Chapter 1

164 7 1
                                    

Fated Encounters
by
@bebebkawai
______

Thank you for being a part of this chapter.
Please, Dont forget to vote and Comment.

______

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

Tahun demi tahun berlalu dan hari terus berjalan seperti yang seharusnya. Matahari perlahan menampakan wujudnya, memberi isyarat pada manusia untuk kembali memulai aktivitas. Tak seperti biasanya, suasana pagi kali ini terasa sedikit berbeda; terasa lebih sejuk dan menenangkan. Mungkin, disebabkan oleh pergantian musim baru-baru ini.

Walaupun sinar matahari mulai menerangi dinding-dinding kamar, sama sekali tak membuat seorang perempuan dengan gaun tidur berwana putih terusik. Tak seperti biasanya, perempuan itu belum juga terbangun dari tidurnya. Padahal, biasanya ia akan bangun lebih awal dan menyapa seluruh penghuni kediaman keluarga Damocles—salah satu bangsawan kekaisaran Ascalfordo—dengan senyuman manis.

Waktu terus berjalan, hingga sayup-sayup kelopak mata perempuan itu terbuka. Dengan keadaan setengah sadar, ia menatap langit-langit kamarnya yang dihiasi oleh ukiran indah nan cantik. Kemudian melirik ke arah nakas, memperhatikan sebuah bros biru kecil dengan pandangan yang sulit diartikan.

Dia mengalihkan pandangan dan menghela napas pelan. "Aku berharap bisa bertemu dengan mu lagi," katanya, penuh harap.

Sudah delapan tahun lamanya sejak pertemuannya dengan lelaki asing itu, ia tak kunjung mampu melupakannya. Terdengar cukup konyol, memang. Sebatas pertemuan singkat, tapi cukup mampu membuatnya begitu kesulitan dan selalu mengharapkan takdir membawanya kembali bertemu dengan lelaki itu.

Sejujurnya, ia tak paham apa yang membuatnya seperti ini. Tapi, bagaimana lelaki itu memperlakukan dirinya dan bagaimana lelaki itu menatapnya, membuat perempuan itu merasakan perasaan aneh yang tak ia mengerti.

Apalagi... ketika mengingat lelaki itu adalah orang pertama yang gadis itu kenal, atau lebih tepatnya yang ia tahu.

Ia sempat berpikir untuk melupakan kejadian itu, karena ia rasa pertemuan mereka hanya didasari ketidaksengajaan. Namun entah kenapa, ia selalu gagal, selalu saja ada hal yang membuat dirinya teringat kembali dengan lelaki itu. Seperti memimpikan seseorang yang berkata 'Hanya kau yang bisa.' dan, masih banyak lagi.

Sampai-sampai, setiap malam, saat ia menatap rembulan malam; gadis itu selalu bertanya-tanya, 'Bagaimana cara agar aku bisa bertemu dengannya?'.

Lamunan perempuan itu buyar ketika pintu kamarnya terbuka dengan kasar, sontak ia menegakan tubuhnya untuk melihat siapa yang telah membuat kebisingan di pagi hari. Perempuan itu menghela napasnya ketika melihat seorang lelaki—bersurai kuning keemasan—sedang berdiri tak jauh dari posisinya saat ini, lelaki itu melangkah mendekati dirinya, tak lupa dengan beberapa pelayan wanita dibelakang nya.

Fated EncountersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang