BAB 2 : Dewangga

8 1 1
                                    

Happy Reading~

🪐🪐🪐

Kala tiba di rumah jam 10 malam, ia masuk rumah dan sudah sepi mungkin nenek nya sudah tidur.

Kala menyimpan sepatunya di rak dan meregangkan tubuhnya yang terasa sedikit pegal lalu ia berjalan menuju kamarnya.

" Hei "

Kala menoleh, ia memutar matanya malas saat ia mendapati Damar, ayahnya yang sedang sempoyongan berjalan ke arahnya, kenapa lagi kalau bukan mabuk.

" Kenapa? " Tanya kala

" Habis gajian? Sini uang lo mau gua pakai- uweekkkk " belum selesai berbicara ayahnya sudah memuntahkan isi perutnya.

" Uangg!!! Gua mau judi lagi! " ujar ayah kala bertumpu pada sofa

" Kenapa? Udah bangkrut? " tanya kala

" Gausah banyak omong! Sini uangnya, ini tanggal gajian lo kan " damar mulai tersulut emosi

" Gaada, udah ya aku cape " Niskala kembali berjalan dan mengabaikan ayahnya.

" Lo mau kurang ajar hah?! "
Damar mendekat ke arah kala lalu menarik tas gadis itu

" Apa apaan sih! " Kala memberontak ia mempertahankan tas nya

Bugghh!!

" Uhukk.. " kala terbatuk saat ia merasa pipinya mati rasa dan darah keluar dari sudut bibirnh, ia memegangi pipinya yang terkena Bogeman dari damar.

" Kalau gua bilang uang ya kasih bego! Gausah sok sok an ngelawan " damar berlalu dari sana setelah mendapat semua gaji Niskala.

Kala mengepalkan tangan nya, ia menatap kosong ke depan. Selalu saja begini, ia selalu tak berdaya melawan semua yang orang tuanya lakukan.

" Kala!! nakk.. ya Allah" nenek keluar kamar berjalan tergopoh gopoh saat melihat cucunya di lantai dengan memar di pipinya dan darah di sudut bibirnya.

" K-kamu gapapa nak? I-ini sakit kan?" Nenek menyentuh memar itu membuat kala meringis

" Gapapa nek.. nenek istirahat aja, udah minum obat kan? "

Nenek menggeleng.

" Jangan alihkan pembicaraan kala. Ini nenek obati, ayo sini "

Nenek menarik cucunya ke sofa lalu ia ke dapur mengambil es untuk mengompres memar itu

" Akkhh.. nek pelan pelan.. " kala meringis

" Ini udah pelan.. "

Setelah di kompres nenek menatap wajah lelah cucunya yang di lukis oleh memar, ia mengelus rambut Niskala lembut.

Kala memejamkan matanya menikmati belaian lembut itu.

" Kamu sabar ya? Ini semua ujian.. nenek yakin setelah ini kamu akan dapat kebahagiaan yang luar biasa nak.. "

" Kala bahagia kok, kala bahagia punya nenek.. siapa bilang kala ngak bahagia? kala kuat juga karena ada nenek. "

Nenek mengelus kepala kala.

" Nenek ngak bisa terus terusan ada di samping kamu, obatin kamu kalau sakit, masakin kamu.. meluk kamu pas lagi capek.. nenek cuma berpesan jangan pernah menyerah bagaimana pun keadaan tidak berpihak sama kamu.. semua akan indah pada akhirnya "

" Nenek ngomong gini kaya mau kemana aja deh, nenek mau tinggalin Kala? "

Nenek hanya tersenyum tipis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KALADENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang