, gue mah ogah." Cerocos Sabian.
"Membaca itu membosankan."sambungnya."Iya lah. Kamu kan doyannya tawuran."sahut Byna tanpa memandang cowok itu.
"Lah kok gitu sih?"
"Ini udah sepuluh, Bi. Ayo!"ajak Byna mengalihkan pembicaraan.
"Kemana?"
"Bayar lah,"
"Oh iya,"
Setelah membeli beberapa novel yang Byna inginkan, mereka pun keluar dan mencari tempat makanan terdekat. Dan pilihan mereka jatuh di warung ayam geprek pinggir jalan sesuai yang Byna mau. Mereka pun duduk di meja yang sudah disediakan sambil menunggu antrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTROPHILE (ArcherByna)
Teen FictionASTROPHILE-Tentang gadis penyuka benda langit dan laki-laki penyuka hujan. Sabyna Senja Grahana. Gadis dengan sejuta luka yang tak pernah sembuh. Gadis dengan sejuta warna yang tak pernah sirna. dan senyum yang menutupi sejuta rahasia. Dan Sabian A...