3.teman

2 2 0
                                    

Suara ketukan langkah sepatu menghantam lantai terdengar jelas di sepanjang koridor yang sudah sepi karena memang sudah jam 7.30

Gadis bergaya rambut wolfcut itu berhenti sejenak menumpukan kedua tangannya diatas lutut lalu menyeka keringat di pelipis nya. Napasnya tidak beraturan akibat ia dikejar oleh pak devian karena terlambat.

"Hei Venta jangan kabur! Berhenti sekarang juga!"

Arventa menoleh kebelakang dan menemukan pak devian yang berlari ke arahnya dengan tangan yang memegang gagang sapu. Sontak arventa pun kembali berlari untuk menghindari kejaran guru killer itu.

Ketika venta menoleh ke belakang ia melihat guru itu tampak terengah-engah. Gadis itu cekikikan lalu melanjutkan tujuan awalnya untuk membolos jam pelajaran pak devian.

Tembok kokoh yang tinggi inilah satu-satunya jalan yang paling aman untuk keluar tanpa adanya hukuman.

Tanpa rasa takut venta mulai menyusun meja yang sudah tidak terpakai dan juga kursi agar ia bisa naik ke atas tembok.

"Woi turun!" hap alvin berhasil menangkap kaki arventa.

Arventa terjolak kaget, ia mengelus dadanya lalu menatap tajam alvin yang datang tiba-tiba mengejutkannya.

"Ck, lepas"

"Turun nggak lo"titah alvin
Itu untuk kedua kalinya

"Memang bandel ya lo"

Merasa ucapannya tidak akan dituruti ,alvin memilih untuk menarik satu kaki venta yang berhasil ia pegang

"Eh bego nantik jatuh woi"

"Turun nggak ?"

"Nggak mau"

Yap venta berhasil membolos tetapi sepatunya ada di alvin karna saat adegan tarik menarik tadi sepatunya terlepas.

"Lempar aja deh ni sepatu gue bisa beli lagi" ucap arventa sembari melepas sepatunya

"Nih rasain lemparan nurjana gue" yak tepat sasaran sepatu yang di lempar arventa mengenai kepala sang ketos yang lain dan yang tak bukan adalah alvin.

"Awww Ssh sakit bego awas aja lo ARVEN"

"Bodo amat, dah deh babay gue ngopi dulu yaa"

Arventa pun berlari ke mini market dimana ia memarkirkan motornya.

"Mbk makasih ya, udah dijagain"

"Oh iya kak sama-sama"

"Nih mbk"arventa menyodorkan uang 20 ribu

"Tapi saya bukan tukang parkir dek"

"Gapapa buat mbk nya aja, ya udah ya mbk saya pergi dulu"

Motor arventa melesat jauh dari sekolah sebelum ia ke cafe yang sering ia kunjungi ia pergi ke toko sepatu dahulu ,tak mungkin ia pergi ke cafe seperti ayam.

Setelah ia mendapatkan sepatu yang pas lalu arventa melajukan motornya ke cafe taria untuk membolos.

Sesampainya di sana ia melihat geng forte sedang membolos juga tapi ia Bodo amat karna memang sering bertemu

"Weh nu itu ada arven tuh"

"Trus?"

"Dia tu satu-satunya cewek yang pernah ngalahin ketua wasted, mending dia aja disuruh balap nantik malem kalau menang pun uang nya bakal buat kita dia kan sultan coy"

"Panggil"

"Arven"

Arventa yang mendengar namanya hanya menoleh dan menaikkan satu alisnya kepada haptian yang memanggilnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnxietasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang