Fated Encounters.
by
@bebebkawai
______Thank you for being a part of this chapter.
Please, Dont forget to vote and Comment.
____________
Asteria tak tahu di mana ia berada sekarang, sepanjang perjalanan gadis itu hanya bisa menunduk menyalahkan dirinya dan mengharapkan keselamatan Gilbert. Sungguh, ia tak ingin Gilbert terluka karena orang itu.
"Jalan lebih cepat! Jangan menyusahkan kami," perintah salah seorang prajurit sembari menarik tali yang terhubung pada lengan Asteria.
Asteria meringis merasakan kulitnya terus bergesekan dengan tali yang bertekstur kasar itu. Walaupun matanya tertutup oleh kain dan sulit baginya untuk melihat, tetapi ia sangat yakin kondisi lengannya saat ini sudah memerah.
Suara tegas dan lantang terdengar dari mulut para prajurit.
"Atas berkat dan kemuliaan, semoga keselamatan senantiasa menyertai kerajaan Ascalfordo. Hormat kami, Yang mulia raja Adelion." Prajurit itu berlutut, memberi hormat kepada pemimpin mereka.
Huh? Asteria ingat nama itu; nama yang pernah di ceritakan oleh sang ayah saat ia tak sengaja menemukan sebuah buku tergeletak di meja perpustakaan—meski hanya sedikit.
'The king of Ascalfordo, Adelion Castor de Ascalfordo. Seseorang yang mampu menulis sejarah baru dengan naik takhta di usia mudanya dan...'
Ah, aku melupakan bagian selanjutnya.
Tapi... Asteria ingat bagaimana dirinya terkagum saat mendengar nama itu. Dan sejujurnya, ia penasaran bagaimana rupa sang pemimpin kekaisaran yang makmur ini. Namun, sekarang situasinya sungguh berbeda—untuk sekedar menarik saja rasanya sulit. Hanya rasa takut yang ia rasakan saat berhadapan langsung dengan orang itu.
"Yang Mulia, dengan hormat saya melaporkan bahwa kami telah menangkap salah seorang pelaku kejahatan yang membahayakan kekaisaran. Ia merupakan pelaku dari penusukan rakyat Drowan, Yang Mulia..." Drowan adalah sebutan untuk wilayah perdagangan kecil di seberang kota.
Tepat setelah prajurit itu menyelesaikan ucapannya, aura menusuk seketika terasa oleh Asteria. Jantung perempuan itu berdetak begitu kencang, bahkan bulir-bulir keringat mulai mengalir di dahinya. Dia jelas ketakutan saat ini. Tapi ia tak bisa apa-apa.
Begitu pula dengan para prajurit di ruangan, mereka hanya diam tak berkutik. Seolah-olah hanya akan bergerak setelah diberi perintah.
"Bawa dia mendekat."
"Baik, Yang Mulia!" Asteria menggeleng keras mendengar kalimat perintah itu, dia memberontak saat seorang prajurit hendak membawanya kehadapan Adelion.
"Tidak mau! Jangan sentuh aku!" Asteria berusaha sekuat tenaga untuk menghempaskan cengkraman prajurit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Encounters
FantasyKetika seseorang yang telah menyelamatkan nyawa Asteria menghilang sebelum ia sempat mengucapkan terima kasih, Asteria memutuskan mencari keberadaan orang itu tanpa ragu. Meskipun dia tak pernah sepenuhnya memahami perasaan yang ia rasakan, ia tetap...